Part 6

344 23 0
                                    

Perjalanan mereka membutuhkan waktu 45 menit tanpa macet, jujur Gracia bingung tempat apa ini? Karena dia belum pernah ke sini.

"Ini tempat apa?" tanya Gracia menatap Jennie.

"Ini kedai ice cream, bentuknya saja aneh luarnya tapi dalamnya luar biasa, ayo keluar tidak perlu menyamar di sini aman," balas Jennie sambil mengajak Gracia keluar.

Jennie keluar lebih dulu, sejujurnya Gracia ragu apakah dia harus menyamar atau mengikuti kata Jennie? Akhirnya dia memilih tidak menyamar, entah kenapa dia malah percaya sama Jennie.

Mereka segera masuk dan mereka disambut para pelayan, walau pelayan di sini mengenal Gracia tetap saja pelayan bersikap biasa dan tidak mau menganggu kenyaman Gracia.

Benar kata Jennie, luarnya aneh dan tidak mirip dengan kedai ice cream tapi dalamnya sangatlah indah.

Jujur Gracia baru pertama kali menemui kedai ice cream yang seindah ini, dia tidak nyesal dibawa ke sini.

Di sini tidak banyak orang, walau ada pelanggan juga terlihat masa bodo asal tidak diusik maka tenang-tenang saja.

"Kamu duduk di situ dulu ya," kata Jennie menunjuk kursi yang tidak jauh dari mereka.

Gracia mengangguk, dia duduk di kursi itu sedangkan Jennie memesan 2 cup ice cream berukuran sedang. Satu rasa vanila dan satu lagi matcha, matcha untuk dia sedangkan vanila untuk Gracia.

"Nih buat kamu," kata Jennie sambil menyodorkan ice cream yang dia pesan.

"Kamu tahu ice cream kesukaanku?" tanya Gracia penasaran.

"Ya, aku hafal semua kesukaan kalian. Habiskan ya, setelah itu aku antar pulang ke dorm," balas Jennie jujur diangguki Gracia.

Gracia memakan ice creamnya, rasanya nikmat dan dia senang ada yang menemani dia di saat dia makan ice cream tanpa takut ketahuan fans.

Jennie senang kalau dia senang, tidak ada salahnya juga dia membawa dia ke sini dan perlu diketahui kalau dia orang pertama yang diajak Jennie ke sini.

"Di sini nyaman," kata Gracia menatap Jennie.

"Ya di sini nyaman karena kedai ini tertutup, bisa dikatakan hanya kenalan dengan pemiliknya yang bisa masuk," jelas Jennie ramah.

"Kenapa?" tanya Gracia penasaran.

Jenni menjelaskan kalau kedai ini dikhususkan untuk langganan yang membutuhkan privasi yang aman, makanya tidak sembarang orang bisa menemukan kedai ini.

Walau menemukan juga, mereka tidak bisa masuk. Pemilik kedai ice cream ini tidak butuh pelanggan banyak, apalagi uang.

Kedai ini hanya butuh kesopanan, ketertarikan sama kenyamanan. Masalah pelanggan mau beli ice cream dikit atau tidak, itu masalah lain dan pastinya pegawai di sini tetap digaji.

Soal Gracia bisa masuk, tentu saja Jennie sudah memberitahu siapa Gracia yang sebenarnya ke pemilik kedai ini.

Satu hal yang pasti, kedai ini milik putra Samuel yang berbeda 5 tahun darinya, saat dia mengatakan dia akan ke sini tentu saja dia senang.

Apalagi saat dia tahu kalau Jennie tidak datang sendiri melainkan bersama Gracia, dia akan menghampiri mereka saat mereka sudah menikmati ice cream yang mereka pesan.

"Je, apa maksud Uncle tadi?" tanya Gracia menuntut penjelasan.

"Kita tidak dekat, buat apa kamu peduli denganku. Apa kamu begitu penasaran kenapa Mr Samuel baik padaku?" balas Jennie sekaligus bertanya.

Jennie bukan orang yang mudah dekat apalagi bergaul, paling penting dia tidak suka ada orang yang sekedar basa basi atau penasaran saja tentang dirinya kecuali orang itu punya alasan yang bisa membuat dia bercerita.

"Entahlah, aku bingung sendiri. Kenapa aku begitu nyaman dekatmu di saat aku tidak menginginkan kehadiran orang lain," jelas Gracia jujur, Jennie bisa melihat itu.

Jennie malas tapi dia tidak masalah untuk menjelaskan ke Gracia, dia memberitahu kalau dia anak yang diusir dari keluarga.

Bingung 'kan kenapa dia kabur malah dia tidak butuh uang? Gracia tidak sadar mengangguk, dia tidak masalah malah dia terkekeh lucu melihat respon Gracia.

Dia menjelaskan kalau dia seorang pengusaha, jadi dia tidak butuh uang apalagi bekerja. Hal ini membuat Gracia bingung, kalau dia tidak butuh kerjaan kenapa dia malah menjadi manager Shinee?

Jennie tidak marah, dia merasa itu wajar. Jadi dia memberitahu saja kalau Samuel CEO mereka memohon padamu, karena dia percaya aku bisa menjadi manager yang baik untuk mereka.

"Kalian baru saling kenal?" tanya Gracia ragu.

Setelah Jennie bercerita, Gracia bertanya sekaligus menyimpulkan dalam hati kalau dia tidak yakin Jennie dan Samuel baru saling mengenal.

Dia sangat mengenal Samuel. Samuel bukan tipe orang yang mudah memohon, banyak orang yang bisa menempati posisi manager Shinee tanpa harus Samuel memohon.

"Tidak, aku keponakan CEO kalian," balas Jennie santai.

"Keponakan?" tanya Gracia kaget.

"Kalau tidak percaya bisa tanya langsung ke Mr Samuel, untuk apa aku berbohong," balas Jennie jujur, Gracia hanya melihat kejujur di mata Jennie.

Gracia tidak tahu sebanyak apa rahasia Jennie, tapi dia kagum dengan Jennie yang bisa merahasiakan hal ini dari siapa pun bahkan para idol tidak mengenal dia.

"Lalu kamu terus bersama kami hingga kami memutuskan jalan masing-masing 'kan," kata Gracia yang entah kenapa dia mengatakan hal itu.

"Aku tidak tahu, tapi saranku lebih baik kamu jangan bergantung padaku. Aku bukanlah orang baik, aku beda dari gadis lain, dan aku tidak suka dikasihani," tegas Jennie membuat Gracia bingung.

"Maksudmu beda dari gadis lain?" tanya Gracia yang hanya terfokus pada kalimat itu.

"Aku hanya bisa menikah dengan gadis, kamu pasti paham keanehan diriku. Makanya menjauhlah dari sekarang," balas Jennie santai, tidak untuk Gracia.

Gracia kaget saat Jennie mengatakan rahasia besarnya, dia tidak paham kenapa Jennie bisa berterus-terang padahal mereka baru kenal.

Dan apa tadi, menjauh? Dia tidak mungkin menjauhi Jennie karena dia spesial, dia tidak peduli apa pun karena dia sudah terlanjur nyaman sama Jennie.

Mungkin dia akan bertanya ke Samuel sekedar memastikan, apakah pikirannya benar atau salah kalau Jennie itu futa?

"Hallo Je, lama tidak berjumpa," kata seorang pria yang berdiri di depan mereka.

Gracia tidak mengenal pria di depannya ini, berbeda dengan Jennie. Dia malah senang dan langsung memeluk orang di depannya, tentu saja dibalas pelukan juga.

"Gila, aku kangen banget Kak," kata Jennie senang setelah melepaskan pelukan mereka dan kembali duduk.

"Kakak juga senang kamu mampir ke sini," balas pria tadi tersenyum.

"Tenang Gre, di sini aman kok," kata Jennie saat dia melihat Gracia mulai tidak nyaman.

"Gre kenalin dia Kakak sepupuku sekaligus pemilik kedai ini, namanya Sean Naoki Morgan, anaknya Mr Samuel," lanjut Jennie memperkenalkan Sean ke Gracia.

TBC...

25. I'm Never TiredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang