7. Cobaan hidup

1K 115 0
                                    

Beberapa temannya sudah ngadem di bawah pohon kelengkeng, ada juga yang masih bermain bola voli. Tapi yang paling menarik perhatian adalah teman-teman perempuannya yang sedang menggoda Pak Cahyo.

Guru olahraga itu memang populer dikalangan gadis remaja di sekolahnya. Alasannya karena Pak Cahyo berbeda dengan sebagian besar guru olahraga pada umumnya.

Biasanya guru olahraga itu memiliki citra rambut botak dan perut buncitnya, sedangkan Pak Cahyo kebalikannya.

Wajah yang di atas rata-rata dengan tinggi semampai. Kulit putih dan otot yang tercetak bahkan saat ia memakai baju olahraga yang longgar dan tentunya tidak pelit nilai.

Ya, pantas saja guru olahraganya itu di gandrungi banyak perempuan. Kalau Haidar perempuan juga pasti ia akan tergila-gila.

"Semuanya silahkan meninggalkan lapangan, kita sudahi kegiatan olahraga hari ini"ucap Pak Cahyo ditengah-tengah lapangan voli membuat beberapa anak yang masih bermain bola voli mengeluh.

"Yah, Pak! Masih main"

"Udah cukup. 15 menit lagi jam pelajaran bapak habis, kalian bisa gunakan untuk ganti baju."

Mereka semua terlihat ogah-ogahan untuk ke kelas kecuali Haidar. Ia sudah tersenyum lebar mendengar jam pelajaran olahraga sudah habis.

"Haidar, kamu beresin semua bolanya terus simpan digudang olahraga" Pak Cahyo berujar tanpa melirik Haidar kemudian pergi di ikuti temannya yang lain.

"Terkadang hidup itu penuh cobaan" ucap Haidar sok dramatis.

Tangannya dengan cekatan memasukkan bola-bola voli ke dalam karung besar. Haidar membawa sekarung berisi bola itu dengan cara di panggul.

"Anjing! Ternyata berat juga"

"Woy! Ini gak ada yang mau bantuin?" Teriaknya pada yang lain didepan tapi tidak di gubris.

Saat berjalan di koridor Haidar merasa punggungnya nya sangat sakit jadi ia memutuskan untuk menggeret nya. Kalau seperti ini dari awal kan ia tidak perlu susah-susah memanggulnya, membuat punggungnya sakit saja.

Saat tiba di depan pintu gudang olahraga, Haidar berhenti sebentar. Sebenarnya Haidar agak takut memasuki gudang olahraga yang terlihat remang-remang karena kurang pencahayaan.

Tidak pernah, sih, kalau ada cerita-cerita tentang orang-orang yang pernah melihat hantu atau sejenisnya disini, tapi tetap saja ini menakutkan.

Terkadang saat memasuki gudang olahraga bulu kuduk Haidar terasa berdiri sendiri. Mungkin saja pemikirannya yang membuat nya ketakutan.

Dengan terburu-buru Haidar menaruh karung bola-bola itu di dekat dinding.

Ia merasa di belakangnya seperti ada sesuatu. Haidar membayangkan akan ada sosok yang tiba-tiba menepuk pundaknya membuat ia bergidik lalu membalikkan badannya dan dengan cepat pergi dari gudang olahraga itu.

"Anjir, serem banget" ujarnya terbirit-birit keluar.

Haidar melangkahkan kakinya menuju kantin terlebih dahulu untuk membeli sebotol air mineral. Kantin sudah lumayan ramai walaupun bel istirahat belum berbunyi.

Haidar kembali ke kelas. Ia melihat teman-teman sekelasnya masih menggunakan baju olahraga. Sudah menjadi kebiasaan sehabis olahraga mereka semua tidak ada yang ganti baju. Katanya, sih, malas jadi baju olahraga akan mereka pakai sampai jam pulang.

Di dalam kelas terdapat beberapa anak perempuan yang sedang mengipasi dirinya sendiri menggunakan buku atau menyemprotkan wewangian ke tubuhnya, ada juga yang duduk melingkar sekedar ghibah dan yang lain terlihat menunduk memainkan HP nya.

Aji dan temannya yang lain juga terlihat sedang bermain game. Suaranya terdengar begitu keras, paling juga mobile legends.

Haidar memutuskan duduk di salah satu bangku temannya. Disampingnya sudah ada Chania yang sedang membaca buku paket bahasa Indonesia.

"Rajin banget baca buku lo" ucap Haidar sambil melirik Chania. Ia membuka tutup botol air mineral yang ia beli lalu meneguk nya hingga setengah.

"Emangnya lo yang gak pernah baca buku" jawab Chania dengan tatapan sinis.

"Gak sempet baca buku, soalnya yang gue baca tiap hari chat dari lo"jawab Haidar yang membuat satu kelas tiba-tiba meneriaki nya.

Haidar ikut tergelak mendengar teman-temannya itu kompak menggoda Chania. Membuat perempuan disampingnya semakin sinis melihatnya.

"Apaan sih lo!"

"Ciee Chania, jangan galak-galak nanti beneran suka loh"sahut Lia yang tertawa terbahak-bahak sambil menutupi mulutnya dengan buku tulis.

"Tuh, dengerin. Jangan galak-galak nanti suka loh" kata Haidar sambil menaik turunkan alisnya berniat menggoda lebih perempuan disampingnya itu.

Dengan cepat Chania memukul kepala Haidar menggunakan buku paket yang ia pegang.

"Aduh, anjing!"

"Gak bakal gue suka modelan orang kayak lo!"

"Halah! Bilangnya gak suka tapi tiap malam ngechat Haidar mulu lo"cibir Hanan yang dari tadi sibuk bermain game di belakang.

"Tau tuh, aneh kan dia?" Haidar menoleh ke belakang membalas perkataan Hanan lalu menatap Chania disampingnya dengan tersenyum nakal.

"Apaan sih lo!"ucap Chania kesal. Ia mendorong badan Haidar sampai laki-laki disampingnya itu oleng dari duduknya.

"Diusir nih? Jahat bener." Haidar langsung berdiri dan berjalan menuju bangkunya dengan wajah memelas.

"Ah! Chania mah gitu, sok jual mahal. Padahal dihatinya lagi berbunga-bunga tuh di deketin gebetan!" Teriak salah satu perempuan yang sedang bergosip di samping jendela dengan teman-temannya. Ia bernama Ayuning atau biasa temannya memanggil nya Ayu tapi akhir-akhir ini banyak yang memanggilnya Ningning.

"Bacot lo Ning!"semprot Chania.

Haidar hanya terkekeh geli melihat tingkah Chania dari bangkunya.

Chania itu punya emosi yang meledak-ledak makanya Haidar suka sekali menggodanya. Apalagi temannya bilang kalau dia menyukainya. Mendengar ini Haidar hanya bisa tertawa.

Ia dan Chania cukup dekat di karenakan mereka sering chatting an saat malam atau mengobrol disekolah saat istirahat.

Chania juga cukup asyik saat di ajak ngobrol. Mereka akan membicarakan masalah-masalah serius yang terjadi saat ini atau sesekali mereka membahas tentang konspirasi dunia, tidak serius sebenarnya hanya dijadikan bahan obrolan.

Sejauh Haidar dekat dengan perempuan hanya Chania yang tau cara mengimbangi pembicaraan dengan Haidar, itu sebabnya Haidar merasa nyaman saat berbicara dengan perempuan itu.

Bagaimana candaannya dan topiknya direspon baik. Tentunya perempuan itu tidak jaim sama sekali, ia akan ceplas-ceplos.

"Udah Ning, ntar dia nangis"ucap Haidar dengan jail.

"Lo juga bacot, Haidar!"

Haidar tertawa keras sambil memegang perutnya karena ucapan Chania. Ujung matanya berair sampai-sampai ia tertawa tidak ada suaranya. Ini seru, pikirnya.

Sebotol air mineral milik Haidar yang masih berada di atas meja Chania tadi melayang ke arah Haidar.

Chania sendiri pelakunya, karena sangking kesalnya ia dengan Haidar yang terus menggodanya.

Karena airnya masih berisi setengah, botol itu dengan keras terkena muka Haidar, lebih tepatnya hidungnya dan bibirnya.

"Anjir! Woy, Nia! Hidung gue bisa-bisa pesek ntar"ujar Haidar dengan keras sambil mengusap hidungnya yang terasa sakit.

"Udah pesek juga!"

Perkataan Chania membuat tawa satu kelas pecah. Haidar jadi cemberut mendengarnya.








Just FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang