𝓔𝓵𝓮𝓿𝓮𝓷

2.2K 195 6
                                    

   Baru satu malam Kakashi berpisah dengan anak-anak tapi ia sudah berani untuk tidak berangkat berkeja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Baru satu malam Kakashi berpisah dengan anak-anak tapi ia sudah berani untuk tidak berangkat berkeja. Obito hanya bisa tersenyum masam ketika mendengar absen Kakashi dari salah satu rekan kerjanya. Otaknya telah di penuhi dengan prasangka buruk tentang kemungkinan Kakashi mencuranginya. 

    Ia dengan amarah menggebu mengendarai mobilnya ke sekolah anak-anak.

     "Sial!!" umpat Obito kala manik tajamnya menjumpai sosok Kakashi dan anak-anak di taman, letaknya tidak jauh dari Sekolah.

    Ia hampir memarkirkan mobilnya sembarangan, hanya saja teringat akan kebencian Kakashi pada sikapnya itu. Jadi, ia terpaksa berperilaku baik.

    Ketika teringat anak-anak di dekat Kakashi, amarahnya diredam. Ia mencoba memasang senyum ceria, berjalan pelan agar langkahnya tidak terdengar dan, "BHAAAAAA!!" teriaknya mengejutkan Sasuke.

   Sementara itu, Kakashi mencoba untuk menutup telinga si kecil yang terlelap di dadanya sembari menyusu.

   "PAPAAAA!!" teriak Sasuke kecil, marah, dengan sekuat tenaga anak itu menyerang papanya, memukul kepala dan menarik rambut dengan brutal.

    Obito hanya tertawa dengan memegangi tubuh putranya agar tidak terjatuh, karena di bawah mereka adalah danau.

    "Oniichan," panggil Kakashi lembut, seraya menghalau tangan mungil putranya yang hampir memukul wajah sang papa.

    Sasuke dengan wajah sedih segera berlari ke pelukan otousannya.

     "Onigiri oniichan, otousan," adunya dengan suara kecil, anak itu tengah menahan tangis, sebab onigiri favoritnya jatuh ke danau saat terkejut.

    Kakashi mengusap bahu mengil putranya sayang, "Tidak apa-apa, nanti kita beli lagi ya," ujarnya, berharap meredakan kesedihan sang putra.

   Obito akhirnya mendekat dan memeluk ketiganya hangat, sayangnya Sasuke sudah terlanjur marah. Anak itu bahkan tidak mau menatap papanya.

    "Oniichan, maafkan papa, nanti papa belikan yang banyak ya?" bujuk Obito, tapi putranya masih marah, "maafkan papa, nanti kita pergi ke tempat yang oniichan ingin ya?" bujuknya lagi.

    Kali ini Sasuke kecil cukup tertarik, anak itu dengan semangat kembali memanjat ke pangkun papanya. Binar di matanya sangat cerah dan jernih, Obito hanya bisa menatapnya penuh sesal. Bayi yang dulu ia tolak telah tumbuh menjadi jagoan kecil yang ingin selalu ia lindungi. Ia berpikir keras untuk tidak mengukir kekecewaan di hati si kecil yang rapuh.

    "Ayo pergi ke festival, Naru ingin pergi ke sana papa," ujar Sasuke penuh semangat.
    "Naru?" tanya Obito memastikan, sang putra selalu saja memikirkan adiknya.
     "Um, Naru ingin naik wahana dan melihat sirkus," jawabnya pasti.
     "Tapi papa mau ke tempat yang Oniichan ingin, yang Sasuke ingin," ucap Obito dengan cemberut.
      "Tapi Sasuke hanya ingin pergi ke tempat yang Naru mau," balas Sasuke sembari menunduk sedih, merasa papanya telah menolaknya.

𝐒𝐔𝐁𝐃𝐔𝐄𝐃 (𝚈𝚊𝚘𝚒)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang