Prologue

220 46 44
                                    

Aku Lee Sinhee. Dari kecil aku selalu bermimpi bisa bertemu idolaku, bahkan aku suka membayangkan salah satu idolaku adalah temanku dan bisa saja aku halu mereka adalah pacarku. Hahaha itu konyol.

Mana mungkin para idol mau denganku yang tidak se-level dengan mereka. Aku mungkin bisa pingsan jika berpacaran dengan salah satu dari idolaku.

Aku menapakkan kakiku di depan rumahku. Aku tinggal sendiri disini. Hidupku terasa hampa tanpa kedua orang tua ku disini. Mereka tinggal di Busan, sedangkan aku berada di Seoul karna aku harus kuliah disini, sembari mengejar mimpiku bertemu dengan idolaku.

Saat aku baru saja duduk di sofa, ponselku berbunyi. Eomma. Kenapa Eomma menelpon ku? Apa ada sesuatu yang terjadi?

Aku mengangkat telpon nya. "Halo Eomma, apa ada masalah?"

"Tidak ada, aku hanya ingin tahu apa kabar putri ku disana. Apa kau baik-baik saja disana?"

"Iya Eomma, aku baik-baik saja disini. Tidak perlu ada yang di khawatirkan. Karna aku makan dengan teratur disini."

"Baguslah kalau begitu.. apa kau sudah punya pacar?"

Aku mengerutkan dahiku. Apa maksudnya ini? Aku menelan ludahku. "M-maksud Eomma?" Suaraku mendadak gemetar.

"Kau tahu kan, Eomma dan Appa sudah semakin tua, kami ingin segera memiliki cucu. Dan kau adalah satu-satunya anak kami. Kabulkanlah permintaan kami Sinhee-ku, sampai jumpa."

Eomma menutup telpon nya sepihak. Bagaimana ini? Aku tidak punya orang yang bisa di percaya untuk menjadi pacar pura-pura.

Aku tiba tiba memikirkan kata-kata Jiyeong. 'Aku menggunakan aplikasi pencari jodoh. Jika kau mau berpacaran dengan mudah, gunakan saja aplikasi itu.' Hmm patut dicoba.

❦❦𝟚𝟘𝟘𝟙❦❦

Aku sudah menggunakan aplikasi ini selama seminggu, tapi tidak ada perubahan. Sangat sulit mencari orang yang memiliki tipe idealku.

Aku pasrah saat berada di kantin. "Jiyeong-ie, katamu aplikasi itu membantu, tapi saat aku coba seminggu tidak ada hasil." Aku menghela napas sembari bertopang dagu.

Jiyeong menatapku menyelidik. "Kau tidak membiarkan orang-orang mengirimimu pesan?"

Aku menatap Jiyeong, "Apakah aku harus?"

Jiyeong tersenyum, "Tentu saja bodoh, biarkan mereka mengirimimu pesan, setelah itu kau yang tentukan."

Aku menghela napas berat, "Baiklah akan ku coba.."

Wajah Jiyeong berseri, "Semangat Sinhee-i kau pasti bisa!"

❦❦𝟚𝟘𝟘𝟙❦❦

Saat di rumah aku memandangi ponselku terus menerus, berharap ada yang mengirimkan pesan kepadaku.

Setengah jam berlalu. Tetap tidak ada pesan yang muncul. Ahh sudahlah aku tidak akan berharap lagi.

"Aku akan tidur saja, aku jadi tidak percaya dengan aplikasi ini." Aku melangkahkan kakiku ke kamarku.

Baru saja aku berbaring, ponselku berbunyi. "Apalagi?!" Bentakku.

Aku membaca notifikasi itu. Ada pesan kakao dari pengguna 승. Aku buka atau tidak ya...? Hatiku dibuat ragu. Tapi tidak ada pilihan lain. Aku harus lihat pesan itu.


|Halo, maukah kau berkenalan denganku?

2001 | Lee Heeseung (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang