Happy reading!!
❦❦𝟚𝟘𝟘𝟙❦❦
"Jungwon!" Teriak Ni-Ki dari dalam kamar mandi. "Hyung ambilin baju Ni-Ki dong!"
Jungwon berdecak. "Kamu simpen dimana?"
"Di kamar hyung! Udah Ni-Ki siapin!"
"Bentar!" Jungwon pun pergi mengambilkan pesanan Ni-Ki.
Heeseung dibuat malu oleh tingkah mereka. Apalagi disini sedang ada tamu. "Jangan hiraukan mereka okay." Ucapnya kikuk.
"Tenang saja. Adikku juga seperti itu kok." Jawabnya santai.
Jungwon kembali lagi ke tempat sebelum ia mengambil pesanan Ni-Ki. Ia mengembungkan pipinya.
"Kenapa?" Tanya Heeseung.
Jungwon membuat wajah memelas. "Hyung, Ni-Ki habisin shampoo nya. Masa Jungwon sih yang disuruh beli. Ga adil banget hyung."
"Hey, Jung-On!" Panggil Haru.
Jungwon menghela nafas. "Jungwon, hyung." Ucapnya sudah lelah dengan Haru. Padahal baru beberapa detik yang lalu Jungwon menyebutkan namanya.
"Oh iya maksudku itu. Dimana kau biasa beli shampoo?" Tanyanya.
"Memangnya kenapa?" Tanya seseorang dari tangga. Entah sejak kapan dia disana. Tapi pesonanya tetap terlihat meskipun dia belum mandi.
Haru melihat Jay. Lalu menjawab. "Begini Jae, shampoo di rumahku tinggal sedikit. Jadi aku harus beli persediaan."
"Aku bukan Jae astaga!" Ucapnya. Ia mendelikkan matanya. "Hey Jungwon, siapa yang sedang di kamar mandi?"
"Ni-Ki." Jawab Heeseung dan Jungwon bersamaan.
Haru menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Aku jadi bingung menghafal nama kalian." Keluhnya lagi.
"Mudah saja hyung. Ingat-ingat saja nama ini. Yang Jungwon, Lee Heeseung, Park Jongseong, Sim Jaeyun, Park Sunghoon, Kim Sunoo, dan Ni-Ki." Ucap Jungwon santai.
Haru berusaha mengingat nama-namanya. Namun, ia hanya ingat beberapa. "Siapa saja tadi? Jung? Jong? Jae? Suheon? Kim? Nikki? Tolong ucapkan perlahan." Ucapnya sembari merengek.
"Udah-udah, ga usah dihapal sekarang" Sela Heeseung. "Haru, urusan kamu udah atau belum? Kami harus siap-siap ke kantor untuk latihan." Lanjutnya.
Haru tertawa kikuk, kemudian melihat jam tangannya. Sudah satu jam sejak dia disini. Haru berdehem. "Baiklah aku akan pulang, sampaikan salamku pada member yang lain ya!" Ucapnya sembari melambaikan tangan.
Tapi, baru saja Haru berdiri ia teringat sesuatu. "Oh iya!" Ia terduduk kembali, menatap Heeseung lekat-lekat. "Dengar, jangan potong dulu sebelum aku selesai. Jadi, Sinhee alergi makanan laut. Tapi dia sangat suka udang karena saat kecil dia pernah makan udang dan dia sangat suka itu. Bahkan udang jadi makanan favorite nya."
"Tapi entah kenapa semenjak Sinhee sering makan udang kulit nya jadi seperti terkena luka bakar." Haru menghembuskan napasnya enggan. Lalu melanjutkan, "Keluarganya sudah sering melarangnya, bahkan aku juga sudah pernah melarangnya, tapi dia tetap tidak mau mendengarkan.."
".. semenjak ada kau dikehidupannya, dia jadi mulai mengurangi makan udang. Jadi kau sangat berperan penting bagi hidup Sinhee. Bahkan kemarin setelah kau meninggalkan Sinhee di rumah sakit aku melihat matanya sembab."
Heeseung bingung mau merespon apa. Mereka sudah putus, jadi apapun yang Heeseung lakukan untuknya juga pasti tidak akan berguna. "Jadi?" Tanyanya.
Haru berdecak. "Kembalilah bersama Sinhee. Kau harus membantuku. Karna jika kau tidak bersamanya kemungkinan besar aku akan menikah dengan Sinhee dan aku belum mau menikah." Ucapnya sungguh-sungguh.
Heeseung tidak langsung menjawab. Sebenarnya ia memang mau balikan dengan Sinhee, namun ia takut Sinhee malah lebih memilih Haru daripada dia. "Aku.. aku tidak janji."
Haru memegang tangan Heeseung. "Aku akan membantu kalian supaya bisa bersama kembali. Tapi sekarang kita fokus dengan pekerjaan kita masing-masing." Ucapnya lalu mengambil kruk nya dan berdiri.
Ia berpamitan pada Heeseung dan Jungwon, untungnya ia sudah pesan taxi online lagi, jadi ia tidak perlu menunggu lama.
❦❦𝟚𝟘𝟘𝟙❦❦
Sungguh, ia jadi takut terjadi apa-apa semalam. Bahkan Jeyoung tidak membicarakan apa-apa saat membangunkannya di bar.
Kepala Sinhee masih berusaha mengingat apa yang terjadi. Tapi ia tidak bisa.
Sinhee jadi tidak fokus di kampusnya. Pikirannya benar-benar kacau karna Heeseung seorang.
Materi-materi yang diberikan oleh dosennya pun tidak bisa masuk ke kepala Sinhee.
Sungguh Heeseung sudah berhasil merusak hidupnya. Dimulai dari rumor Heeseung dan Karina, sikapnya yang mulai terobsesi pada Heeseung, sampai Heeseung memutusinya.
Sinhee menjambak rambutnya. "Heol. Rasanya sakit jika aku memikirkan itu. Dia memang lelaki berengsek yang hanya membutuhkanku saat perlu saja." Ucapnya pada dirinya sendiri.
Jiyeong yang mendengarnya langsung menghampiri Sinhee. "Siapa yang kau maksud? Haru?"
Sinhee memukul Jiyeong karena kaget. "Bisakah jangan muncul tiba-tiba seperti itu?!" Bentaknya.
"Mian.." Ucapnya seraya sedikit tertawa. "Jadi siapa yang kau maksud?" Tanyanya lagi.
Sinhee menggeleng. "Mantanku."
Jiyeong menautkan alisnya. "Mantan? Siapa? Setahuku kau hanya berhubungan dengan Haru, teman masa kecilmu itu."
Sinhee membuat wajah masam. "Heeseung." Ucapnya yang membuat Jiyeong melotot kaget.
"A-apa? Heeseung? Mantanmu?" Tanyanya beruntun.
Sinhee mengangguk sebagai jawaban.
Jiyeong menggeleng tidak percaya. "Heol. Jinjja? Kenapa ga pernah kasih tau sahabat kamu ini?"
"Karena.." Sinhee menggigit bibir bawahnya. "..aku dan Heeseung merahasiakannya. Tapi.." ia berhenti sejenak, kemudian melanjutkan. " Tapi karena kami sudah putus aku rasa tidak masalah memberitahumu." Sinhee berisaha mengukir senyum.
Jiyeong bergumam. "Apakah kalian akan tetap saling bertemu?"
Sinhee memejamkan matanya. "Aku harap kita bisa bertemu lagi walau hanya mimpi." Ia menitikkan air matanya untuk orang yang sama.
Jiyeong yang melihatnya langsung memeluk Sinhee, menyalurkan rasa hangatnya, "Kita berdoa bersama supaya bisa bertemu dengannya. Jika kau berhasil, tolong ajak aku."
❦❦𝟚𝟘𝟘𝟙❦❦
Tbc
Vote dan comment!!
KAMU SEDANG MEMBACA
2001 | Lee Heeseung (HIATUS)
Fanfiction"Aku akan membuktikan kalau perasaanku hanya untukmu." "Bagaimana.. kau yakin akan hal itu?" "Karna.. aku mencintaimu, melebihi cintamu padaku." Start : 26 Nov 2022 Finish : ●Dilarang keras untuk menjiplak isi dari cerita ini! ●Murni pikiran author