Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gelap dan cerah berganti setiap saat, lebih dari satu minggu berlalu. Naruto kecil telah mendapatkan susu formula yang cocok, dan berhenti merengek dari hari ke hari. Kakashi berkerja lebih giat dan mengambil lembur sepanjang hari. Ia memiliki tanggungan persalinan di masa depan dan biaya sekolah anak-anak setiap bulan, di tambah susu formula yang dipilih si kecil dari deretan yang paling mahal.
Menurut hitungan dokter usia perutnya telah berjalan menuju dua bulan. Kakashi pikir itu sejak pertama kali melakukannya lagi bersama Obito, yang artinya saat dipukuli malam itu ia sudah memilikinya. Kakashi tidak bisa untuk baik-baik saja memikirkannya, tapi dokter mengatakan cukup aman, membuatnya sedikit tenang.
Bunyi ting ting bell rumah membuat Naruto kecil mengeluh kesal. Ia dan oniichan tengah nyaman bermanja dengan perut otousan mereka, bahkan langit di luar sudah gelap. Karena ini hari minggu, otousan mereka tidak ada lembur. Namun, tamu yang tiba-tiba datang sangat mengganggunya.
Kakashi tersenyum membujuk, mengangkat si kecil pelan ke pelukan oniichannya. Entah kenapa anak-anak terlalu malas untuk menyambut tamu malam ini. Jadi, otousan mereka yang berjalan santai untuk membuka pintu.
Air muka Kakashi berubah, wajah-wajah dingin yang dikenal menekan hatinya kuat.
"Aku ingin mengambil cucuku kembali," ucap wanita paruh baya dengan wajah balok es, to the point.
Kakashi menelan ludah dengan rasa sakit, tatapan berairnya bergulir pada wanita seumuran dirinya di samping wanita tua, Rin. Ia tau sekarang, cucu yang diinginkan adalah Naruto kecilnya.
Sebelum mulut Kakashi terbuka sia-sia, dua pria muda datang tiba-tiba dengan wajah penuh simpati. Salah satu tersenyum ramah pada semua orang dan yang lain hanya bersembunyi di belakang.
"Kakashi, lebih baik untuk bicara di dalam, tidak baik membiarkan orang luar mendengar hal-hal buruk tentangmu," ujar pria dengan warna rambut kemerahan. "Tentu saja, nyonya Uciha, Rin, mari bicarakan di dalam," Kakashi mempersilahkan dengan ramah, menekan sakit hatinya.
Semua orang masuk dan duduk di ruang tamu, Kakashi menatap Deidara penuh permohonan. Tentu saja, pria itu mengerti dan segera masuk untuk mengamankan anak-anak.
Sesaat suasana menjadi hening, berikutnya helaan napas terdengar berat, "Nyonya Uciha, maaf jika saya lancang. Tapi anda tidak memiliki hak atas anak-anak Kakashi sejauh apapun," ucap Sasori dengan senyum tenang.
Sasori datang atas kepanikan Deidara, seperti yang Obito katakan sebelumnya, tikus kecil itu hanya menjalankan tugas. Siapa yang tahu Sasori tau lebih banyak dari orang lain, bahkan Yamato tidak sebanding. Dan asisten itu juga mengawasi gerak-gerik keluarga Uciha dari waktu ke waktu.
Nyonya Uciha berangsur memiliki wajah buruk dan keras, "Memang bukan hakku, tapi untuk calon menantuku," balasnya.
Nyonya Uciha dan ibu Rin adalah teman masa kecil, mereka sudah lama menginginkan anak mereka bersama. Namun, kenyataan Rin menikah dengan orang lain kala itu menghancurkan Obito dan pertemanan. Sampai saat Obito kembali beberapa bulan lalu, Rin membujuk orang tuanya untuk memulai bisnis lagi dengan nyonya Uciha. Wanita itu banyak melihat perubahan pada Obito, dan berpikir telah jatuh cinta. Tidak bisa menahan untuk memiliki orang lain.