Part 4. Putus

180K 11.3K 156
                                    

REPOST 070621

=====

"Kenapa Dek pulang jogging suntuk begitu? Mang Udjonya nggak jualan?"

Aku berjalan ke dapur mengambil air dingin sambil mengintip apa yang dimasak kakakku.

"Jualan. Tapi aku hanya makan dua mangkok," jawabku masih dengan cemberut.

"Dua mangkok kamu bilang hanya??" Kak Rey menaikkan alis indahnya.

"Kak! Biasanya kan aku habis tiga mangkok!"

"Lalu? Kehabisan?"

"Ada hujan es! Jadi nggak nafsu! Aku mau nasi goreng kakak aja," ucapku sambil duduk di bangku tinggi di dapur.

Kak Rey menatapku sambil geleng - geleng kepala. "Max maksudmu?"

"Siapa lagi. Tuan es pemaksa yang sangat menyebalkan!"

Sebuah tangan besar tiba - tiba menyentil telingaku.

"Ish!! Sakit, Ooommm!"

Kakakku tertawa mendengarku memanggilnya Om sedangkan lelaki itu melotot padaku.

"Hey, I'm not your uncle!!"

"Tapi kau sudah tua!"

"Aku seumuran kakakmu! Panggil aku Kak Max!"

"Never!"

Aku bangkit dari dudukku dan naik ke kamarku. Orang itu benar - benar mengacaukan moodku. Kapan sih apartemennya itu selesai direnovasi? Apa pula maksudnya menyuruhku memanggilnya kakak?

"Kenapa lo, Dri?" tanya Steph saat aku masuk kamar. Dia baru saja selesai mandi dan sedang mengeringkan rambutnya di meja riasku.

"Gue beteeeeee Stephanie Putri Wiratamaaa!!!" teriakku sebal sambil masuk kamar mandi. 

Moodku benar - benar hancur gara - gara makhluk tampan yang dingin itu.

Apa aku baru saja bilang dia tampan?
Oke...Gara - gara makhluk sexy yang dingin itu. Ada yang salahkah lagi?

"Arrrgggghhhh!!!" teriakku frustasi dari dalam kamar mandi.

"Adri!! Kenapa lo? Jangan bunuh diri!" teriak Steph kencang dari balik kamar mandi.

"Bodoooo!!!" teriakku tak kalah keras. 

Aku harus mencari hiburan hari ini. Aku harus jalan - jalan. Bisa stress aku lama - lama menghadapi orang dingin itu. Jalan - jalan bersama Marcell mungkin bisa menjadi obat stressku.

Whooaaa itu ide paling brillian saat ini. Aku buru - buru menyelesaikan mandiku. Steph sudah tidak ada di kamar. Kuraih ponselku diatas nakas dan menekan speed dial 5 .

"Kenapa, Dri?"

"Sayang, kamu sibuk nggak?? Jalan - jalan yukk."

"Yakin kamu bisa? Tidak ada acara dengan Kakakmu?"

"Enggak ada. Ya? Aku kangen nih," ucapku manja.

"Hmm...Kita ketemu di mall biasa deh jam 10."

Klik.

What ??? Dia langsung menutup telepon tanpa basa - basi atau bertanya aku ingin kemana. Malah dia langsung memutuskan pergi ke mall. Aku kan tidak ingin ke mall. 
Tapi sudahlah. Daripada aku bete di rumah.

Aku segera bersiap - siap. Tank top dilapis kemeja warna biru, skinny jeans, dan sneakers converse favoritku. Rambut panjangku sengaja kuikat tinggi - tinggi. Kusambar tas selempangku dan segera meluncur ke bawah.

Mr. Ice (Sudah Cetak & Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang