𝐞𝐱𝐭𝐫𝐚; 𝐭𝐡𝐞 𝐡𝐚𝐫𝐝𝐞𝐬𝐭 𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠

1K 78 40
                                    

Rate : T+
Cw : degrading, violence, mention of abortion

Pria bernama Alex itu sedang berkutat di dapur, lebih tepatnya dibalik meja pantry. Hari ini sang terkasih, Ravael yang sedang membawa calon bayi berusia 5 bulan itu rupanya tidak mampu untuk beraktivitas seperti biasa karena morning sickness yang tiba-tiba kembali menghampiri bila ia memaksakan badannya untuk berdiri. Dengan sigap sang suami mengajukan cuti selama 2 hari, khawatir Ravael masih belum mampu mengurus dua anak kembarnya esok pagi.

Tangan kanannya masih mengaduk susu hamil milik Ravael yang sudah tercampur dengan air hangat, sembari menunggu sayuran rebus untuk diberikan kepada Logan dan Lily sebagai camilan. Karena bosan, ia mengambil kotak susu hamil tersebut dan membaca isi nutrisinya secara perlahan. Kebetulan seminggu yang lalu Ravael mengeluh agar Alex mengganti merk susu hamilnya, karena sebelumnya yang disarankan oleh Jia kerap kali membuatnya mual.

"Kandungan vitaminnya ternyata lebih sedikit dibandingkan dengan rekomendasi dari Jia, sepertinya aku harus berbicara kepada Ravael demi kebaikan caramel."

Setelah memberi snack kedua bocah yang semakin rewel kian harinya berupa brokoli dan wortel, kakinya sudah dimanuver menuju peraduan utamanya. Sepertinya ia memakan waktu yang cukup lama, karena sekarang Ravael sudah tertidur pulas sambil memeluk guling putih kesayangannya. Melihat wajah damainya membuat Alex bersyukur karena telah berhasil meminang sang dewi dan mempertahankannya untuk sebuah keluarga, halang rintang yang dulu ia lalui kini berbuah sangat manis.

Mari kita berbalik sekilas menuju hari dimana Ravael dan Alex baru saja mengetahui bila di perut rata sang model telah terisi oleh calon anak kembarnya. Saat itu ia segera meminta restu kepada kedua orang tuanya dirumah, dan disambut baik oleh sang Mommy karena beliau begitu senang kalau anak tunggalnya tertarik dengan urusan percintaan. Ditambah ia juga akan menimang cucu, tentunya Daddy tidak ingin merusak euforia sang istri. Sedikit berat hati karena ia khawatir Ravael mengandung diluar pernikahan.

"Lalu, kapan kamu akan berbicara kepada keluarga Huang?"

Alex meneguk ludah, keluarga Huang yang dikenal menjaga anak semata wayangnya seperti berlian yang sukar ditempa membuatnya sedikit takut untuk berhadapan langsung seorang diri. Tapi ia tak ingin bertindak seperti pengecut, kali ini ia akan berjuang sendiri.

"Aku sudah meminta kepada tuan Huang untuk melonggarkan jadwalnya, jadi sepertinya besok siang aku akan hadir kerumahnya untuk meminta restu,"

"Perlu Dad temani? Kau tau, tuan Huang-"

Pria itu menggeleng, "tak apa Dad, aku yakin untuk bertemu sendiri. Biarkan hanya aku yang berbicara langsung padanya, aku tak ingin melibatkan kalian berdua terhadap persoalan ini."

Mommy berkaca-kaca, anak yang dulu begitu dimanja olehnya sekarang telah menjadi pria dewasa. Batinnya merapal doa, semoga pertemuan Alex dengan keluarga Huang mendapat kelancaran, meskipun sebenarnya beliau pun begitu khawatir. Seringkali ia mendengar gosip kalau nyonya Huang begitu pemilih dalam hal lingkup sosialnya, begitupun dengan sang anak yang selalu dijaga ketat disisinya.

Dan disinilah Alex sekarang, mobilnya sudah ia serahkan kepada valet yang memang tersedia di mansion Huang ini. Ravael pagi tadi mengabarkan sepertinya ia tidak bisa menemani Alex untuk berkunjung di kediamannya karena bertabrakan dengan jadwal solo magazine photoshootnya yang diperkirakan akan usai sekitar malam hari.

Maka tanpa ragu ia memencet bel yang tersedia disamping layar intercom. Maid yang terkejut dengan kedatangan pria tampan itu segera undur diri setelah ia menyampaikan kehendak sang empu untuk berbincang dengan tuannya. Keduanya menyambut Alex di ruang tengah yang terlihat megah. Interiornya bergaya klasik era victoria dengan paduan warna krem dan coklat tua, melihatnya pun tidak akan pernah bosan karena dindingnya dilapisi cat yang begitu bersinar kala terkena terpa sinar mentari.

𝐋𝐨𝐰𝐤𝐞𝐲; NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang