Senin 8 November, meskipun kami dikejutkan oleh masuknya kelompok Ryuuen ke dalam konsep café dan harus berurusan dengan berbagai masalah, hal itu tidak mengubah apa yang harus kami lakukan, karena teman-teman bertekad untuk bertarung.Menanggapi taruhan yang diajukan oleh Ryuuen, Horikita menawarkan pertandingan dengan taruhan satu juta poin pribadi setelah menerima persetujuan kelas. Kesepakatannya adalah bahwa kelas dengan satu poin lebih banyak dalam penjualan di festival budaya akan menerima poin yang dipertaruhkan dari kelas lainnya.
Jangan gelisah, ayo hadapi secara langsung dan menangkan.
Banyak anggota kelas yang memiliki sikap positif seperti itu akan menjadi hal positif yang besar.
Chabashira-sensei meninggalkan kelas dan tiba waktunya pulang sekolah, aku mengeluarkan ponselku.
Kemudian aku melihat bahwa chat-ku sudah dibalas dan aku membacanya.
[Aku bisa meluangkan waktu. Aku akan menuju ke tempat yang ditunjuk]
Tampaknya, dia bersedia untuk diajak ketemuan.
Jadi basa-basi yang kuberikan tempo hari tentang masa depan membuahkan hasil.
“Hei Kiyotaka. Pulang bareng yuk.”
“Maaf, aku punya rencana hari ini.”
“Eh, benarkah? Begitu ya... kalo gitu, Maya-chan, pulang bareng yuuk!”
Dengan cepat move on, Kei menoleh ke Satou yang masih berada di dalam kelas.
“Aku jadi pengganti Ayanokouji-kun!?”
“Oh, ayolah, jangan katakan itu. Oke?”
Satou bercanda, tapi tidak menunjukkan penolakan sama sekali, melainkan menerima ajakan Kei dengan senyuman. Dia kemudian mengundang beberapa gadis lain dan meninggalkan ruang kelas dengan gembira.
Di antara mereka ada Shinohara yang belum lama ini memiliki hubungan yang buruk dengannya.
Setelah semakin dekat dengan Satou, Kei tampak lebih dewasa daripada sebelumnya.
Yang jelas, aku bersyukur jika mereka mau menemani Kei.
Aku meninggalkan kelas dan menuju ke gedung khusus untuk bertemu dengan Kanzaki, yang kupanggil.
Karena masalah ini tidak bisa dibicarakan melalui telepon, chat, atau di depan umum.
Dalam perjalanan ke sana, aku melihat Mashima-sensei, wali kelas Kelas A tahun kedua, dan guru-guru yang menjadi wali kelas tahun ajaran lain berdiri di koridor sambil berbincang-bincang.
Pemandangan yang tidak biasa menarik mataku, tapi aku tidak berhenti berjalan.
“Akhir-akhir ini, Chabashira-sensei sudah berubah ya.”
Saat aku lewat, pembicaraan seperti itu bisa ku dengar dari percakapan para guru.
“Dia jadi lebih lembut, atau lebih tepatnya, dia tampak lebih sering tertawa.”
“Mashima-sensei, Anda adalah teman sekolah Chabashira-sensei, bukan? Um, aku ingin menanyakan banyak pertanyaan...”
Rupanya topik pembicaraannya adalah tentang Chabashira-sensei.
Kupikir mereka bisa membicarakan apa pun sambil berdiri di ruang staf, tapi jika topiknya adalah tentang guru tertentu, apalagi guru lawan jenis, mungkin itu tidak sopan. Tidak perlu dikatakan lagi bahwa perubahan Chabashira-sensei yang dibicarakan para guru dipicu oleh ujian khusus suara bulat.
Tidak salah lagi, mereka memiliki kesan bahwa dia telah keluar dari cangkangnya, tidak hanya sebagai wali kelas, tetapi juga sebagai seorang guru.
Mashima-sensei menyadari kehadiranku, menyetop pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[LN] Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Ninensei (Vol 4.5 - Vol ??)
Teen FictionAuthor : Shogo Kinugasa Illustrator : Shunsaku Tomose. Sinopsis : Berlatar cerita di SMA Koudo Ikusei, sekolah bergengsi dengan fasilitas terbaik dimana hampir 100% muridnya diterima di universitas atau perusahaan. Para murid memiliki kebebasan dala...