Rumor

29 14 22
                                    

I'm back!!
Vote komen nya dong jangan lupa yaa...

Happy reading!

❦❦𝟚𝟘𝟘𝟙❦❦








Aku masuk ke kamar rawatku setelah mereka semua pulang. Nyeri di kakiku akibat tabrak lari waktu itu terasa lagi. Mungkin karena aku terlalu memaksakan diri untuk berjalan?

Aku mengambil ponselku. Mengetikkan nama Heeseung di internet.

Aku benar-benar terkejut. Heeseung memang idol. Disini dituliskan, ia berada di naungan Belift Lab dan berada di grup ENHYPEN.

Aku sering mendengar kata ENHYPEN dari teman-temanku. Tapi siapa sangka, aku bertemu dengan para member nya sekaligus.

Yang paling tidak kusangka adalah. 'Seung-ah' yang di maksud Sinhee adalah Heeseung.

Bagaimana cara mereka kenal?

Ah! Lupakan saja. Yang penting sekarang, aku harus menghafal nama member nya sekaligus.

❦❦𝟚𝟘𝟘𝟙❦❦

"Hyung! Kau yakin tidak butuh janji dari gadis itu? Hyung mikir tidak sih? Kita semua sudah dibohongi olehnya!! Dia sudah bertunangan hyung!" Baru saja sampai dorm, lelaki berkulit putih itu berkomentar panjang lebar.

Ni-Ki memutar bola matanya malas. Mencoba tidak berkomentar.

Di waktu yang bersamaan, Heeseung menelan salivanya. Ia sebenarnya tidak yakin, tapi ia percaya bahwa pacarnya orang baik dan dia pasti tidak akan memanfaatkannya. Heeseung yakin itu.

Karena Heeseung tidak menjawab pertanyaan Sunghoon, Jay mendorong member tertua itu hingga oleng. "Shit! Kenapa kau tidak menjawabnya, huh?!" Umpatnya. "Kau juga takut kan, hyung?"

Heeseung tersenyum miring. "Heol. Jay, you know what a couple is, right?" Heeseung memberi jeda untuk si empunya nama menjawab. Namun karna dia hanya diam, Heeseung melanjutkan, "Pasangan harus saling percaya. Tapi tidak menutup kemungkinan jika nanti aku curiga."

Jungwon cemberut lucu sembari menatap Heeseung lekat. "Heeseung hyung..."

Heeseung dengan cepat menatap balik Jungwon. "Ne?"

"...hyung jangan coba-coba lebih cinta nuna daripada cinta ke Jungwon, ya."

Ni-Ki menjentikkan jarinya. "Bener hyung."

Heeseung menyeringai menambah ketampanan yang ada di wajahnya. "Baiklah... Aku akan tetap menyayangi kalian semua. Karna kalian semua sudah aku anggap sebagai adikku sendiri."

Sunoo tersenyum malu. "Masa sih sampai di anggap adik?" Ucapnya sedikit aegyo.

Heeseung berjalan mendekati Sunoo. Ia mengelus surai merah muda milik Sunoo. "Terus maunya di anggap apa, hm?"

Sunoo cemberut lucu. "Ah! Hyung rambutku jadi berantakan!" Pekiknya. Kemudian ia menjauh dari Heeseung seraya merapikan rambutnya.

❦❦𝟚𝟘𝟘𝟙❦❦

Kedua gadis kelahiran '00 itu berjalan keluar dari mall.

"Tumben sekali kau ingin di temani, Jimin-ah."

Karina menyelipkan rambutnya pada telinga. "Sudah tiga kali kau bertanya seperti itu. Aku sudah bosan menjawab pertanyaanmu yang sama." Jawabnya.

Giselle tertawa renyah. "Hehe.. Mian.. Oh?! Karina lihat itu!"

Karina memgikuti arah dagu Giselle. Tak jauh dari hadapan mereka, ia melihat dua orang berpasangan sedang berjalan menuju mall.

Bisa kalian tebak?

Salah. Mereka bukan Sinhee dan Heeseung ataupun Jiyeong dan Wonhee. Tapi Sinhee dan Jaeyoung. Apa yang dilakukan mereka berdua?

Mereka berbisik bisik. Tidak ada yang tau mereka membisikkan apa, hanya mereka berdua dan Tuhan yang mengetahuinya.

Setelah melewati mereka berdua. Karina menatap Giselle penuh tanya.

"Kau mengerti?" Tanyanya dengan senyuman manis yang merekah.

Karina yang masih belum mengerti menggelengkan kepalanya pelan.

"Dua orang tadi adalah pasangan kekasih. Tapi sepertinya si pria tidak memenuhi apa yang si wanita inginkan. Makanya kau melihatnya, kan. Si wanita memukul si pria dengan wajah kesal."

"Darimana kau tau mereka adalah pasangan kekasih?"

"Sederhana saja. Jika mereka bukan pasangan kekasih, kenapa mereka berjalan berdua ke mall?" Tanya Giselle sedikit melirik Sinhee yang semakin jauh.

Karina cemberut jahil. "Benar juga.." Lalu setelah beberapa saat ia berpikir, "Untuk apa kau membahas itu Aeri?"

Giselle hanya menggelengkan kepalanya. Tetapi tidak dengan tatapan nya. Tatapannya menggoda Karina. "Jangan sampai kau mempunyai pasangan seperti lelaki tadi. Hahaha..." Ia tertawa puas. Sedangkan Karina hanya termenung memikirkan kata-kata sahabatnya itu.

❦❦𝟚𝟘𝟘𝟙❦❦

Setelah aku selesai membayar barang terakhir yang aku beli, aku menatap Jeyoung murka. Sebenarnya tidak ada salahnya jika Jeyoung menginap di rumahku, tapi setidaknya dia bisa izin.

Untungnya kali ini dia tidak ketahuan Heeseung. Jika Heeseung mengetahuinya, mungkin Heeseung akan menyerangnya untuk ketiga kalinya.

"Jeyoung!" Panggilku untuk kesekian kalinya hari ini.

"Hm?"

"Dengar, kau harus berjanji tidak akan pernah menciumku lagi. Cukup hanya hari itu saja. Aku tidak ingin pacarku memutuskan hubungan kami. Arasseo?" Ucapku penuh penekanan.

Tapi kulihat Jeyoung malah tak acuh dengan kata-kataku. "Maksudmu pacar halumu? Bukankah dia sudah memiliki pacar sesama idol ya?"

Aku tertegun. Siapa maksudnya? Kenapa aku tidak tahu? "M-mungkin itu.. hanya.. rumor?" Sesak sekali rasanya.

"Benarkah?" Ia mengeluarkan poselnya dan menunjukkan foto yang benar-benar membuatku terkejut. Sakit hati? Tentu saja. Rasanya aku ingin segera pulang dan menangis di bantal.

"Bagaimana? Sudah jelas tidak ada edit sama sekali." Tambahnya lagi.

"Aku ingin pulang, jangan perlihatkan foto itu padaku lagi." Ucapku dengan suara parau.

Bagaimana aku tidak sakit hati?

Foto itu. Foto Heeseung dan Karina duduk berdua di caffè. Mungkin mereka hanya bertemu, tapi mungkin juga mereka kencan, kan?

Jika memang Heeseung ingin mengakhiri hubungan denganku, kenapa tidak bilang padaku saja?

Apakah Heeseung memang se-brengsek itu?

Aku tidak ingin menemuinya kecuali dia meminta maaf padaku atas hal yang dia perbuat.

❦❦𝟚𝟘𝟘𝟙❦❦

Tbc

Vomment!

2001 | Lee Heeseung (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang