Part 3. Bule dan Bubur Ayam

193K 11.9K 244
                                    

REPOST 020621


===

===

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari minggu pagi. Aku mengguncang-guncang tubuh Stephanie dengan brutal, sementara dia hanya menggumam tanpa membuka matanya.

"Stephhhhhh, wake up!!!" teriakku tepat di telinganya.

"Ish! Apaan sih, Dri. Ganggu aja ah," sungutnya sambil membuka matanya separuh.

"Anterin ke bawah. Mau bubur ayam yang di taman."

"Sendirian aja sana, ah. Aku masih ngantuk," ujarnya sambil kembali memeluk boneka Teddyku yang super besar.

"Stephhhh, aku laperrrrr!!!" kukeluarkan jurus puppy eyes andalanku.

Dia menatapku kesal dan akhirnya bangun. Matanya terlihat merah karna masih mengantuk. "Astaga!! Ini bahkan baru jam enam, Dri. Kamu lupa kita baru tidur setelah subuh???"

Tadi malam begitu sampai apartemen kami berdua begadang semalaman menonton drama Korea.

Aku mengerucutkan bibirku.

"Lagian kan tadi malem kamu udah makan banyak banget. Belum cemilan pas kita nonton Korea. What kind of tummy do you have, Darla?"

Aku makin cemberut. Aku akui aku memang banyak makan. Aku gembul. Tapi apa itu salah? Apa itu dilarang untuk perempuan?

"Udah ah, aku sendiri aja." Aku langsung keluar dari kamarku tanpa mempedulikan panggilannya. Lebih baik aku makan sendiri daripada ribut dengannya.

Apartemen terlihat sepi. Sepertinya belum ada orang yang bangun. Aku melenggang ke arah lift dan memencet tombol ke lantai bawah.

"Morning, Adri." Sapaan lembut itu terdengar saat lift berhenti di satu lantai di bawahku.

"Hai, Yan!" balasku riang pada makhluk ganteng penghuni apartemen bawah yang bernama hampir sama denganku. Adrian.

Dia tersenyum. Kedua pipinya menampilkan lesung pipi yang dalam. Selama ini, aku tidak pernah terlalu benar-benar memperhatikan Adrian. Jika bertemu di kampus kami hanya saling tersenyum. Jika berpapasan di lobby, kadang dia melambai dan memanggil namaku. Tapi tidak pernah lebih dari itu.

"Mau jogging?" tanyanya dengan ramah.

Aku hanya menyeringai. "Actually, I just wanna get breakfast," jawabku dengan jujur.

Dia terkekeh pelan. "Sendirian aja?"

Aku mengangguk. Kami sudah keluar apartemen dan berjalan ke arah taman. "Kamu kalau mau duluan nggak apa-apa, Yan."

Dia menoleh ke arahku dan tersenyum lagi. Sepertinya lelaki tampan ini sangat murah senyum.

"Aku temenin kamu aja deh. Mumpung nggak ada bodyguard ."

Mr. Ice (Sudah Cetak & Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang