Hari Jumat sore seperti yang telah di sepakati semalam. Haidar dan Damar sudah berada di rumah Hanafi untuk mengerjakan tugas teks observasi.
Mereka berkumpul di teras menunggu kedatangan Chania yang dari tadi belum juga menampakkan batang hidungnya. Padahal dia sendiri yang menjanjikan jam berapa mereka harus berkumpul.
Hanafi terlihat masuk ke dalam rumah lalu kembali dengan HP berada di dekat telinganya. Sedang berbicara dengan seseorang.
"Dar, nih," kata Hanafi sembari menyodorkan HP kepada Haidar.
"Eh, apaan, nih?" Haidar bertanya kepada Hanafi dengan bingung.
"Woy, Haidar"
Suara di seberang sana mengagetkan Haidar dan Damar yang mendengarnya sedangkan Hanafi hanya diam menyuruh Haidar untuk memegang HP nya.
"Nia?" Sapa Haidar kebingungan sembari mengambil HP Hanafi dari tangannya. Ia melirik kedua temannya bertanya-tanya.
"Gue chat lo dari tadi gak di bales!"
"Sorry, Nia. Gue gak buka HP" jawab Haidar.
"Gue nge chat lo kalo gue mau nebeng. Motor gue di bawa Mama pergi"
"Sorry sekali lagi, nih. Gue aja nebeng Damar soalnya dijalan tadi motor gue ban nya bocor ditambah rantainya putus jadi gue tinggal di bengkel" terang Haidar pada Chania. Ia melirik lagi Damar yang duduk melihatnya.
"Terus ini gue gimana?"
"Lo tunggu aja, gue susul" Haidar mematikan teleponnya sepihak kemudian menyerahkan HP tersebut kepada Hanafi.
"Dam, gue pinjem motor lo, ya? Buat jemput Nia" ujar Haidar pada Damar.
Haidar menepuk pelan pundak Damar setelah Damar memberikan kunci motornya. Haidar berkata, "Oke, makasih. Gue pinjem dulu"
Haidar langsung melesat pergi menjemput Chania dengan motor Damar.
Melihat Haidar seperti tidak santai mengendarai motor membuat Hanafi bertanya pada Damar. "Haidar beneran pacaran sama Chania?"
"Gak tau"
Mendengar jawaban acuh tak acuh Damar, Hanafi hanya bisa tersenyum kikuk.
Selang 15 menit kemudian terdengar suara Chania dari kejauhan.
"Haidar, pelan-pelan bego!"
"Haidar Haidar, pelan-pelan. Gue takut, oy!"
Memasuki pekarangan rumah Hanafi, Haidar terlihat mengerem mendadak membuat badannya dan Chania maju kedepan.
Chania memegangi helmnya dengan wajah syok.
"Nyawa gue, nyawa gue"
"Oke, nyampe ..."ucap Haidar sembari tersenyum geli melempar kunci motor itu pada sang pemilik yang di terima baik oleh Damar.
"Lo niat buat gue mati muda?!" Seru Chania yang sudah tersadar dari rasa syoknya pada Haidar. Kemudian, ia memukul keras pundak Haidar sampai sang empu meringis.
"Gila, lo ngajak Chania mati bareng, ya, Dar?" Tanya Hanafi yang sedari tadi melongo menyaksikan mereka berdua.
"Biar cepet nyampe"
"Tapi gak selaju itu juga, Haidar. Jantung gue rasanya mau keluar!" seru Chania.
"Itukan gara-gara deket gue hati lo jadi jedag-jedug"
"Kebanyakan makan micin lo!"
Lagi-lagi Haidar mendapatkan pukulan, kali ini di punggungnya.
"Aduh aduh aduh! Stop!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friends
ФанфикHaidar dan Damar merupakan murid di salah satu SMA swasta, teman satu kelas pula. Tapi keduanya tidak pernah berinteraksi, kebetulan mereka menjadi teman satu kos. Lalu ada rasa suka diantara salah satu dari mereka. [Cerita ini mengandung unsur LGB...