Part 4

7.1K 290 2
                                    

🍀🍀🍀

Di Kamar.

Daniel sedang sibuk mengancingkan kemejanya. Lalu tiba-tiba terdengar suara pintu kamar terbuka.

Ceklek!

"Bell, apa itu kau? Kemarilah! Bantu Kakak pasangkan dasi!" pinta Daniel tanpa menoleh ke arah orang itu.

Hening.

Tak ada respon.

"Bell, tumben sekali hari ini kau tidak bicara? Biasanya kan kau suka cerewet kalau ke kamar Kakak," ucap Daniel merasa heran.

Lagi-lagi tidak ada sahutan.

"Kau lagi ada masalah ya? Apa temanmu yang lugu itu menyakitimu, hm?" tanya Daniel lembut. Namun, belum menoleh pada orang itu.

"Kamar Kak Daniel bagus juga ya ternyata!"

Lantas Daniel membulatkan matanya sempurna. Pasalnya suara itu bukan adiknya, Bella. Melainkan si gadis lugu.

Cepat-cepat Daniel membalikan tubuhnya memandang ke arah Kania. Tampak gadis itu sedang duduk manis di atas ranjang tidur king size miliknya.

"Kau? Sedang apa kau di sini?" tanya Daniel ketus seraya berjalan menghampiri Kania.

"Lihat-lihat kamar Kakak. Kata Bella kamar Kakak ada gambar spiderman-nya. Tapi kok Kania liat, gak ada ya?" heran Kania sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Daniel menepuk dahinya sekilas. Ternyata dugaannya mengenai Kania adalah gadis polos memang benar. Buktinya gadis itu mempercayai omong kosong adiknya.

"Di kamarku tidak ada gambar spiderman. Lebih baik sekarang kau keluar!" usir Daniel.

Bukannya menurut, Kania malah beranjak mendekati Daniel.

"Kau?"

Daniel melototkan matanya ketika menyadari pakaian yang Kania pakai. Mini dress berwarna cream di atas lutut yang menampakan belahan d*ada.

Apa ini ulah Bella juga?

Ahh, sial, batin Daniel.

"Kenapa kau memakai baju itu?" tanya Daniel seraya memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Ohh ini ... tadi Bella nyuruh Kania buat pakai baju ini, katanya baju ini bakal bikin Kak Daniel suka sama Kania," jawab Kania terus terang.

Apa katanya? Suka?

Jujur, saat ini Daniel bukan hanya suka, melainkan dirinya mulai tergairah.

"Sebaiknya kau keluar sebelum--"

"Sebelum apa, Kak?" tanya Kania seraya mengerjapkan mata berkali-kali.

'Arghh, kenapa dia harus imut?!' batin Daniel resah.

"Oya Kak, di wajah Kakak ini kenapa banyak yang merah-merah? Kakak beneran saudaranya monster?" tanya Kania polos sambil meraba-raba setiap inci wajah tampan milik Daniel.

Astaga? Apa lagi ini?

"Kania," gumam Daniel mulai mencekal pergelangan tangan Kania. "Jangan coba-coba menyentuhku!" peringatnya.

"Kenapa? Kania suka kok nyentuh wajah Kakak," ucap Kania.

Daniel menghela napas kasar. Lalu dengan satu tarikan, tubuh Kania sudah menempel pada dada bidang milik Daniel.

"Kania, apa kau tau, kau ini sedang masuk kamar siapa?" tanya Daniel, di mana matanya kali ini menatap Kania lebih intens.

*
*
*

"Astaga! Kenapa aku yang deg-degan ya? Padahal kan Kak Kania yang akan digempur sama Kak Daniel, bukan aku," resah Bella sambil mondar-mandir gak jelas di ruang tengah.

"Kira-kira Kak Kania berhasil gak ya goda Kak Daniel?" pikir Bella penasaran.

Matanya kini tertuju pada lantai atas, lebih tepatnya pada kamar Kakaknya.

"Intip dikit gak papa kali ya?"

*
*
*

"Ka--kamar Kakak kan?" tanya Kania gelagapan.

Daniel sejenak tersenyum menyeringai. Setelah itu, Daniel mendekatkan wajahnya pada telinga Kania.

"Bukan! Kau baru saja masuk ke kandang harimau, Kania!" bisik Daniel di akhiri dengan mengecup singkat telinga Kania.

Deg!

Bersambung

Jangan lupa kasih dukungan semuanya 🤗

Gadis Polos Milik Monster TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang