Such a Sickening Life

22 7 0
                                    

"Aku sudah membuat surat pernyataan beserta cap dan tanda tangan, kirimkan salinannya ke kantor surat kabar segera, dan jangan lupa terbitkan di situs web Kerajaan,"

Anthony baru saja membuat sebuah surat pernyataan yang berisi klarifikasi mengenai tudingan bahwa ia telah dibatasi. Anthony mengaku bahwa ia menjalani semua tugas kerajaan atas kesadaran dan keinginannya sendiri. Meski ia tahu itu tidak sepenuhnya benar, bahwa ada kalanya ia menjalankan beberapa tugas dengan terpaksa. Namun jelas bahwa tidak ada yang memukul mundur dirinya dari posisi The Prince of England. Untuk hal satu itu, ia sendiri yang meminta pengunduran waktu.

Sudah ada beberapa surat kabar yang mencetak tulisan kritikus politik anonim itu. Artikel itu juga diunggah ulang oleh banyak situs web berita. Anthony berkali-kali menghela napas ketika membaca komentar warganet disana.

Mereka membelanya, mengecam siapapun yang telah menjadikannya boneka. Rakyat menyuarakan kebebasan untuk Anthony dan mendukungnya untuk segera menjadi The Prince.

Hal-hal macam inilah yang terkadang membuat Anthony berpikir ulang. Melihat betapa rakyat mencintai dan mendukungnya, membuat Anthony merasa egois. Seandainya rakyat tahu kebenarannya, jika mereka tahu bahwa kebebasan bagi Anthony justru adalah mundur dari posisi pewaris takhta. Apa mereka akan tetap mendukung kebebasannya?

"Halo, David, ada apa?" Anthony berbicara di ponselnya.

"Aku dengar kau akan jadi pembicara di acara penerimaan mahasiswa baru?"

"Ya, itu benar, kenapa?"

"Uhm, kau sudah menyiapkan jawaban?"

"Jawaban? Jawaban apa maksudmu?"

"Soal artikel itu,"

"Ah, soal itu, aku sudah menulis surat pernyataan, sebentar lagi akan diunggah di situs web kerajaan,"

"Err, kurasa itu tidak cukup,"

"Huh? Memangnya kenapa?"

"Sepertinya kau belum membaca berita terbaru, seseorang narasumber anonim mengirimkan beberapa potongan video saat kau menghadiri beberapa pertemuan,"

"Video? Kirimkan tautannya, biar kulihat,"

"Iya, baiklah,"

Anthony segera menerima tautan yang dikirim David melalui pesan singkat. Itu kritikus politik yang sama, ia mengatakan bahwa seorang narasumber telah mengirimkan bukti yang menunjukkan bahwa Anthony telah dibatasi gerak-geriknya.

Anthony dengan wajah berkerut, segera mengetuk layar ponsel untuk memainkan video yang dimaksud.
Video itu berisi rekaman ketika Anthony menghadiri beberapa pertemuan. Disana Anthony beberapa kali mengemukakan pendapat, namun segera diam ketika ada yang mendebatnya.

Tsk. Sial. Anthony memang sering menarik kembali opininya ketika menemui perdebatan. Itu karena ia tidak ingin berkonflik dengan para petinggi pemerintah yang lebih kompeten dan berpengalaman. Ia juga sudah berjanji akan menaati apapun peraturan yang ada selama usianya belum genap dua puluh satu tahun. Ternyata hal ini malah menjadi masalah untuknya.

Anthony segera menggulirkan layar, melihat apa reaksi warganet terhadap artikel tersebut. Ya, tepat sekali, mereka membela Anthony, bahkan mengasihaninya. Mereka menuding beberapa petinggi yang wajahnya terpampang di video tersebut. Mereka juga meminta Anthony untuk tidak takut dan tidak tunduk pada siapapun selain Raja. Terakhir, satu hal yang paling mengganggu adalah mereka meminta deklarasi penunjukkan segera dilaksanakan. Sial.

"Mr. Scriber, segera laporkan situs ini atas pembocoran rahasia negara, penyebaran video tanpa izin, penggiringan opini publik, dan khusus untuk narasumbernya laporan atas pencurian data," pungkas Anthony.

The Thorny Throne [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang