Part 19

387 21 0
                                    

Sampai pengumuman Samuel, tentang kedua hal itu membuat semua orang berbondong-bondong memberikan dukungan dan selamat ke mereka.

Jennie mengangguk paham, dia tidak menyalahkan Gracia. Dia masa bodo sama ponselnya yang bergetar, kalau rusak bisa beli lagi.

"Kamu pengen pindah apartemen atau gimana? Apa kita beli rumah saja?" tanya Jennie dibalas gelengan.

"Tidak perlu, say. Apartemen kamu saja sudah luas, banyak kamar juga," tolak Gracia halus.

Jennie tidak masalah kalau semisalnya Gracia mengiyakan beli rumah, maka dia akan membeli rumah detik itu juga. Kalau Gracia menolak, Jennie tidak bisa berbuat apa-apa.

Jennie tidak masalah dia selalu mendukung saja apa yang mau Gracia lakukan, asalkan Gracia senang.

Setibanya mereka di apartemen, Jennie menyuruh Gracia untuk beristirahat. Untuk keperluan seperti susu hamil dan lain sebagainya, dia menyuruh anak buahnya.

Dia tidak mau kalau dia pergi, Gracia akan ikut yang nantinya Gracia kelelahan apalagi Gracia tidak boleh lelah, alternatif lain ya menyuruh.

"Kamu ngapain?" tanya Gracia saat mengikuti Jennie ke dapur.

"Aku mau masak, kita harus makan. Kamu mau makan apa?" tanya Jennie menatap Gracia.

"Apa saja, asal kamu tidak lelah saja," balas Gracia diangguki Jennie.

"Tunggu di ruang makan saja ya," suruh Jennie lembut.

"Baiklah," balas Gracia setuju.

Sebelum Gracia pergi, dia mengecup pipi kanan Jennie barulah dia ke ruang makan. Sebulan bersama Jennie membuat dia paham gimana sifat asli Jennie, apalagi dia selalu kalah saat menolak keinginan Jennie.

Bagi Jennie, dia akan keras kepala saat dia merasa itu baik dan benar. Jika Gracia menolak, tentu saja dia dengan tegas menolak kembali karena dia melakukan ini untuk Gracia bukan dirinya sendiri.

Jennie memasak makanan yang sudah pastinya sehat dan bergizi untuk ibu hamil, selain itu dia juga membuat jus untuk Gracia, tidak lupa dengan susu hamilnya.

Setelah semuanya siap, Jennie membawa ke ruang makan. Mereka makan dengan tenang dan Gracia tentu saja menghabiskan makanan untuk dirinya, apalagi Jennie sudah susah payah membuatnya.

Sehabis makan, mereka ke ruang tamu untuk bersantai soal piring kotor sudah Jennie cuci sebelum mereka ke sini.

Tidak mungkin dia menyuruh Gracia mencuci piring, intinya semua pekerjaan rumah akan dia lakukan.

"Say, apa kita akan di sini terus?"  tanya Gracia menatap Jennie ke samping kirinya.

Posisi mereka saat ini, mereka duduk dengan Jennie di belakang Gracia sambil memeluk dan menaruh dagunya di pundak kiri Gracia.

"Kamu bosan?" tanya Jennie mengecup pipi Gracia.

"Kalau selamanya di sini, aku pasti bosan," balas Gracia jujur.

Baik Gracia maupun Jennie, mereka sepakat untuk terbuka dan jujur supaya mereka tidak salah paham dengan hal-hal kecil apalagi mereka masih muda.

"Seminggu sekali lebih tepatnya hari Senin, kamu ikut aku ke kantor, hari Selasa jadwal kamu kontrol ke dokter, hari Rabu kamu boleh ke agensi untuk menemui Daddy tapi aku harus ikut.

Hari kamis kita ke cafe Sean tapi ingat kamu tidak boleh makan ice cream banyak-banyak dan hari Jumat sampai Minggu kita di apartemen saja ya," jelas Jennie panjang lebar, Gracia tersenyum senang.

"Makasih," balas Gracia tulus.

"Tidak perlu terima kasih, ingat kalau lelah bilang ya, aku tidak mau kalian terluka," kata Jennie diangguki Gracia.

Seharian ini mereka hanya bersantai-santai, tenang soal kekayaan tidak akan habis sampai mereka tua nanti.

Hari-hari berlalu begitu cepat, Gracia mengikuti jadwal yang sudah Jennie rencanakan untuk mereka.

Jika Gracia lelah, Jennie menyuruh dia beristirahat dan perhatian yang Jennie berikan ke dia membuat orang lain iri.

Saat ke agensi, Gracia bukan ketemu Samuel saja tapi dia bertemu Shinee. Jennie memberikan waktu untuk mereka, sambil mengawasi Gracia.

Jennie tidak akan sedikit pun lengah, jika orang lain menyakiti seujung rambutnya Gracia akan dia balas berkali-kali lipat tidak peduli itu pria atau wanita.

Untuk jadwal tidak terencana seperti sebulan sekali akan nginap di rumah Houvard, tentu saja membuat Gracia senang walau hanya dua hari nginap di hari Jumat dan Sabtu karena Minggu mereka akan beristirahat.

Saat Gracia ngidam, Jennie menuruti semua yang dia mau asal masih aman untuk kesehatan mereka. Jika ngidam aneh-aneh dan berbahaya, Jennie dengan tegas menolak dengan cara halus.

Kesabaran, kelembutan, perhatian dan kasih sayang Jennie yang tulus membuat Gracia semakin mencintai Jennie, tidak sedikit pun mereka menyesal menikah muda.

Saat kandungan Gracia mulai membesar dan sudah waktunya lahiran, Jennie sudah menginapkan Gracia di rumah sakit. Tentu saja Jennie senantiasa menemani, selain itu dia memberi kabar juga ke keluarga mereka.

Soal anak, mereka sudah tahu kalau anak mereka kembar sepasang membuat mereka sangat bahagia. Mereka tidak meminta lebih, asal anak mereka selamat dan sehat saja sudah cukup.

Bahkan saat berjuang melahirkan pun, Jennie selalu mendampingi. Jika Gracia kesakitan, dia pun merasakan dan memberi dukungan kecil untuk Graci.

Dia tidak mau anak dan istrinya kenapa-kenapa, sebisa mungkin dia mengantisipasi itu. Jika dia kehilangan keduanya, dia tidak yakin bisa hidup tenang.

Saat kedua anak mereka lahir, tentu saja mereka senang. Sekarang mereka berada di ruang rawat, di mana Gracia menyusui kedua anak mereka.

Di depan sudah ada bodyguard yang menahan orang lain siapa pun itu untuk masuk kecuali Jennie sendiri yang menyuruh masuk, dia tidak mau istrinya ditonton saat menyusui.

Setelah kedua anak mereka disusui dan sudah tidur di box bayi, barulah dia menyuruh bodyguard mengizinkan keluarga masuk.

"Nama anak kita siapa, say?" tanya Gracia penasaran.

Gracia tidak menyiapkan nama karena dia tahu kalau Jennie sudah menyiapkan nama anak mereka jauh-jauh hari, jadi dia sangat penasaran.

"Nama mereka Naoki Gracio Houvard dan Naomi Jessie Houvard," kata Jennie tersenyum.

Nama tengah anak mereka diambil dari nama mereka, Gracia tahu itu karena namanya tidak asing lagi. Sedangkan nama marga, Jennie tidak ada marga jadi dia memakai marga Gracia.

Walau Samuel keluarga dia juga tetap saja dia diusir sama Mamanya yang merupakan Adik dari Samuel, jadi dia tidak butuh marga.

"Margamu?" tanya Gracia bingung.

"Aku sudah diusir jadi buat apa pakai margaku," balas Jennie santai.

Setelah tidak ada hal yang dibicarakan lagi, Jennie menyuruh Gracia untuk beristirahat karena dia tahu kalau Gracia pasti kelelahan.

Soal anak mereka yang lahir tentu saja sudah tersebar, tugas Jennie hanya memastikan keluarganya aman. Dia juga sudah memberitahu Haera, kalau anak mereka sudah lahir beserta namanya.

Seluruh kerabat yang kenal mereka sangat senang dengan Gracia yang labir dengan selamat dan anak mereka sehat-sehat saja, doa yang baik untuk mereka.

TAMAT

25. I'm Never TiredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang