Suasana ruangan berwarna serba putih itu nampak sunyi. suara dari mesin kotak bergambar garis bentuk rumput yang menandakan seseorang di ruangan itu masih bersama dengan mereka yang berada di luar .
Wanita paruh baya yang tak lain merupakan ibu kandung dari pemuda Kim itu berjalan perlahan mendekat kearahnya . langkah jihyo terasa begitu berat mengingat semua kejadian yang selama ini terjadi . buliran kristal dari mata dari wanita anggun itu berlomba-lomba untuk keluar dari mata yang mirip dengan sang putera yang tengah terbaring di sana .
" Anak mama -"
Isakan perih itu akhirnya terdengar ketika jihyo hanya bisa mendengar deru nafas menyakitkan dari balik masker oksigen yang terpasang apik di wajah tampan sang putra
" Seharusnya mama tidak jahat pada Jimin. Seharusnya mama tau dari dulu kalau Jimin membutuhkan pelukan mama, seharusnya mama mengerti jika Jimin ingin pelukan mama ... "
" seharusnya mama tidak membiarkan jimin merasakan sakit ini sendiri ... "
Lanjut sendu jihyo di samping ranjang pesakitan Jimin . Kedua tangannya ia gunakan untuk menggenggam jemari putih yang semakin kurus itu
" Kemana jemari lucu anak mama , mengapa mama bisa tidak menyadari bahwa kamu kehilangan jemari-jemari lucumu nak... "
Kembali hanya suara mesin disamping Jimin yang menjawab setiap untaian kalimat sendu wanita dewasa itu.
" Mama mohon beri mama sekali lagi kesempatan Jim , mama menyesal Jim. Mama tidak ingin kehilangan permata mama..."
Pertahanan jihyo akhirnya roboh , ia terduduk di lantai tanpa alas di bawah bangkar Jimin . Jihyo terisak keras membuat sang suami yang melihatnya dari luar segera merangsek masuk kedalam , membantu sang istri berdiri dan membawanya keluar ruangan .
Diluar ruangan hanya tersisa eunsung beserta sang istri. Hyojoo melirik ibu dari pemuda yang amat ia sayangi melebihi kedua anaknya dengan tajam
" Apa ini yang kau mau jihyo ??"
Eunsung yang sebelumnya menatap kedepan seketika menoleh pada sang istri yang berjalan mendekat kearah jihyo
" Apa ini yang kau inginkan selama ini ji?? Kau ibunya tapi mengapa kau tega menyakiti nya ji!! Mengapa!!!"
Nyonya Park mengguncang bahu nyonya Kim kuat , emosinya tak terbendung . Ini sudah lewat 6 jam setelah operasi namun Jimin masih belum memperlihatkan tanda-tanda untuk sekedar membuka matanya
" Apa salah Jimin ji?? Apa kesalahan Jimin hingga kau Setega itu-"
Hyojoo mendorong nyonya Kim itu hingga terjatuh . Eunsung secara reflek menarik lengan sang istri kuat mencoba meredam amarah nya
" Hyojoo tenangkan dirimu!! "
" Kau tidak pantas menjadi ibunya ji!! Kau tidak pantas!! Jimin berhak bahagia , dan kau menghancurkan haknya !!"
Eunsung terus mencoba menarik sang istri yang diluar kendali kedalam pelukannya . sedangkan jihyo, hanya tertunduk di pelukan sang suami .
Keduanya tak bisa mengelak dengan semua kalimat yang keluar dari bibir nyonya dari keluarga park karena Semua memang benar !!
" Hyojoo -" jihyo melepas pelukan sang suami dan berjalan mendekat kearah wanita beranak dua yang masih berada di pelukan sang suami. Jihyo menjatuhkan dirinya tepat di samping hyojoo dengan menumpukan beban tubuhnya pada lutut putihnya
" Maafkan aku hyoo, maafkan aku . Kau benar aku tak pantas menjadi ibu Jimin , dia terlalu baik untuk menjadi anakku-"
Suara lemah diiringi isakan dari wanita di hadapannya itu berhasil membuat hyojoo melepas rengkuhan sang suami .
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE GOES ON ☑️
Fiksi Penggemaraku yang di paksa untuk tetap baik-baik saja disaat aku benar-benar hancur