𝓕𝓸𝓾𝓻𝓽𝓮𝓮𝓷

2.1K 194 8
                                    

    Langit agak suram hari ini, tapi tidak menyurutkan semangat pria manis yang tengah membuat kudapan di dapur kecilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Langit agak suram hari ini, tapi tidak menyurutkan semangat pria manis yang tengah membuat kudapan di dapur kecilnya. Meski hari ini ia kehilangan gaji dari pekerjaannya, tidak membuatnya menyesal. Anggap saja hari ini ia bisa istirahat, karena putranya lebih membutuhkannya sekarang.

   Anak itu, Sasuke lebih banyak tidur saat tubuhnya tidak dalam keadaan baik. Jadi, otousannya bisa mengerjakan pekerjaan rumah yang biasanya terabaikan.

   Mungkin, sebelumnya Kakashi harus merelakan seorang yang berharga, tapi Obito dengan kejam memberinya kebaikan, perubahan yang membuat ia kembali terjebak harapan seperti di masa lalu.

   "Aku pulang."

   Kakashi terjengit kaget saat tiba-tiba seseorang memeluk dan berbisik di telinganya.

   "Obito," ujarnya sembari mengusap punggung tangan Obito di perutnya, "kenapa kau kembali?" tanyanya kemudian.
   "Hari ini aku berkerja dari rumah, aku juga ingin menjaga Sasuke," balas Obito seraya mencium tengkuk pria dalam pelukannya.

   Kakashi terkekeh geli dengan usaha menyingkirkan wajah Obito yang semakin gemas meciumnya. Berakhir dengan ia berbalik dan membungkam bibir Obito dengan kedua tangannya.

   "Kau bilang ingin berkerja?" tanya Kakashi, memalingkan wajahnya malu.

   Obito melepas tangan Kakashi pelan, lalu menciumnya, "pekerjaanku tidak terlalu banyak," ucapnya santai.

    Pria itu dengan tiba-tiba mencium Kakashi, membuat pihak lain terkejut dan memberontak. Kakashi memukul bahu Obito pelan, beberapa kali, tapi tidak ada respon. Jadi, ia menagkup kedua sisi rahang Obito dan menjauhkan wajahnya.

   "Jangan sekarang, biarkan aku menyelesaikan masakan," bisiknya, terengah-engah.
   "Hn," balas Obito singkat.

   Obito dengan lesu pergi ke kamar putranya, ia harus bisa menahan diri agar tidak menyakiti Kakashi lagi. Meski sempat lepas kendali dan menekan Kakashi lagi, ia masih beruntung karena pria itu masih mau membuka diri untuknya. Dan kini ia bisa menyentuh Kakashi dan melihat wajah tersipu itu lagi.

   Sementara itu Kakashi segera bergerak kembali. Namun, tidak bisa di sangkal debaran di dadanya masih membara. Di sisi lain ia merasa lemah, karena sedikit perhatian bisa meledakan hatinya. Ada rasa khawatir akan apa yang akan datang pula, ia bahkan masih belum bisa percaya dengan perubahan Obito.

  Setelah lama berkutat dengan masakan dan pikirannya, Kakashi pergi melihat Obito dan Sasuke di kamar. Putranya masih terlelap, dan papanya hanya berbaring sembari memperhatikan anak itu.

    Kakashi mengambil termometer, lalu memasangkan ke ketiak oniichan untuk memeriksa suhu badannya. Ia menghela napas dengan senyum tipis, suhunya sudah normal, tapi sepertinya tubuh sang putra masih terlalu lemah. Ia mencium sayang pipi gembul itu, lalu kembali ke luar.

𝐒𝐔𝐁𝐃𝐔𝐄𝐃 (𝚈𝚊𝚘𝚒)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang