Part 3

7.9K 295 6
                                    

🍀🍀🍀

Kania menggeleng tidak tau. Setelah itu Kania memejamkan matanya erat, enggan menatap wajah Daniel yang terlihat menyeramkan seperti monster.

"Aaa, kenapa wajah Om.. Eh, maksud Kania, wajah Daddy kayak monster. Kan Kania jadi takut," cicit Kania dengan tubuh gemetaran.

Daniel menghela napas panjang. Lagi-lagi Kania menyebutnya Daddy, bahkan gadis itu dengan lancang menyamakan dirinya dengan monster.

"Bell, apa tipe temanmu seperti ini? Kenapa dia sulit sekali dikasih tau," kesal Daniel sambil menjauhkan diri dari Kania.

"Sekali-kali Kak, Bella punya teman langka kayak Kak Kania," sahut Bella dengan kekehan kecilnya.

"Ya sudah, Kakak ke atas dulu. Mau pakai baju," ucap Daniel.

"Emangnya Kakak mau telanjang dada terus? Ohh atau Kakak emang sengaja turun ke bawah buat tebar pesona nunjukin roti sobek Kakak ke Kak Kania?" goda Bella menatap Kakaknya penuh selidik.

Lantas Daniel langsung mengusap wajah sang adik dengan kasar. "Jangan asal nuduh! Kakak ke bawah itu mau nanyain celana ...."

Daniel menggantung ucapannya. Ia hampir keceplosan ingin mengatakan celana d*alam di depan Kania.

"Celana apa, Kak? Celana jeans? Levis? Atau apa?" tanya Bella tanpa menaruh rasa curiga sedikitpun.

"Gak jadi! Kakak ke atas dulu," ucap Daniel cepat.

"Kak Daniel."

Daniel menghentikan langkahnya di anak tangga usai mendengar suara panggilan seseorang. Dan suara itu bukan berasal dari adiknya, Bella. Melainkan ...

Kania.

"Ekhem." Bella refleks merilekskan tenggorokannya.

Sungguh, Bella jadi gemas sendiri. Rasa-rasanya dia ingin cepat-cepat mempersatukan Kakaknya itu dengan teman barunya yang lucu.

"Ada apa?" tanya Daniel dengan wajah datar. Padahal bibirnya ingin sekali tersenyum karena Kania akhirnya memanggilnya dengan sebutan Kakak, bukan Om ataupun Daddy.

"Kakak tadi nyari Bella buat nanyain sesuatu 'kan?" tanya Kania.

"Iya, tapi gak jadi," timpal Daniel.

"Kenapa gak jadi? Padahal Kania tau apa yang Kakak cari," ujar Kania seraya tersenyum manis.

"Maksud Kak Kania?" tanya Bella tidak mengerti.

Kania kemudian bergegas menuju sofa dan mengambil sesuatu di atas sana. Setelah itu, Kania menunjukan sesuatu tersebut di hadapan Daniel.

"Ini kan yang Kakak cari?" tanya Kania.

Lantas Daniel terbelalak melihatnya. Bagaimana bisa celana d*alam miliknya yang bergambar spiderman ada di atas sofa. Dan lebih malunya lagi Kania yang menemukannya.

"Astaga! Jadi Kak Daniel turun ke bawah cuma untuk nyari celana d*alam spiderman," ucap Bella sambil tertawa keras.

Daniel yang sudah terlanjur malu, akhirnya merebut celana d*alam tersebut dari tangan Kania.

"Ini punya teman! Bukan punyaku!" dusta Daniel dan langsung menaiki anak tangga dengan tergesa-gesa.

Bella yang melihat Kakaknya salah tingkah hanya bisa tertawa. Baru kali ini Bella melihat sang Kakak malu seperti tadi di depan gadis asing.

"Emangnya Kak Daniel suka spiderman ya?" tanya Kania dengan wajah polosnya.

"Hahaha, iya Kak. Kak Daniel itu paling suka sekali sama spiderman. Kalau Kakak masih penasaran, Kakak bisa masuk kamar Kak Daniel dan cari tau sendiri," ucap Bella di akhiri dengan menaik-naikan kedua alisnya.

"Yaudah, nanti Bella kasih tau ya dimana letat kamar Kak Daniel," ucap Kania.

"Oke, Kak! Tapi nanti Kakak pakai baju yang Bella kasih ya!" peringat Bella, yang langsung direspon anggukan kepala dari Kania.

'Xixixi ... Sebentar lagi Bella akan tau Kak Daniel itu pria normal atau tidak. Kalau normal ya pasti Kak Daniel bakal ngelakuin sesuatu sama Kak Kania. Minimal ciuman lah,' batin Bella seraya tersenyum jahil.

Bersambung

Jangan lupa vote semuanya ❤

Gadis Polos Milik Monster TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang