Mereka berempat, Bisma, Franda, Alan dan Sandra kini berada di salah satu restoran yang menyajikan masakan Jepang. Franda yang memintanya, padahal Alan dan Sandra sudah menolaknya mentah-mentah. Namun, Franda tetap teguh ingin makan masakan Jepang. Bisma pun hanya bisa pasrah.
Franda memesan masakan Jepang yang dia inginkan. Alan dan Sandra pun begitu. Berbeda dengan Bisma yang lebih memilih untuk tidak memesan. Bisma hanya memesan minuman yang tentu saja tidak ada hubungannya dengan masakan Jepang.
"Bis, kamu kok nggak makan sih? Tadi katanya laper," tanya Franda.
"Nggak pa-pa kok. Mendadak perut aku kenyang," jawab Bisma dengan cengiran khasnya.
"Yakin nih nggak mau nyobain? Sini aku suapin," Alan dan Sandra was-was dengan hal ini, mereka ingin melarang namun mata Bisma seolah menyiratkan kata biarkan saja.
Franda mengambilkan salah satu masakan Jepang yang berisi udang di dalamnya. Menyuapkannya ke dalam mulut Bisma. Bisma mengunyahnya dan menelannya secara paksa.
"Kamu mau lagi?" tanya Franda. Bisma menggeleng. Rasanya ingin muntah. Sedari tadi Alan dan Sandra tidak melepaskan pandangan mereka pada Bisma. Dan benar saja yang dikhawatirkan oleh Alan dan Sandra. Wajah Bisma memerah, seakan terkelupas. Bisma menggaruk tenggorokannya yang terasa gatal. Sedangkan Franda masih terlihat asik dengan masakan Jepangnya.
"Bis, loe nggak pa-pa kan?" tanya Alan. "Ayo, ke Rumah Sakit aja. Gue nggak mau loe kenapa-napa," lanjut Alan.
Lidah Bisma terasa kelu untuk sekedar menjawab pertanyaan Alan. Tenggorokannya semakin terasa sakit. Menimbulkan sensasi gatal yang nyelekit. Wajahnya semakin memerah. Franda yang berada di samping Bisma pun merasa aneh dengan Bisma. Ia belum menyadari tentang alergi Bisma. Alan dan Sandra pun buru-buru ke kasir, membayar semua masakan Jepang yang telah dipesan. Padahal makanan yang mereka pesan belum habis sepenuhnya. Mereka terlalu panik dengan kondisi Bisma yang semakin terlihat kesakitan. Alan memapah tubuh Bisma. Membawanya ke dalam mobil. Melaju ke Rumah Sakit terdekat. Franda yang tidak tahu apa-apa pun hanya bungkam sedari tadi.
Sesampainya di Rumah Sakit. Alan kembali memapah tubuh Bisma. Sedari tadi Bisma hanya memegangi tenggorokannya. Franda dan Sandra mengikuti mereka dari belakang.
"Ayo masuk, gue udah bilang sama dokter loe tadi. Kalian di sini aja, biar gue yang masuk sama Bisma," ucap Alan pada Bisma. Franda dan Sandra mengangguk dengan ekspresi paniknya.
"San, tadi Bisma kenapa sih? Dia sakit ya?" tanya Franda pada Sandra yang berada di sampingnya. Mereka berdua duduk di bangku ruang tunggu yang selalu tersedia di setiap Rumah Sakit.
"Loe nggak tahu kenapa Bisma kayak gitu?" Sandra menanyakan hal itu kepada Franda yang disambut gelengan kepala dari Franda.
"Astaga. Gue lupa, loe kan baru kenal Bisma. Jadi, wajar aja sih kalo nggak tahu," ucap Sandra.
"Tahu apaan sih?" Franda mengernyitkan keningnya.
"Alerginya si Bisma," balas Sandra.
"Alergi apaan emang?" tanya Franda.
"Aish, makanya jangan motong pembicaraan gue!" Franda mengangguk.
Sandra meneruskan kembali ucapannya yang sempat terpotong ucapan Franda. "Bisma itu alergi buat makan udang. Dia juga paling anti kalo makan masakan Jepang. Tapi, dia aneh hari ini. biasanya dia bakalan nolak mentah-mentah orang yang ngajakin dia buat makan masakan Jepang, tapi sepertinya demi loe dia rela buat nge-iya-in ajakan loe," jelas Sandra. "Makanya tadi kita nggak mau nerima ajakan loe, eh, loe malah nyuapin Bisma. Gue mah angkat tangan aja kalo alerginya si Bisma kambuh,"