🍀🍀🍀
"Kak Daniel? Kakak di sini juga?" tanya Kania.
Daniel menghela napas kasar. Kenapa harus Kania yang menjadi mainan baru Jack.
"Kalian sudah saling mengenal?" tanya Jack memandang Daniel dan Kania secara bergantian.
"Iya, Uncle. Dia Kakak temannya Kania," jawab Kania seraya tersenyum manis. Karena merasa gemas, Jack langsung merangkul bahu Kania dengan mesra.
Sementara Daniel terang-terangan menatap Jack dengan sorotan mata tajam yang mematikan. Ia hapal betul pria seperti apa Jack itu.
"Jack, apa kau sengaja ingin membuatku marah?" tanya Daniel, di mana kali ini tidak menyebut Jack dengan sebutan Mr lagi.
"Apa maksudmu, Mr?" tanya Jack tidak mengerti.
Dengan gerak cepat Daniel menarik tangan Kania agar berdiri di sampingnya. "Dia milikku!" parau Daniel.
"Apa? Apa maksudnya mainan baruku adalah milikmu?" tanya Jack merasa tidak terima jika Kania diambil oleh Daniel.
"Kau tidak percaya dia milikku, Jack? Apa kau perlu pembuktian?" tanya Daniel sambil membuka masker dan juga kacamata hitamnya.
"Iya," jawab Jack menantang.
Tanpa pikir panjang, Daniel mengambil handphone dari saku celananya. Setelah itu ia menelpon seseorang.
"Datanglah kemari!" titah Daniel pada orang suruhannya.
"Baik, Bos!"
Daniel mematikan sambungan telponnya. Setelah itu ia kembali menatap Jack dengan tersenyum menyeringai.
"Kau memanggil siapa? Apa kau ingin macam-macam denganku? Ayolah! Aku tidak ingin ada tumpah darah di antara kita, lebih baik kita bicarakan masalah ini secara baik-baik," ujar Jack.
"Benarkah? Terus apa solusinya?"
"Solusinya kau harus menyerahkan Kania kepadaku. Jika tidak--"
"Jika tidak apa, Jack? Kau ingin membunuhku? Ck, sepertinya kau memang ingin main-main denganku," ucap Daniel perlahan mendekati Jack dengan tersenyum sinis.
"Jangan membuatku marah, Mr!" peringat Jack.
"Kau juga, Jack. Jangan pernah membuatku marah!" sahut Daniel tak ingin kalah dari Jack.
"Sialan!" umpat Jack lalu berjalan menghampiri Kania dan menarik kasar tangan gadis itu untuk keluar dari Mall.
"Sakit, Uncle! Uncle mau bawa Kania ke mana?" tanya Kania sesekali menoleh ke belakang. Lebih tepatnya pada Daniel yang hanya berdiam diri di tempat.
'Kak Daniel,' batin Kania dengan mata berkaca-kaca.
*
*
*Diam-diam Jack membawa Kania ke tempat Hotel. Saat ini pria paruh baya itu merasa sangat emosi dan bergai*rah secara bersamaan. Ia ingin melampiaskan semua perasaan itu dengan bercinta.
Ya, bercinta dengan Kania.
"Ucle, kenapa Uncle membawa Kania ke sini?" tanya Kania mulai merasa takut saat Jack memperlakukannya dengan kasar.
"Kita akan bermain," jawab Jack sembari terus menyeret tangan Kania menuju kamar.
"Bermain? Memangnya kita akan bermain apa Uncle?" tanya Kania lagi.
"Bermain ranjang, Sayang!" timpal Jack di akhiri dengan mengunci pintu kamar.
Jack kemudian melepas jas hitamnya. Setelah itu, ia mulai mendekati Kania secara perlahan sembari membuka kancing kemejanya satu per satu.
"U--uncle mau apa?" tanya Kania ketakutan saat melihat Jack menatapnya dengan tatapan buas.
"Mau main denganmu!" jawab Jack di akhiri dengan menarik pinggang Kania hingga tubuhnya menempel dengan tubuh Jack.
"Lapasin Kania, Uncle!" pinta Kania merasa risih saat Jack berada di dekatnya.
"Jangan jual mahal, Sayang! Sebaiknya kau puaskan aku malam ini!" ujar Jack dengan tersenyum menyeringai.
"Puaskan?"
"Iya, puaskan aku!" bisik Jack.
Bersambung
Ya ampun, help Kania dong Daniel, malah diem aja 😫
Jangan lupa dukungannya ya. ❤🍀
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Polos Milik Monster Tampan
Любовные романыKisah gadis polos bernama Kania dengan seorang laki-laki yang Kania anggap sebagai Monster karena memiliki banyak memar di wajah. Jangan lupa Add facebook author ya : Helly IV Warning 18+++