Sehabis mandi, Jennie kembali mengendong Gracia ke kamar kali ini ala bridal style. Berhubung Gracia sering nginap, makanya pakaian dia berada di apartemen Jennie.
Setelah berpakaian, Jennie kembali mengendong Gracia menuju ruang makan. Alasan dia mengendong karena dia tahu kalau Gracia masih sakit dan lelah sehabis melayani dia yang bahkan bukan siapa-siapa.
Gracia duduk manis barulah Jennie memasak, kali ini dia memasak yang simpel yaitu nasi goreng karena dia pun lelah dan malas masak.
Setelah makanan matang, dia membawa ke ruang makan dan mereka makan bersama. Makan sudah, barulah mereka pergi ke agensi dengan dia yang selalu mengendong Gracia.
Gracia sudah menolak, dia bisa jalan sendiri. Sayangnya Jennie menolak, dia tidak mau Gracia kesakitan lagi jadi Gracia hanya bisa pasrah.
Setibanya di agensi, hal yang sama Jennie lakukan membuat orang-orang yang berpapasan dengan mereka menjadi bingung. Namun orang-orang tersebut tidak berani bertanya, membiarkan mereka saja.
Mereka segera ke ruangan Samuel, apalagi Jennie yang tidak peduli dengan tatapan semua orang yang berpapasan dengan mereka karena ini hidupnya bukan hidup orang lain jadi suka-suka.
Tok, tok, tok!
Pintu terbuka dan Samuel bingung kenapa Gracia berada di gendongan Jennie, saat mereka masuk barulah dia menurunkan Gracia yang saat ini sudah berada di samping dia.
"Ada apa kalian ke sini?" tanya Samuel menatap mereka.
"Aku sudah merusak, Gre," balas Jennie to the point.
Samuel kaget mendengar kata yang Jennie lontarkan, dia berharap pendengarannya salah tapi itulah faktanya.
Jennie sudah merusak Gracia, Samuel tidak habis pikir kenapa Jennie melakukan hal itu. Samuel berjalan ke arah mereka, dia sangat geram.
Plak!
Samuel menampar Jennie, Jennie terima karena dia salah dan Samuel tidak pernah memukul apalagi menampar dia kecuali dia benar-benar keterlaluan.
Jika dia pria, dia yakin Samuel akan memukul dia habis-habisan gara-gara dia merusak anak gadis di saat mabuk.
Samuel tidak masalah anaknya mabuk, tapi dia akan mempermasalahkan jika mereka merusak orang lain di saat mabuk.
"Uncle, stop," kata Gracia memeluk Jennie.
"Anak ini pantas diberi pelajaran, Gre," balas Samuel menahan emosi.
"Tapi Je tidak sepenuhnya salah, aku juga salah," kata Gracia lirih membuat Samuel bingung.
"Maksud kamu?" tanya Samuel menuntut penjelasan.
"Je sudah memperingati kami supaya kami tidak mengikuti dia apalagi ke apartemennya, sayangnya aku tidak mengikuti perkataannya.
Aku kuatir dengannya karena nada bicaranya saja sudah berbeda, seperti menahan emosi yang akan meledak kapan pun dia mau.
Aku menyusulnya ke apartemen dan berbohong ke Kakak-Kakak yang lain kalau aku ingin berbelanja sebentar, saat aku ke sana semua sudah kacau.
Je sudah mabuk dan Uncle tahu sendiri gimana orang mabuk? Walau kondisi mabuk, Je tetap meminta izin dan aku dengan bodohnya mengizinkan.
Jadi, ini salahku juga bukan sepenuhnya salah Je," jelas Gracia panjang lebar.
Samuel tentu saja kaget mendengar penjelasan Gracia, dia tidak mengerti kenapa Gracia mengizinkan bukannya menolak dan kenapa Gracia harus ke apartemen Jennie di saat Jennie melarangnya?
"Aku yang salah Dad, Gre tidak salah. Apa pun yang dia jelaskan tadi semua penyebabnya karena aku. Kalau Dad mau hukum atau bunuh aku, aku rela.
Aku memang seharusnya tidak pernah ada di dunia ini, tampar aku lagi saja," kata Jennie tanpa menatap Samuel, Gracia tentu saja tidak setuju.
Gracia tidak mau Jennie terluka lagi apalagi dibunuh Samuel tepat di mata dia, melihat Jennie terluka saja sudah membuat dia sakit.
"Uncle jangan sakiti Je lagi, aku mohon," mohon Gracia, Samuel menghela nafas.
"Kenapa kamu melindungi dia, Gre?" tanya Samuel penasaran.
"Aku tidak mau dia terluka, aku sakit melihatnya," balas Gracia jujur dan Samuel tahu itu.
"Tanggung jawab, Je," tegas Samuel diangguki Jennie.
"Seminggu lagi kami menikah, sekaligus aku akan memperkenalkan diriku yang sejujurnya ke publik," balas Jennie santai.
Samuel tidak masalah kalau mereka nikah cepat, apalagi pembongkaran status Jennie di hari pernikahan mereka itu sangat bagus.
"Siapa kamu yang sebenarnya, Je?" tanya Gracia penasaran.
Jennie mengelus pipi Gracia, Gracia calon istrinya jadi dia tidak akan menutupi apa pun darinya. Tidak akan rugi juga kalau dia jujur, apalagi Gracia menerima dia bukan karena harta.
"Joy Jennie Josh pemilik JJ Company," jelas Jennie membuat Gracia kaget.
Siapa yang tidak kenal JJ Company? Semua orang tahu, apalagi perusahaan yang menduduki peringkat pertama dalam waktu 2 tahun saja mengalahkan perusahaan yang sudah lama berdiri.
Ditambah satu fakta, kalau CEO nya seorang gadis muda yang cantik bisa. Sering disebut pengusaha muda sukses, karena nama Jennie belum tersebar.
"Pengusaha muda sukses?" tanya Gracia memastikan.
"Betul sekali, seharusnya margaku tidak ada. Jadi namaku hanya Joy Jennie, makanya aku tidak butuh uang," balas Jennie santai.
Gracia sekarang paham, gimana Jennie yang masih muda bisa hidup mewah dan ternyata dia sesukses itu.
Tidak heran kalau dia menolak uang dari Samuel, apalagi penghasilan dia jauh lebih besar dari gaji manager.
"Dad, besok aku izin mau ke rumah orang tua Gracia untuk meminta restu," kata Jennie diangguki Samuel.
Tidak mungkin Samuel menolak, dia tentu saja mengizinkan sebagai bukti kalau Jennie benar-benar serius untuk menikah muda.
Jadi dia akan mengosongkan jadwal Shinee untuk 2 minggu ke depan, anggap saja sebagai liburan.
Setelah memberitahu Samuel dan mendapat restu secara tidak langsung, mereka kembali ke apartemen untuk menyiapkan diri mereka besok ke rumah Gracia.
Untung saja rumah orang tua Gracia masih di negara yang sama, jadi mereka akan naik mobil saja tentu saja Jennie yang akan menyetir.
Keesokan harinya, sesuai kata Jennie kemarin mereka akan ke rumah Gracia. Sehabis sarapan, mereka langsung pergi untuk menghemat waktu.
Tentu saja Gracia yang menuntun perjalanan soalnya Jennie belum familiar sama jalanan di sini, dia hanya tahu jalanan dari apartemen ke agensi atau dorm saja.
Selebihnya dia akan menggunakan maps supaya dia tidak nyasar, daripada nyasar mending dia meminta Gracia saja sebagai petunjuk jalan yang sudah pasti tidak akan nyasar.
2 jam di perjalanan akhirnya mereka tiba di sebuah rumah yang tidak terlalu luas, tidak terlaku kecil kecil juga. Kalau dibandingin sama kekayaan sudah pasti Jennie menang, dia bisa membeli beberapa mansion kalau dia mau.
Sayangnya dia tidak mau, dia tinggal sendiri jadi buat apa mansion luas dan mewah jika dirinya yang tinggal, bukankah itu membosankan? Makanya dia memutuskan tinggal di apartemen walau luas namun tidak semegah mansion.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
25. I'm Never Tired
Kısa HikayeBudayakan membaca sebelum lanjut! Cerita ini G!P (Girl x Girl Futa) Kalau tidak tahu, cari tahu dulu apa itu futanari sebelum baca cerita ini. Kalau sudah tahu, kalian bebas mau membacanya atau mengabaikan cerita ini. Tapi, kalau kalian tidak suka a...