Part 11

4.6K 159 1
                                    

🍀🍀🍀

"Kak, Bella ga bisa lama-lama di sini. Bella harus ke kampus," ucap Bella sesekali melirik arloji yang melingkari pergelangan tangannya.

"Ya udah, Bella hati-hati ya di jalannya," peringat Kania.

Bella kemudian memeluk erat tubuh Kania. Entah kenapa Bella merasa tidak tega jika harus meninggalkan Kania bersama Milla.

"Kak, Kakak harus janji ya kalau ada apa-apa sama Kakak, Kakak langsung telpon Bella," ujar Bella pelan.

Kania mengangguk. Lalu membalas pelukan Bella. "Iya, Bell. Kania janji!"

Bella cukup merasa tenang. Ia lalu berpamitan pada Milla. "Aunty, Bella pulang dulu ya!"

"Iya, Bella. Sering-sering ya kamu main ke sini," sahut Milla dan langsung direspon anggukan kepala dari Bella.

"Ya udah, Bella pamit ya. Bye, Kak ... Bye, Aunty..." Bella melambaikan tangan sebelum beranjak keluar.

"Bye juga, Bell!"

Setelah Bella pergi, Milla mengajak Kania untuk duduk di sofa karena ada hal yang ingin dia bicarakan dengan gadis itu.

"Kania Sayang, kau mau menikah tidak?" tanya Milla seraya membelai lembut surai rambut Kania.

"Menikah?"

"Iya, menikah. Menikah itu nanti kamu akan punya teman bermain, Sayang. Jadi kamu ga akan sendirian lagi," jawab Milla sesekali menyelipkan senyum liciknya.

Mendengar kata 'teman bermain', Bella langsung mengangguk antusias. "Iya, Mommy. Kania mau. Kapan Kania akan menikah?" tanya Kania dengan nada tidak sabar.

"Secepatnya, Sayang! Nanti sore kamu siap-siap ya, soalnya teman main kamu akan datang ke sini buat ngajak kamu bermain," ujar Milla dengan nada lembut.

"Oke, Mommy!"

Milla kemudian memeluk erat tubuh Kania. Setelah itu, ia diam-diam mulai menyunggingkan senyum evil-nya.

*
*
*

Jam menunjukan pukul 3 sore. Dan sesuai permintaan Milla, kini Kania sudah didandani oleh para maid dengan sangat cantik.

"Ya ampun, cantik sekali anak Mommy!" puji Milla seraya menatap Kania dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan senyuman lebar.

Ya, Kania memakai mini dress berwarna merah di atas lutut dengan rambut yang dicepol tak terlalu rapi hingga memperlihatkan jenjang lehernya yang putih.

"Makasih Mommy," ucap Kania dengan tersenyum manis.

"Ayo, Sayang! Kita ke bawah!" ajak Milla yang direspon anggukan kepala dari Kania.

Milla kemudian menuntun Kania keluar kamar dan bergegas menemui seseorang di ruang tengah.

Skip.

"Halo, Mr!" sapa Milla seraya mengulurkan tangannya di hadapan pria berjas hitam.

"Halo, Mill," balas pria itu.

Setelah berjabat tangan, pria itu menatap ke arah Kania. "Dia yang namanya Kania, Mill?" tanyanya dengan tersenyum menyeringai.

"Iya, Mr! Gimana? Cantik 'kan?"

"Cantik sekali, Mill." Pria itu mulai berdiri dan berjalan mendekati Kania. "Dan juga terlihat sangat sek*si," godanya dengan berbisik di telinga Kania.

Mendengar hal itu, Kania hanya tersenyum manis.

"Ini siapa, Mom?" tanya Kania.

"Teman mainmu, Sayang. Namanya Jack," jawab Milla memperkenalkan pria itu.

"Teman main? Tapi kenapa dia terlihat seperti Daddy-Daddy, Mom. Padahal 'kan Kania maunya teman main seperti Kak Daniel," ucap Kania sekilas menatap tidak suka ke arah pria yang usianya sebaya dengan Milla.

Raut wajah Jack seketika berubah menjadi masam. "Jangan membicarakan nama pria lain di depanku, Sayang," bisik Jack dengan sedikit menekan kata.

"Sorry, Jack. Aku akan beri pengertian pada Kania dulu," ucap Milla.

"Silahkan!"

Milla kemudian menarik tangan Kania ke tempat yang tak jauh dari posisi Jack berdiri.

"Kania Sayang, Mommy mohon terima Jack sebagai teman mainmu. Justru pria seperti dia jauh lebih berpengalaman dalam hal bermain. Mommy jamin kalo kamu temenan sama Jack, kamu akan puas mainnya Sayang!" ujar Milla panjang lebar.

"Benarkah itu, Mom?"

Milla mengangguk mengiyakan.

"Yaudah, Kania mau jadi teman mainnya Uncle Jack, Mom!" ucap Kania.

Bersambung

Jangan lupa dukungannya ya. ❤🍀

Gadis Polos Milik Monster TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang