Warmer Than a Cup of Tea

30 9 0
                                    

"Aku sangat berterimakasih atas kehadiran semua yang ada di sini," ujar King Joseph, "terutama kepada calon besan Kerajaan, keluarga Alexander," ia mengangkat gelas anggurnya.

Prof. Ben Alexander berdiri dari tempat duduknya, "merupakan kehormatan bagi kami, bisa menjadi besan Kerajaan, Your Majesty," ia menundukkan kepala dengan satu tangan di dada, "dan kami berterimakasih karena Your Majesty bersedia melaksanakan pertunangan ini di Istana," sambungnya kemudian mengangkat gelas anggurnya.

Kedua Ayah mempelai itu pun menyesap anggur dari gelas masing-masing, diikuti oleh semua anggota keluarga yang hadir.

"Aku juga berterimakasih kepada Ayah dan Ibu mertuaku, Lord and Lady Luton, yang sudah datang jauh-jauh dari Canary," ujar King Joseph, "kemudian Paman dan Bibi, The Duke and Duchess of Warwick, dari Nuneaton," imbuh Sang Raja, "terimakasih,"

Nama-nama yang dipanggil itu pun menghormat dengan menundukkan kepala sekilas kepada Raja mereka.

"dr. Aaron telah melingkarkan cincin di jari manis Anneliese," sambung Sang Raja, "yang artinya mereka berdua telah terikat dalam pertunangan.

Sebagai seorang Ayah, aku berharap hubungan kalian akan terus harmonis, hingga pernikahan, bahkan hingga maut memisahkan," King Joseph membuat tanda salib untuk mengaminkan ucapannya sendiri.

"Tolong jaga putriku dengan baik," Queen Patricia menambahkan.

dr. Aaron mengangguk, "aku akan menjaganya seperti nyawaku sendiri," jawabnya.

Mereka semua tersenyum dan kedua pasangan yang tengah bertunangan itu saling memandang haru penuh cinta.

"Baiklah, sekarang kita bisa bersantai," ujar Raja, "mari nikmati santap malamnya,"

Malam ini, pertunangan antara dr. Aaron dan Anneliese pun dilaksanakan. Raja meminta pertunangan itu dilaksanakan di Istananya. Semua koki dan pelayan terbaik telah mengatur aula makan hingga sedemikian mewah dengan dekorasi merah tua dan emas, beserta makanan dan minuman dengan kualitas tertinggi.

Semua anggota Keluarga Kerajaan diundang, mulai dari keluarga mertua dan ipar Raja, keluarga paman dan bibi Raja, keluarga adik-adik Raja, serta para sahabat dr. Aaron dan Anneliese. Lalu tentu saja, keluarga dr. Aaron, dan The King sebagai tuan rumah.

Suasana perayaan pertunangan terasa intim, hangat, namun juga mewah. Anneliese dan dr. Aaron tidak bisa menyembunyikan senyum dari wajah mereka. Begitupun semua yang hadir untuk ikut merayakan hari bahagia ini. Acara keluarga yang hangat tanpa bumbu-bumbu tugas kerajaan memang terbaik.

"Anthony," pikiran Anthony dibuyarkan ketika The Earl of Luton memanggilnya.

"Ya, Kek?" sahutnya.

Pria itu Jhon Steven, The Earl of Luton, adalah Kakek dari pihak Ibu Anthony dan Anneliese.

"Kapan kau akan bertunangan juga?" tanya Lord Luton.

"Ahem," Anthony berdeham, "aku belum memikirkan itu, Kek," jawabnya, "aku akan menyelesaikan pendidikan terlebih dulu, dan mencapai beberapa hal,"

"Ya, pria bisa menikah kapan saja, Jhon," bela Lady Luton, "biarkan dia menjelajahi banyak hal di dunia lebih dulu,"

Anthony tersenyum simpul, "aku tidak akan mengecewakan Kakek dan Nenek," tutup Anthony.

"Mungkin kau bisa memulainya dengan menyeleksi beberapa gadis disini," gurau Mr. Scott.

"Dia sudah menyeleksi sejak lama, Kek," timpal Anneliese, "sekarang sudah masa pendekatan," bisiknya yang tentu saja tetap terdengar ke penjuru aula.

Anthony dan Margaret tampak sama-sama menahan senyum tersipu mereka. Sebisa mungkin keduanya memasang wajah tenang.

The Thorny Throne [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang