bab 11

919 62 19
                                    

Jihyo, wanita anggun itu  berjalan perlahan mendekati sang anak yang menatap ke arahnya dengan hangat , air matanya tidak sanggup untuk ia tahan lagi .

Bibirnya melengkung menunjukkan senyuman kepada sang anak yang masih terbaring lemah menatap kearahnya . Jimin yang mengulurkan tangan kearahnya pun segera ia ulurkan pula tangannya untuk menerima jemari pucat pemuda di depannya itu .

" Jimin ... Jimin anak mama" namun tangan sang anak tetap terulur tanpa menerima uluran tangan jihyo

" Ibu... aku lelahh sekali ... " suara lirih Jimin menyadarkan jihyo bahwa uluran tangan Jimin bukan untuknya melainkan untuk wanita yang berdiri di belakangnya.

Jihyo menarik tangannya cepat ,menatap nanar putra bungsunya .  seperti inikah sakitnya diberi penolakan ?? Apakah seperti ini yang di rasakan Jimin selama ini ??

"Ibu... Kemarilah" Jimin tersenyum kearah hyojoo

" apa ibu tidak merindukanku bu??" Jimin mengerucutkan bibir pucatnya berlagak merajuk , hyojoo mendekati Jimin lalu menerima uluran tangan Jimin sambil tersenyum kearah Jimin

" Siapa bilang ibu tidak merindukanmu humm? Kau tidur terlalu lama sayang ..." ujar hyojoo mencubit halus pipi putih Jimin

" u-uhh benarkah bu..."hyojoo mengangguk namun matanya melirik ke arah jihyo tak enak.

jihyo hanya tersenyum lalu mengangguk kecil seakan  mengatakan "aku tidak apa-apa " lewat matanya

"Mau ibu panggilkan kakak-kakakmu ? " jimin menggeleng 

" Aku masih ingin bersama ibu ... BERDUA!!" suara lirih namun tegas dari Jimin menyadarkan kedua perempuan yang berada di sana

perlahan jihyo melangkahkan kakinya keluar ruangan diikuti tatapan sayu hyojoo

"Jimin marah dengan mama??" Jimin tak menjawab pertanyaan hyojoo

" Jim .."

" Tidak... " Jimin menatap datar pintu di ruangan itu

" Jimin ibu tidak seperti ini" hyojoo menangkup kedua pipi Jimin yang di sambut penolakan pelan dari si empu

" Lalu Jimin ibu yang bagaimana bu ..  Apa sekarang ibu juga tidak menginginkan ku ? apa sekarang ibu juga akan membenarkan mereka? Apa ibu..." Pelukan hangat dari hyojoo yang selalu menenangkan Jimin pun berusaha di tolak oleh Jimin

" katakan Bu, apa ibu sekarang kesini hanya karena kasian padaku ??" Isakan mulai terdengar dari mulut Jimin

" kalian semua kesini karena kasihan padaku yang cepat atau lambat akan mati bukan ... "

Degg

"Dengarkan ibu sayang , ibu..."

" Pergi Bu! Aku ingin sendiri " Hyoojoo mengalah dan melepas tangannya pada Jimin , lalu melangkah pergi dari ruangan itu , Jimin menundukkan kepalanya , air mata mengalir dari mata bulan sabitnya.

"Ku kira ada yang tulus, ternyata semua orang baik hanya karena kasian dengan aku yang sekarat, miris sekali hidupmu Jim??"
Jimin tersenyum sendu . Ia menidurkan kembali badannya,menyampingkan badannya membelakangi pintu yang perlahan mulai terbuka .

Hyunjoong , pria dua anak itu berjalan perlahan kearah sang putera bungsunya, memandang tubuh kecil anak bungsunya dengan diam .  sakit!! Itulah yang pria dewasa itu rasakan . Hyunjoong ikut berbaring Di belakang jimin .

Jimin yang tak menyadari kedatangan seseorang pun sedikit terkejut karena ranjangnya berdecit.  ia berbalik , matanya membola saat di sampingnya ada sang papa yang menatapnya

LIFE GOES ON ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang