𝐞𝐱𝐭𝐫𝐚; 𝐬𝐮𝐩𝐞𝐫𝐦𝐚𝐧 𝐛𝐫𝐞𝐚𝐤.

1.1K 96 8
                                    

Rate : T+
Cw : mention of drugs, ill

Jika ditanya apa hal yang Ravael benci di dunia ini, mungkin ia akan menjawab dengan lantang bila ia begitu sebal saat anggota keluarganya sakit. Terlebih jika penyakit itu menyerang keluarga intinya, seperti saat ini. Alex, suaminya, sedang mati-matian menahan rasa gatal yang tercipta di tenggorokan miliknya. Belum lagi cairan berupa lendir bening yang kerap turun dari hidung bangirnya membuat ia siap siaga dengan satu kotak tisu untuk selalu berada dalam jangkauannya.

Jam mencumbu pukul 2 siang, pria itu masih menggigil karena demam batuk serta flu akibat cuaca buruk yang menyerang kota tempat tinggalnya. Dirinya bukanlah pribadi yang mudah terkena penyakit, namun sekalinya terkena, total seluruh tubuhnya akan diserang dari berbagai kondisi seperti sekarang.  Sang Daddy dengan baik hati menggantikan perannya untuk sementara sebagai pengelola perusahaan, dan Mommy juga turut andil membawakan bubur abalone favoritnya serta obat-obatan herbal dari rumah.

Ravael?
Sosok mungil itu sedang meredakan tangis Logan karena ia merengek ingin bermain dengan sang Ayah. Lily disampingnya hanya tertegun melihat tangis kakaknya, sedikit bingung karena mungkin sampai saat ini ia masih merasa baik-baik saja dengan hiburan dari sang Popa. Tangannya masih sibuk mengunyah potongan strawberry sembari menonton kartun moomin dihadapannya.

"Logan baby... Ayah sedang sakit, jadi hari ini kita bermain hanya bertiga dulu ya?"

Anak itu masih sesenggukan, sedikit tidak terima dengan ultimatum Popanya karena sejak pagi ia belum mendapatkan ciuman hangat atau pelukan erat dari Ayahnya,

"Mau Yayah... hiks Yayah..."

Ravael menghela napasnya berat, sedikit pegal membujuk Logan selama satu jam. Namun nyatanya anak berumur 3 tahun itu belum menyerah untuk memberontak ingin berlari pergi ke kamar orang tuanya, hanya sekedar untuk mendapat ciuman selamat paginya dari sosok yang terkapar buruk diatas ranjang.

"Sebentar sayang," ucapnya dengan nada lembut, tak ingin membuat anaknya semakin rewel bila ia meninggikan suaranya.

"Hey boy, kenapa menangis jagoan Ayah?"

Tak lama sosok yang dinantikan muncul melalui layar gawai miliknya, membuat atensinya berpindah yang sebelumnya menatap pintu kamar orang tuanya lama, kini ia sudah menggenggam gawai Ravael untuk melihat jelas kondisi sang Ayah.

"Yayahh hiks kenapa Yayah takit? Lolo mau main tama Yayah..."

Pria itu terkekeh, "maaf sayang... hari ini superman libur dulu, nanti kalau Ayah sudah sehat kita pergi ke kebun binatang, mau?"

Sontak ia menggeleng, "nooooo Yayahh, Lolo mau molning kit dari Yayah..."

Pria itu tertegun, sedikit teringat dengan kebiasaannya saat bangun tidur. Sedari kecil memang ia selalu memberikan afeksi untuk seluruh anggota keluarganya tanpa terlewat satu hari pun. Mungkin hal ini menjadi kejanggalan bagi sang kakak, sehingga Logan sedikit uring-uringan saat tak mendapat cium atau pelukan darinya.

"Kan sudah dicium Popa... Logan dicium lagi saja ya sama Popa?"

Ia kembali menggeleng, "mau Yayah!" bentaknya, sedikit membuat Ravael terkejut karena tidak biasanya ia membantah omongan kedua orang tuanya.

𝐋𝐨𝐰𝐤𝐞𝐲; NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang