𝓣𝔀𝓮𝓵𝓿𝓮

2.5K 199 31
                                    

     Obito menaruh anak-anak di tempat tidur dengan sangat pelan, mereka sudah terlelap sejak di perjalanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Obito menaruh anak-anak di tempat tidur dengan sangat pelan, mereka sudah terlelap sejak di perjalanan. Sementara itu Kakashi menyusulnya ke kamar anak-anak setelah membereskan beberapa barang di bantu oleh Deidara, pria itu pun pergi setelah selesai.

   "Obito, kau bisa mandi, aku akan mengganti pakaian mereka dulu," ujar Kakashi sembari menyiapkan air di baskom untuk menyeka anak-anak.

   Obito tidak memberikan jawaban, ia pergi begitu saja meninggalkan kamar anak-anak.

   Kakashi hanya bisa menghela napas lelah dan mempercepat kegiatannya agar anak-anak tidur lebih nyaman. Setelahnya ia juga menyiapkan pakaian untuk Obito, pria itu sedang mandi sekarang.

    Ketika pekerjaan rumahnya selesai, Kakashi memilih untuk mandi di kamar mandi anak-anak, karena Obito tak kunjung selesai. Bahkan sampai ia kembali ke kamarnya pun Obito masih di kamar mandi.

    Kakashi duduk di tepi tempat tidur sembari memeluk tubuhnya sediri, tatapannya keluar jedela kamar yang memperlihatkan gerimis mulai turun. Entahlah, pikirannya sedang ada di mana, ia hanya merasa gelisah dan sesak.

    Beberapa saat kemudian ia mendengar suara pintu kamar mandi yang terbuka. Kakashi menoleh sesaat sebelum menjadi canggung dan berdebar, ia segera bangkit.

   "Kau mau memakai pakaian ya? un... a..aku akan keluar," ujarnya terbata.
    "Apa kau ingat apa yang ku katakan siang ini, Kakashi?" tanya Obito.
   Kakashi menunduk dengan senyum kecil, "um," jawabnya dengan mengangkat wajah, menatap pria besar yang sekarang berdiri di hadapannya.

   Obito menggenggam kedua sisi bahu Kakashi lembut, perlahan mendekatkan wajahnya, mengecup lembut bibir tipis Kakashi, hanya kecupan sayang tanpa tekanan napsu. Kakashi pun hanya menerimanya, saat pihak lain memutar tubuhnya untuk menghadap jendela pun, ia tidak melawan hingga rengkuhan hangat di terimanya, ia hanya diam.

   "Mengapa kau tidak menolak sentuhanku lagi, seperti kemarin-kemarin?" bisik Obito tepat di telinganya.
   "Karena aku tidak memiliki hak untuk menolak," jawab Kakashi dengan tatapan kosong.
    "Bullshit!" bantah Obito.
    "Kenapa? Kau yang mengatakannya, manusia sehina Hatake Kakashi tidak pantas untuk siapapun. Bahkan setelah ku pikirkan lagi memang benar, aku menyerah untuk menjadi manusia penuh harapan dan mimpi. Sekarang, yang terpenting untukku hanya anak-anak," ucap Kakashi ringan, seperti perasaannya benar-benar kosong.

   Rengkuhan Obito semakin erat, wajahnya mulai menampakan kekesalan, terlihat jelas dari pantulan kaca jendela. Pita suaranya tidak bergetar lagi, tapi tangannya dengan kurang ajar mulai meraba bagian vital milik lawan mainnya.

   "AAH..." desahan erotis Kakashi lolos, dada indahnya melengkung karena batang prianya di remas kasar. Matanya mulai terasa panas dan berair, bukan sedih atau tertekan. Namun, rasa nikmat yang sejak lama ia rindukan akhirnya didapatnya kembali.

   Lidah panas Obito mulai menyusuri tengkuk pujaan hatinya, tangannya juga tanpa henti membelai setiap titik sensitif Kakashi. Ia juga membimbing pria dalam pelukannya untuk berjalan ketempat tidur.

𝐒𝐔𝐁𝐃𝐔𝐄𝐃 (𝚈𝚊𝚘𝚒)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang