Jennie menepikan mobilnya, dia melacak keberadaan Gracia karena cincin Gracia yang membuat alarm. Saat tahu posisi Gracia, dia menghela nafas.
Dia kesal dan tahu siapa yang berbuat ulah, dia buru-buru balik ke agensi dan membuat perhitungan ke Samuel.
Dia kembali ke agensi dengan kondisi ngebut, bodo amat dengan klakson pengendara. Setibanya di agensi, dia segera naik lift ke ruangan Samuel.
Persetan dengan sopan santun, dia sudah kesal jadi dia mendobrak saja pintu ruangan Samuel.
Brak!
Mereka yang berada di ruangan sangat kaget, apalagi Gracia. Gracia tidak tahu kenapa Jennie bisa datang dengan cepat, dia yakin Jennie sudah jauh dari agensi.
"Dad!" teriak Jennie kesal.
"Calm down, Je. Daddy hanya tes apakah cincin buatanmu sempurna," balas Samuel kelewat santai.
"Sekali lagi Daddy suruh Gre tekan itu untuk bercandaan, aku hancurin semua koleksi mobil Daddy," tegas Jennie sekaligus mengancam.
Samuel tidak berani jika Jennie mengancam, perlu ditegaskan kalau dia mengancam maka dia akan benar-benar melakukannya.
Pernah waktu itu dia mengancam akan menghancurkan perusahaan cabang, kalau Samuel tidak kembali ke rumah dalam waktu 1 jam.
Di saat itu Samuel benar-benar sibuk sampai melupakan keluarganya, dia yang tahu hal itu tentu saja kesal dan langsung menghubungi Samuel.
Sayangnya ancaman dia tidak didengarkan, dia yang sudah kesal langsung menghancurkan perusahaan cabang bukan cuma 1 tapi 3 sekaligus.
Samuel yang mendapat kabar tidak mengenakan, Samuel kaget dan ingin marah sayangnya dia tidak jadi. Dia sendiri salah, dia tidak mendengarkan ancaman Jennie.
Saat itu juga Samuel langsung pulang dan meminta maaf, butuh waktu berhari-hari untuk membujuk Jennie untuk memaafkannya itu pun dibantu istri dan anaknya juga.
Akhirnya Jennie memaafkan dia dan mengembalikan perusahaan yang dihancurkannya menjadi utuh seolah tidak pernah terjadi sesuatu, dia bernafas lega dan tidak berani macam-macam lagi.
"Iya, iya, udah pergi sana ajak Gre sekalian," usir Samuel cepat.
Jennie menarik pelan Gracia keluar dari ruangan Samuel tanpa pamitan saking dia kesalnya dengan Samuel, Gracia yang ditarik hanya pasrah.
Jennie mengantar Gracia kembali ke dorm, tidak mungkin dia menyuruh supir agensi sedangkan dirinya bawa mobil.
"Maaf membuatmu panik," kata Gracia membuyarkan keheningan.
"Aku tidak panik, aku tahu lokasimu di ruangan Daddy tapi aku kesal dengannya pasti ini kerjaan dia," balas Jennie yang tepat sasaran.
"Je, kenapa kamu memberikan cincin ini?" tanya Gracia membuat Jennie menoleh sebentar dan fokus ke jalan.
Sejujurnya Jennie pun bingung kenapa dia memberikan cincin itu ke Gracia, cincin yang dia buat dengan susah payah. Padahal Gracia saja baru dia kenal, apa dia menyukai Gracia?
Tidak boleh, Je. Kamu tidak boleh suka apalagi cinta sama dia, dia gadis normal, batin Jennie walau hatinya menolak.
"Tidak ada alasan, sudahlah terima saja. Jangan bilang makasih sama maaf lagi," balas Jennie lembut, Gracia diam karena bingung mau ngapain.
Entah kenapa Gracia merasa ada hal yang Jennie sembunyikan tentang cincin yang Jennie berikan ke dirinya, tapi dia memilih diam saja.
Beberapa menit kemudian, mereka tiba di dorm Shinee. Gracia melepaskan seat belt dan menatap Jennie yang menatapnya juga.
"Apa kamu tidak nginap di dorm saja?" tanya Gracia yang tentu saja dibalas gelengan.
"Tidak, aku akan pulang. Kalian istirahatlah, besok pagi ku jemput," tolak Jennie halus.
Gracia menghela nafas, niat dia baik apalagi dia tidak tahu berapa menit perjalanan Jennie dari apartemen ke dorm mereka.
Dia tidak bisa membujuk Jennie, dia pasrah dan segera turun dari mobil. Setelah memastikan dia masuk ke dorm dengan selamat, Jennie melajukan mobilnya ke apartemen.
Sejam kemudian, Jennie tiba di apartemen. Dia segera mandi dan ganti pakaian, lalu memasak yang simpel dan beristirahat karena dirinya sudah lelah untuk beraktivitas lagi.
Jika dirinya mau, dia bisa saja pesan junk food. Tapi dia tidak mau, dia lebih suka masakan rumah walau melelahkan dia yang harus masak dan mencuci peralatan yang dia gunakan.
Pagi ini kondisi dorm sangat berisik, mereka kalang kabut karena mereka baru ingat kalau jadwal mereka hari ini pagi.
Mereka beruntung memiliki Jennie sebagai manager mereka, walau dia masih muda ternyata dia malah bangun pagi untuk membangunkan mereka.
Apalagi jadwal hari ini pemotretan, sekaligus pembuatan MV. Jarak dorm ke lokasi cukup jauh membutuhkan waktu sejam, tidak heran kalau Jennie membangunkan mereka jam setengah 5 pagi.
1 jam untuk bersiap-siap dan sarapan, 1 jam untuk perjalanan dan 30 menit lagi untuk jaga-jaga sewaktu macet.
Setelah mereka bersiap-siap, mereka segera ke ruang makan yang otomatis melewati ruang tamu dan betapa kagetnya mereka melihat pria asing berada di dorm mereka.
Sedangkan mereka melihat Jennie terlelap di sofa dengan paha pria tersebut sebagai bantal. Gracia kenal Sean hanya saja dia tidak tahu tujuan Sean di sini.
"Kak, apa Je baru tidur?" tanya Gracia membuat member Shinee bingung.
"Tidak, dia tidur sehabis bangunkan kalian," balas Sean ramah.
"Kamu kenal pria ini Gre?" tanya Akira dibalas anggukan.
"Aku kenal, Je yang mengenalkannya," balas Gracia santai.
"Saya Sean, Kakaknya Jennie. Jennie mengantuk jadi dia akan bersama saya mengikuti kalian dari belakang," jelas Sean jujur.
"Boleh kami tanya?" tanya Raina diangguki Sean.
"Jarak apartemen Jennie ke sini berapa menit?" tanya Raina kembali.
"Lebih tepatnya 1 jam, kalau anak itu masak untuk kalian maka dia butuh waktu 5 jam. 1 jam diperjalanan, 2 jam masak, 1 jam menunggu kalian, dan 1 jam untuk perjalanan," balas Sean santai apa adanya.
Mereka kaget, jika jadwal mereka jam 7 pagi itu berarti Jennie sudah ada di dorm mereka jam 2 pagi kalau dia memasak sekaligus membangunkan mereka.
Gimana Sean tahu? Jennie sendiri yang menceritakan semuanya, dia selalu terbuka sama Sean. Tapi, Sean tidak akan tinggal diam jika dia sakit.
Sean sangat tahu gimana dia kalau memasak, 2 jam di dapur sudah biasa bagi Sean. Apalagi dia selalu membuat 3 menu wajib, terpenting dia selalu menjaga pola makan supaya makanan yang dimakan sehat.
Maka dari itu ketika dia meminta Sean menjemput dia ke dorm dan pergi ke lokasi, Sean tidak menolaknya. Sean tahu sesibuk apa pun dia, dia tidak akan mau membahayakan diri. Itulah prinsip Adik kesayangnnya.
Sedangkan prinsip Sean, kapan pun dia selalu ada untuk Jennie di saat Jennie membutuhkan dia. Apalagi mengantar Jennie, itu hal mudah baginya.
"Jam berapa kalian berangkat?" tanya Reina kembaran Raina.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
25. I'm Never Tired
Storie breviBudayakan membaca sebelum lanjut! Cerita ini G!P (Girl x Girl Futa) Kalau tidak tahu, cari tahu dulu apa itu futanari sebelum baca cerita ini. Kalau sudah tahu, kalian bebas mau membacanya atau mengabaikan cerita ini. Tapi, kalau kalian tidak suka a...