Pagi ini, aku terbangun dalam keadaan segar. Suhu tubuhku sudah normal dan aku sudah tidak pusing lagi. Aku memutuskan untuk keluar kamar. Pintu kamar Max masih tertutup rapat. Aku terdiam menatap pintu kamarnya. Sejak kemarin, dia sudah begitu baik merawatku.
Aku kembali teringat ucapannya, saat dia bilang dia mencintaiku. Bolehkah aku berharap padanya?Kugelengkan kepalaku kuat-kuat, menepis pikiranku yang gila itu. Bagaimana mungkin aku berharap padanya. Dia bahkan hanya bilang mencintaiku satu kali. Aku ulangi lagi, SATU KALI. Setelah itu bahkan dia tak membahasnya lagi. Aku menghela napas kasar dan berjalan pelan ke dapur dan membuka kulkasnya yang penuh.
Apa kulkasnya selalu sepenuh ini?
Setelah menimbang-nimbang, akhirnya aku memutuskan membuat wafel. Aku memang tidak sepintar Kak Rey atau Max soal memasak. Hanya beberapa jenis saja yang aku bisa. Dan wafel Belgia adalah salah satu resep andalan selain pancake yang aku kuasai. Mom mengajarkanku membuat wafel sejak aku kecil.
Wafel Belgia adalah wafel terenak sedunia. Alasannya adalah karena resep wafel di Belgia cukup dilindungi. Warga Belgia masih memegang teguh resep dasar original secara turun temurun tanpa boleh mencoba menambahkan dan mengurangi bahan ataupun bereksperimen dengannya. Inilah yang membuat wafel Belgia sangat khas. Dan Mom memberiku resep rahasia itu padaku, hingga aku bisa membuat wafel yang persis sama dengan wafel yang dijual di kafe-kafe di Belgia.
Bagi orang Belgia, wafel adalah salah satu kuliner yang spesial. Setiap kota di Belgia memiliki resep mereka tersendiri meski bahan utama yang digunakan adalah sama, tetapi mereka tetap menggunakan resep-resep yang diserahkan dari satu generasi ke yang berikutnya. Dan beruntungnya aku karena Mom masih ada darah Belgia dari Oma.
Aku memutuskan membuat Brussels Waffle yang berukuran besar berbentuk persegi empat. Wafel ini adalah favoritku karena lebih crispy, ringan dan tidak padat. Beruntung semua tersedia lengkap di dapur Max plus dengan panggangan wafelnya.
Aku memasak sambil asyik bernyanyi. Itu hobiku, memasak dan bernyanyi. Kusetel kencang-kencang ipodku. Suara Carly Rae Jepsen mengalun riang di dapurku.
I really really really really really really like you
And I want you. Do you want me? Do you want me too?"I want you too, Chérie."
Aku berbalik dengan kaget. "Om kebiasaan deh ngagetin."
"Kamu yang terlalu asyik dengan duniamu," ujarnya sambil duduk di kursi bar di dapur. "Masak apa?"
"Wafel. Mau?"
"Belgian Wafel?"
Aku mengangguk.
"My favorit."
Aku menghias wafelku dengan toping rasberry dan strawberry serta menyiramkan sirup maple, lalu menyodorkan tiga tumpuk wafel dihadapannya.
"Milk or coffee?" tawarku.
"Coffee, please."
Aku menyalakan mesin pembuat kopi dan membuat susu untuk diriku sendiri.
"Wafelmu enak sekali."
Aku berbalik dan melihat dia sudah menghabiskan lapis kedua wafelnya. "Really?"
Dia mengangguk. "Benar-benar rasa Belgia. Dari mana kamu mendapatkan resep rahasia itu?" tanyanya ingin tahu.
"Itu rahasia dapurku, Sir," jawabku sambil menyeringai.
"Ooh, come on, tell me the secret."
Aku menjulurkan lidahku tanpa menjawab pertanyaannya. Menambah dua tumpuk lagi di piringnya dan menyantap punyaku sendiri.
"Kita seperti suami istri ya," ucapnya membuatku tersedak. Dia tertawa kecil melihat mukaku yang pasti memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Ice (Sudah Cetak & Playstore)
General FictionTERSEDIA EBOOK di PS, KUBACA APP, KARYAKARSA EXTRA PART TERBARU (2023) BISA DIBACA DI AKUN KARYAKARSA MAMAK YAA>>> nikendarcy (akunnya) Hidupku tak lagi tenang karena kemunculan orang itu. Beruang kutub paling tampan tapi juga paling menye...