Break?

21 9 0
                                    

Happy reading!!!

❦❦𝟚𝟘𝟘𝟙❦❦

Aku duduk sembari menatap tajam orang yang sedang berbaring di brankar. Karna dia pingsan waktu itu, aku jadi tidak boleh pulang sebelum orang tua Haru datang. Merepotkan.

Perlahan Haru menatapku.

Aku berdehem. "Hei!" Haru menaikkan sebelah alisnya. Aku mendekatkan posisi duduk ku. "Dengar, kau tidak boleh membicarakan apapun tentang Heeseung kepada orang tua mu, mengerti?!" Ucapku penuh penekanan.

Haru mengangguk. "B-baiklah.. lagipula tidak ada yang harus aku bicarakan."

Aku tersenyum miring. "Bagus."

Tiba-tiba ponselku bergetar. Aku melihat Heeseung menelponku. Padahal beberapa hari lalu aku sudah memutusi nya. Kenapa dia masih mau menghubungiku?

Dengan malas aku mengangkat telpon itu. "Apa?

"Hai, aku minta maaf ya atas apapun yang kulakukan. Eum.. kau mau kan, memaafkanku? Aku akan-"

"Aku sudah mengakhiri hubungan kita! Untuk apa kau menghubungiku lagi, huh?! Aku yakin.. kau sebenarnya tidak sungguh-sungguh meminta maaf padaku kan!" Air mataku mendadak jatuh. Aku keluar dari ruangan Haru.

"Aku tidak perduli jika kau lebih mencintai wanita lain. Sungguh. Karna kita sudah berakhir."

"Belum. Aku ingin kita kembali seperti dulu. Aku akan lakukan semuanya asal kau mau kembali bersamaku dan memaafkanku." Suaranya sangat lembut. Membuat air mataku tumpah kembali.

Aku berusaha agar dia tidak mendengarku menangis. "Lalu... bagaimana dengan Ka-"

"Aku akan membuktikan kalau perasaanku hanya untukmu."

"Bagaimana.. kau yakin akan hal itu?"

Aku mendengarnya terkekeh. "Karna.. aku mencintaimu, melebihi cintamu padaku." Ini kali pertama dia mengucapkan cinta padaku. Aku merasakan pipiku mulai memanas.

"Setelah kau memutuskanku, aku jadi tidak nafsu makan, tidurku tidak nyenyak, dan bahkan setan di dorm terus saja menyuruhku melupakanmu."

Aku mengerutkan keningku. "Apa? Di sana ada setan?" Ucapku sembari mengelap air mataku yang jatuh ke pipi.

Heeseung tertawa lepas. "Bukan!! Hahaha... Maksudku Jay."

Astaga! "Berani sekali kau kepada biasku!"

"Mian.. jadi bagaimana? Apakah aku di maafkan?"

Aku bergumam mengiyakan.

❦❦𝟚𝟘𝟘𝟙❦❦

Sinhee bergumam mengiyakan.

Heeseung yang mendengarnya teriak kegirangan. "Aku akan ke rumahmu. Kau ada di sana kan?"

"Aku sedang berada di rumah sakit. Aku disuruh oleh orang tua Haru untuk menemani Haru."

Heeseung masih tidak suka dengan adanya Haru di antara hubungan dia dan Sinhee. Tapi, ya.. apa boleh buat.

"Aku akan kesana." Ucapnya sembari mematikan telpon nya. Ia menatap Beomgyu yang sedang menatapnya dengan tanda tanya.

Wajah Heeseung berseri sekarang. "Kawan, terimakasih. Caramu berhasil."

Beomgyu mengedikkan bahunya tidak peduli. "Tidak masalah. Jika ada apa-apa, jangan sungkan meminta bantuanku lagi."

Heeseung mengangguk. "Sampai bertemu lagi!" Dia menaiki taxi online yang entah sejak kapan ia pesan.

Singkat cerita Heeseung telah sampai di rumah sakit tempat Haru dirawat. Heeseung segera mencari Sinhee di sekitar kamar rawat.

Tapi yang ia temukan malah Haru yang sedang duduk di kursi tunggu. Heeseung langsung mendekati Haru.

"Hei!" Sapanya.

Haru menoleh. Senyumnya merekah. "Heeseung kan? Woah.. sudah lama sekali aku tidak melihatmu."

Heeseung tertawa sembari menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. "Maaf ya aku jarang sekali menjenguk. Akhir-akhir ini aku mulai sibuk." Ucap nya setelah duduk di sebelah Haru.

Haru menyeringai lebar. "Tidak masalah. Lagipula aku sudah membaik. Lihat," ia menggerakkan kaki yang sebelum nya sakit. "sudah bisa digerakkan. Mungkin sebentar lagi aku boleh pulang." Katanya antusias.

Heeseung menepuk bahu Haru. "Aku turut gembira mendengarnya." Ia berhenti sejenak, memikirkan kata-kata yang pas. "Oh iya, berapa usiamu?"

Haru memasang muka konyol nya. "Jangan kaget ya hehe.."

"Aku tidak janji"

"Usi-"

"Haru!" Seru Sinhee dari kejauhan. Ia membawa kursi roda. "Maaf aku lama mencari ini."

Haru tertawa kikuk. "Padahal tidak usah. Aku sudah lebih baik sekarang."

Sinhee menatap Heeseung sekilas kemudian berdecak, "Aku kan tunanganmu." Ucapnya pada Haru.

Haru mengernyit. "Tapi kan kalian berdua berpacaran." Ia menunjuk Heeseung dan Sinhee bergantian.

"Aku bukan pacarnya." Tegas Sinhee.

"Hah?!" Haru dan Heeseung sama-sama terkejut dengan artian yang berbeda.

"Sejak kapan kalian putus?" Tanya Haru.

Disaat yang sama Heeseung bertanya, "Bukankah kau sudah menerimaku lagi?"

"Tunggu. Apa?" Tanya Heeseung dan Haru bersamaan. Kemudian mereka melakukan eye contact dan bertanya dari hati ke hati.

"Kau dulu." Ucap Haru pelan.

"Aku sudah balikan dengan Sinhee."

"Belum." Sela Sinhee tegas.

Haru merasa kebingungan. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Sejak kapan kalian putus? Kenapa.. kenapa kalian putus?"

"Tidak penting kau tau, Haru." Jawab Sinhee.

"Dia harus tau kalau kau membuat keputusan sepihak. Kau tidak boleh langsung percaya begitu saja dengan rumor. Kau tau kan tidak semua rumor itu benar? Dan bahkan tadi, bukankah kau sudah menerimaku lagi?" Jelasnya.

"Belum." Jawab Sinhee dingin. "Aku hanya memaafkanmu, tidak lebih."

"Hei teman-teman, ini rumah sakit. Jika kalian ingin bertengkar sebaiknya selesaikan ini secara baik-baik. Kalian tidak ingin kan aku sakit lagi hanya karna mendengar kalian bertengkar?" Celetuk Haru dengan wajah kikuk nya.

"Dengar? Sana pulang!" Titah Sinhee pada Heeseung.

Heeseung menggeleng. "Kita selesaikan ini." Ia menarik tangan Sinhee, "Ikut aku."

❦❦𝟚𝟘𝟘𝟙❦❦

Tbc

Vomment!!

2001 | Lee Heeseung (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang