Caffè

114 39 39
                                    

"Jungwon-ah," Seseorang memanggilku, aku yakin dia adalah orang yang sudah membuat tidurku tidak nyaman. "Jungwon-ah, ayo cepat bangun. Temani aku." Katanya lagi.

Aku membuka mataku. "Temani hyung? Kemana?" Tanya ku yang masih sedikit linglung.

Heeseung hyung tersenyum, "Temani aku ke caffè, aku ingin membeli minuman."

Aku mengerutkan dahiku. "Tapi kan hyung biasanya pesan online. Kenapa sekarang mau ke caffè?" Aku kemudian duduk.

Wajah Heeseung hyung memelas. "Kumohon Jungwon-ah, aku akan traktir kamu jika kamu mau ikut."

Aku menguap, "Aku akan mandi dulu, sebaiknya ajak staff supaya dia menjadi supir." Aku berjalan ke kamar mandi membawa handuk.

Terdengar suara Heeseung hyung berteriak, "Baiklah.. aku akan ajak mereka. Tolong cepat yaa!"

❦❦𝟚𝟘𝟘𝟙❦❦

Setelah aku selesai memakai pakaianku, aku mengambil ponselku. Aku melihat jam pada ponselku.

06.01 KST.

Astaga. Ada apa dengan Hee hyung. Ini masih terlalu pagi. Pikirku. Aku keluar kamar, mencari Heeseung hyung.

"Heeseung hyung! Dimana kau?" Teriakku. Mungkin dia sudah di luar dengan staff. Aku keluar, dan melihat Heeseung hyung masuk ke mobil. "Ya! Hyung! Tunggu Jungwon!" Aku berlari ke mobil, lalu membuka pintu nya dengan cepat.

Heeseung hyung terkejut saat melihat ku masuk ke mobil belakang. "Jungwon?"

"Kenapa hyung?"

"Kenapa kau ikut?" Tanya Heeseung hyung polos.

Aku mengerutkan kening ku untuk ke sekian kalinya. "Tadi kan hyung yang mengajakku. Staff juga dimana? Kenapa mereka ga ikut?"

Heeseung hyung memakai masker hitam nya. "Oh... itu..." Heeseung hyung terdiam sejenak kemudian melanjutkan, "mereka bilang mereka tidak ingin ikut, tapi katanya untuk jaga jaga kita harus membawa kamera ini." Heeseung hyung menunjuk kamera yang disimpan di jok depan. "Kurasa mereka sudah menyalakan nya."

Aku mengangguk paham. "Kalau begitu nanti aku akan membawakan kamera itu. Aku ingin merekam sesuatu disana."

"Terserah padamu saja."

❦❦𝟚𝟘𝟘𝟙❦❦

Kami keluar dari caffè itu. Seorang gadis memperhatikan kami. Kumohon.. jangan sampai dia mengenali kami. Batinku.

Gadis itu berjalan melewati kami dan masuk ke caffè.

Aku bernapas lega. Syukurlah... dia tidak mengenali ku.

Kali ini Heeseung hyung yang memperhatikan gadis itu. "Eh... Jungwon kayaknya aku tahu dia siapa." Ucap Heeseung hyung tiba tiba.

"Siapa hyung?" Tanya ku penasaran.

"Dia mirip teman hyung. Tapi... kok bisa bisa nya sih dia tidak mengenali ku." Heeseung hyung berbicara dengan nada kesal.

Aku berdecak. "Lalu hyung mau nya apa?"

Heeseung hyung memelas. "Kita masuk lagi, tapi kamu jaga jarak kita."

Aku menghembuskan napas pasrah. "Baiklah... kita masuk lagi. Tapi jangan lama lama, oke?"

Wajah nya terlihat berseri. "Baiklah"

Kami pun berjalan ke arah pintu masuk caffè itu lagi.

❦❦𝟚𝟘𝟘𝟙❦❦

2001 | Lee Heeseung (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang