Jeon Haru

70 34 22
                                    

Aku mengenakan jas ku. Bersiap siap berangkat ke kantor. Sebenarnya masih satu jam lagi. Tapi aku selalu berada di sana sebelum waktu yang seharusnya.

Bukan maksudku untuk di puji 'karyawan teladan'. Tapi memang seperti inilah diriku.

Aku agak risih dengan kata-kata mereka. Sungguh.

Aku menyalakan mobilku. Baru saja ingin melaju, ponsel ku berdering.

Siapa itu?

Kupikir hanya orang iseng saja yang menelpon, tapi ternyata itu adalah Ibunya Sinhee.

Aku menjawab panggilan telpon nya.

"Yeoboseyo? Ada perlu apa Ahjumma menelpon saya?" Sebenarnya aku malas berurusan dengan orang ini. Dia dan Ibuku lah yang memaksa kami bertunangan.

"Apakah saya boleh meminta tolong padamu?"

"Apa saja." Bodoh, kenapa aku mengatakan itu?

"Tolong jaga Sinhee. Dia masih agak kekanakan, makanya dia butuh pendamping."

"Tapi-"

"Terimakasih Haru, kau adalah yang terbaik." Telpon pun di putus.

Astaga. Aku tidak ingin berurusan dengan Sinhee. Menyebalkan sekali.

Tapi apa boleh buat. Aku tidak ingin di marahi oleh orang tua ku.

Aku menghela napas berat. Baiklah, aku akan ke rumah Sinhee.

Sesampainya di rumah Sinhee. Aku tidak langsung turun dari mobil. Aku hanya mengamati rumah gadis itu.

Aneh memang. Tapi ini demi kebaikan. Aku tidak mau banyak yang tahu aku sudah bertunangan. Apalagi dengan gadis yang bukan tipeku.

Pintu rumahnya sedikit terbuka. Apa sedang ada tamu disana? Atau itu memang kebiasaan Sinhee? Lalu bagaimana jika ada orang jahat masuk? Dasar gadis aneh.

Aku melihat Sinhee keluar rumah nya sembari membawa keresek hitam. Kurasa itu sampah. Karna dia memasukan keresek itu ke tong sampah. Setelah itu dia masuk lagi.

Aku harus mendekatinya. Tapi apa yang harus aku katakan?
.
.
.
.
.
.
Ah! Aku tahu!

❦❦𝟚𝟘𝟘𝟙❦❦

Akhirnya aku sampai di dorm. Melelahkan sekali pagi-pagi aku harus berpindah dari satu rumah ke rumah lain. Tapi... yahh.. aku rasa aku memang harus seperti itu.

Karna kau tau kan? Aku tidak mungkin membiarkan pacarku bersama orang lain. Kecuali aku sudah percaya kepada orang itu.

Tapi sebenarnya tidak mungkin juga aku selalu berada di rumah pacarku, karna sesuatu bisa saja terjadi. Tapi hey... ini aku, Lee Heeseung. Tidak mungkin aku melakukan sesuatu yang aneh, benar?

Aku membuka pintu dan di kejutkan oleh Jungwon yang ada di sana menatap ke arahku.

"Hyung.. Jungwon mau bicara sama hyung." Katanya. Wajahnya datar tanpa ekspresi.

"S-silahkan." Jawabku sedikit bergetar.

Mata Jungwon menyipit. "Hyung kenapa tidak pulang tadi malam?"

Heol.

Pertanyaan singkat namun mematikan. Salah jawab sedikit saja aku bisa hancur.

Aku memilih diam. Karna aku takut aku salah jawab nanti.

"Jawab Jungwon, Hyung."

Baiklah... cepat berpikir. Belum saatnya Sinhee ku beritahu pada mereka.

"Hyung.."

2001 | Lee Heeseung (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang