Cooperation

45 27 9
                                    

Akhirnya kami sampai di tempat yang diinginkan Jungwon. Taman yang indah nan sejuk. Aku tidak menyangka dia yang sangat sibuk bisa menemukan tempat indah seperti ini. Aku saja sampai tidak sanggup mencari hal baru saking sibuk nya.

Tidak, kurasa aku tidak sesibuk Jungwon. Aku masih memiliki waktu luang untuk jalan-jalan. Sedangkan Jungwon, dia harus mengerjakan tugas nya dua kali lipat, yakni tugas sebagai pelajar dan tugas sebagai member Enhypen.

Jika aku yang menjadi Jungwon, sudah pasti aku akan mengambil kelas c (kelas cepat, biasanya kelas ini hanya mengambil ujian nya saja) supaya aku bisa cepat lulus.

Tapi Jungwon berbeda. Dia mengambil kelas umum dan tidak pernah absen satu kalipun. Aku sangat takjub padanya.

"Hee hyung!"

Aku tersadar dari lamunanku saat seseorang memanggilku. Aku menengok ke arah asal suara. "Iya?"

Jungwon tersenyum ceria. "Jungwon ga nyangka sebentar lagi tahun 2022. Jungwon yakin, tahun 2022 ga seburuk dan seberat tahun ini."

"Semoga Tuhan mengabulkan perkataanmu Jungwon." Ucap Sinhee yang duduk di bangku taman.

"Tapi Jungwon ga punya Tuhan. Jungwon atheis." Jawabnya sambil menatap Sinhee.

Sinhee tersenyum simpul, "Maksudku Tuhanku." Jungwon mengerucutkan bibirnya sembari mengangguk-anggukkan kepalanya pelan.

Aku pun teringat sesuatu, "Oh iya Sinhee," Dia menjawab dengan gumaman. "Apa kau ada rencana akhir tahun ini?"

"Iya ada. Dengan teman-teman kampus ku."

Yah.. aku keduluan. "Oh" Jawabku. Aku mengalihkan perhatian ku pada Sunoo dan Ni-ki yang sedang asik berswafoto. Sunoo sebagai model dan Ni-ki sebagai fotographer.

Jay, Sunghoon dan Jake sedang... tertawa? Entah apa yang mereka bicarakan. Jungwon pergi mendekati Sunoo dan Ni-ki. Sedangkan aku di tinggal di sini sendiri.

"Seung-ah..." Oh iya, aku hampir lupa dengan anak ini. "...bisakah antar aku pulang?" Pintanya dengan wajah imut.

Aku berdecak, "Kenapa harus mendadak? Menyusahkan sekali" Kataku, sedikit mengecilkan suara saat mengatakan 'menyusahkan sekali'.

"Kamu bilang apa tadi?! Coba ulangi!" Bentak nya.

"Kenapa harus mendadak?" Aku mengulangi kata-kata ku yang ku ingat.

Dia berdecak kesal. "Lupakan! Aku akan pulang sendiri!" Ia pun pergi dan menghilang di belokan.

Dasar perempuan aneh. Batinku.

❦❦𝟚𝟘𝟘𝟙❦❦

Tidak terasa hari ini sudah malam tahun baru. Aku dan teman-teman ku akan jalan-jalan ke berbagai tempat mulai sore ini.

Kami seharusnya ada 6 orang, 2 wanita dan 4 pria. Tapi disini baru ada 2 wanita, yakni aku dan Jiyeong. Kami sedang menonton drama China (Jiyeong yang meminta) sambil menunggu keempat pria itu datang.

Tiba-tiba saja pintu utama terbuka. Kami mengalihkan perhatian kami pada pintu itu. Haru. Dia masuk dan tersenyum pada kami.

"Haii... sedang menonton apa kalian?" Sapanya.

Jiyeong menonton drama itu lagi. Sedangkan aku menatapnya julid. "Tidak sopan."

Haru mengerucutkan ujung bibir nya sambil mengerutkan kening nya. "Tidak sopan apanya?"

Masih dengan tatapan julid. "Kau masuk rumahku tanpa izin."

"Aku tadi liat pintunya ga dikunci, berarti aku boleh masuk dong." Polosnya wajahnya.

Aku menggeleng samar. "Ini rumahku. Aku yang membuat peraturan di rumah ini." Aku memalingkan wajahku ke tv. "Dan untuk apa kau disini?"

"Kita akan merayakan tahun baru bersama. Ingat?" Dia berjalan ke sofa, dan langsung duduk tanpa aku suruh.

"Hei! Siapa yang menyuruhmu duduk?" Bentakku pada Haru. Jiyeong yang terlihat kaget meminta izin ke toilet.

"M-maaf." Dia berdiri lagi.

Aku tersenyum. "Silahkan duduk."

Haru menatapku bingung. "Tadi katanya-"

Sebelum dia lanjutkan kalimatnya, aku memotong, "Mau duduk atau ngga?" Dia pun langsung duduk dengan wajah yang panik.

Jiyeong mendelikkan matanya. "Dasar.. kalian ini pasangan yang aneh." Gumam nya sembari berlalu ke toilet. Aku tidak peduli.

TUK TUK TUK

Semua orang mempusatkan perhatian mereka pada pintu utama. "MASUK SAJA, PINTUNYA TIDAK DIKUNCI!" Kataku.

Wonhee, Jeyoung, dan Yoonje masuk satu persatu. Aku mempersilahkan mereka untuk duduk. Kami akan mulai jalan-jalan setelah drama itu habis.

Aku mengecek ponselku memastikan takut ada pesan yang masuk. Tapi tidak ada pesan penting yang masuk, hanya spam yang kulihat.

Saat pukul 17.48 drama itu akhirnya selesai sudah. Wonhee menyarankan tempat yang ingin dia kunjungi, atau lebih tepatnya wahana yang ingin dia naiki. Dia ingin menaiki bianglala berdua dengan pacarnya, Jiyeong. Dan semua orang setuju.

Kami menggunakan mobil milik Haru pergi ke tempat bianglala tersebut. Kami membeli tiket dan naik berpasangan. Aku dan Haru, Jiyeong dan Wonhee, Jeyoung dan Yoonje.

Kenapa Jeyoung dan Yoonje berdua? Karna mereka masih jomblo. Hahaha kasihan sekali nasib mereka. Jangan sampai karna naik bianglala mereka dikira pasangan kekasih haha..

"Sinhee.." gumam Haru. Aku hampir tidak bisa mendengar panggilan nya.

"Hm?" Jawabku dengan gumaman.

"Kau.. mau kan.. jadi.."

"Maaf, aku tidak bisa. Kau tau sendiri kan aku tidak menerima pertunangan hari itu. Itu artinya aku tidak mau bertunangan denganmu."

Haru mengernyit. "Bukan itu maksudku!" Ia menaikan nada nya. "Kau mau jadi temanku tidak?" Lalu ia menurunkan nadanya lagi. "Karna aku butuh teman curhat. Tidak ada temanku yang bisa dipercaya selain kau."

Aku menaikkan sebelah alisku. Berfikir sejenak untuk mempertimbangkan ajakan nya. "Baiklah.. aku jadi temanmu. Tapi bantu aku untuk menggagalkan pertunangan kita. Karna aku sudah punya pacar."

Haru menyeringai. "Itu yang ingin aku lakukan. Karna sangat sulit untuk melakukan nya sendirian, jadi kau juga harus membantu menggagalkan nya."

"Tidak masalah."

Beberapa detik kemudian, Haru menatapku tajam. "Tadi kau bilang.." kalimatmya menggantung.

"A-apa? A-aku bilang apa?"

"Kau bilang kau sudah punya pacar? Kenapa tidak bilang dari dulu?" Katanya.

"I-iya.. aku punya.." aku harus membuat pacarku terlihat keren. "Dia tampan, tinggi, tajir, keren, baik, sopan, dan dia tidak aneh." Mungkin aku sudah berlebihan sampai aku jijik dengan kata-kataku sendiri.

Haru mengangguk. "Kalau begitu beritahu ibumu atau ayahmu kau sudah punya pacar. Dengan begitu aku bisa bebas." Dia begitu bersemangat dengan apa yang dia ucapkan.

Aku menggeleng. "Belum saatnya. Aku harus menyusun strategi supaya aku tidak terkena amukan orang tuaku."

Haru memanyunkan bibirnya. "Kasihan sekali.." beberapa detik kemudian, "...oh iya, Sinhee. Siapa..."

❦❦𝟚𝟘𝟘𝟙❦❦

Tbc

Maaf yaa kalo kurang nyambung :(
soalnya aku ngejar suasana tahun baruan..

Yang mau saling follow bisa dm aku yaa..

Vote komen jangan lupa ;)

2001 | Lee Heeseung (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang