A/N : Cerita ini masih berlanjut di Wattpad. Untuk versi Ebook telah tersedia di Google Play, cari judul : Perfect Chemistry/ Tilly D. Pemesanan versi PDF Perfect Chemistry WA : 082124089124
Versi Karya Karsa per bab Perfect Chemistry cari : @iamtillyd
Judul baru yang juga tersedia di Google Play :
1. When We Kiss
2. Under His Control***
Satu gelas whiskey kenamaan The Dalmore 62--seharusnya bisa membuat Dante melupakan rasa menjijikkan di atas bibirnya--kala ia menyesapnya perlahan-lahan. Namun, ketika cairan berwarna cokelat keemasan itu melewati tenggorokannya, rasa hangat itu tidak serta merta membuat Dante lebih rileks.
Dante mengangkat gelas di tangannya hingga mengudara tepat di depan mata. The Dalmore 62 selalu menjadi yang terbaik di antara jajaran whiskey di dalam lemari kerjanya. Cairan cokelat keemasan itu memiliki posisi whiskey paling mahal di dunia. Produksinya setiap tahun hanyalah duapuluh botol, di tahun ini The Dalmore 62 hanya mengeluarkan duabelas. Dan dia satu-satunya yang mendapatkan keempat botol dari duabelas botol yang diproduksi.
Tapi ternyata, bahkan mahalnya harga The Dalmore 62, tidak cukup untuk mengalahkan perasaan menjijikkan atas tubuh Dante setelah dia merasakan bibir wanita naif itu.
Untuk pertama kalinya semenjak dia bertemu Blair Kataleya Nevaeh Trevisan, dia mulai memikirkan hasrat kepada wanita itu. Dante adalah pria terhormat dan walaupun Blair sama-sama terhormat dengan dirinya, bagi Dante wanita itu tetaplah wanita yang sangat dia benci.
Tentu saja, untuk sekadar melepaskan gairahnya, ia bisa memilih wanita manapun. Tapi bagian yang menyebalkan saat ini; kenapa Dante tidak bisa menyingkirkan sisa rasa itu di bibirnya?
"Apa yang sebenarnya terjadi?" bisik Dante sinis, lebih terdengar merutukki dirinya sendiri.
Rocio yang berada di hadapannya mengerjap. Pria itu menunduk dalam dengan raut wajah yang ketakutan.
"Maafkan saya, Your Highness. Saya mohon ampuni saya. Saya akan berusaha memperbaiki--"
"Benda ini tigaratus ribu euro per botol, apakah whiskey semahal ini kualitasnya bisa turun?" desis Dante mengabaikan ucapan Rocio.
"A-apakah Anda ingin saya mengganti dengan anggur yang lain?" tanya Rocio tercekat. "Sa-saya akan mengambil botol baru untuk Anda, Your Highness. Anda mungkin menginginkan sebotol dari ruang bawah tanah langsung dari--"
Dante meremas gelas di tangannya lalu melemparkannya ke lantai. Bunyi nyaring memenuhi ruangan, membuat nyali Rocio kian menciut, dan sebaliknya hal itu tidak cukup membuat Dante merasa lebih baik. Kedua mata Dante menatap dingin pecahan kaca yang berserakan di lantai.
"Your Highness!" Rocio berlutut di lantai. "Maafkan saya! Saya mohon maafkan saya! Saya menyadari bahwa apa yang terjadi tadi adalah kesalahan saya, Your Highness."
"Tapi ketahuilah, saya tidak berencana untuk mencelakai Anda sama sekali ... Saya tidak ingin--"
Dante mendengus pelan. "Apakah kau tahu rasanya menginjak pecahan kaca itu Rocio?"
Kedua mata Rocio membulat. "Saya akan melakukannya jika Anda menginginkan saya untuk menginjaknya sekarang--"
Dante terkekeh sinis. "Bodoh," desisnya.
"Itulah dirimu." Dante menatap Rocio dingin. "Bangun."
"Bangun, Rocio. Kenapa kau bersimpuh tanpa diminta?"
"Bahkan anjing peliharaanku tahu caranya beranjak ketika diminta. Apa kau lebih bodoh dari anjing?"
Rocio beranjak bangkit dari duduknya. Di ruang kerja milik Dante, hanya Rocio yang dia izinkan masuk ketika semua orang berusaha menjilat dengan menolongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Chemistry (On Going)
Romance[Kisah tentang Blair Kataleya] 21+ "Damn, kau tahu kau sangat menggairahkan, Your Highness." Pria itu berbisik di depan bibir Blair, dengan pandangan yang sangat gelap di balik topeng yang dia kenakan. Napas Blair tercekat ketika pria itu kembali me...