Part 13

1 0 0
                                    


Franda terkejut ketika terbangun dari tidurnya. Nyenyak. Dalam diam ia tersenyum mengingat kejadian yang semalam. Sebuah pernyataan haru. Seharusnya ia kedinginan karena tidak mengenakan selimut. Entah kenapa selimut yang ia pakaikan kepada Bisma tersingkap hingga ke kaki. Dan anehnya ia merasakan kehangatan yang melingkupi tubuhnya dan... batinnya. Padahal jika dipikir-pikir, Bisma bukanlah pria dengan tubuh kekar dan berdada bidang. Namun, entah kenapa ada ruang di sisi hatinya yang bisa merasakan kehangatan. Kehangatan yang tulus yang menjalar di sekujur tubuhnya. Franda masih menikmatinya. Kembali memejamkan matanya, menyandarkan kepalanya di dada Bisma. Semakin mengeratkan jarak di antara mereka. Biasanya ketika tidur sewaktu Rara belum lahir, Bisma hanya akan merangkul pundaknya. Belum pernah seintens ini. Belum pernah ia merasakan kehangatan yang tercipta yang seperti ini. Franda seolah lupa dengan kehadiran Rara yang ia tinggalkan sendirian di kamar. Semakin menikmati momen yang entah kapan bisa terulang kembali itu.

Bisma mengecup pelan puncak kepala Franda. Tersenyum ketika melirik Franda yang semakin mengeratkan pelukannya. Bisma sudah terjaga dari tidurnya sebelum Franda. Batinnya tersenyum girang. "Selamat pagi," sapa Bisma pada Franda yang terkaget mendengar sapaannya di pagi hari ini.

Franda bergeming. Mencoba untuk tidak mendengarnya. Bukankah Bisma masih memejamkan matanya ketika Franda mengeratkan pelukannya? Pipinya memerah. Menahan malu terhadap apa yang dilakukannya. Mengeratkan pelukannya pada Bisma sama sekali tak ada di dalam pikirannya.

"Hei, mau sampai kapan kamu tidur terus?" tanya Bisma menggoda Franda. Membuat pipi Franda semakin merah karena ulahnya.

Jemari Bisma terangkat. Mengusap pelan punggung Franda. Lembut yang dirasakannya. Terasa nyaman berada dalam usapan Bisma. "Ayo, buruan bangun ih. Ntar dilanjutin lagi pas aku pulang kerja aja. Kamu bebas kok meluk aku, kapanpun kamu mau. Tapi jangan di sofa ya? Pegel. Mendingan nanti di kasur aja." Bisma mengucapkannya dengan nada menggoda. Dibuat sesensual mungkin. Bisma hanya ingin mengerjai Franda.

"Itu maunya kamu." Franda membalasnya dengan mencubit pinggang Bisma. Bisma meringis. Pura-pura kesakitan.

Franda bangkit dari tidurnya lalu melangkahkan kakinya menuju kamar. Melirik ke box bayi. Terlihat Rara yang masih terlelap dalam tidurnya. Diikuti Bisma yang melakukan hal yang serupa.

"Kamu mandi sana? Biar aku siapin sarapannya dulu. Mumpung si Rara belum bangun." Kemudian Franda masuk ke kamar mandi, hanya untuk cuci muka dan sikat gigi. Setelahnya menyiapkan pakaian kantor untuk Bisma. Barulah ia ke luar dari kamar menuju dapur.

***

Bisma telah usai dari aktivitas mandinya. Tak berapa lama ia mendengar suara tangisan Rara yang kencang. Rara memang seperti ini jika terbangun. Mungkin karena masih kecil dan selalu haus jika terjaga dari tidurnya sehingga ia selalu menangis.

Bisma kemudian mengangkat Rara ke gendongannya. Rara tampak terdiam. Tangisannya mereda. Setelahnya Bisma membawa Rara ke luar. Ketika sampai di dapur, dilihatnya Franda masih memakai apron hitam miliknya. Memasak nasi goreng yang selalu menjadi sarapan paginya. Bisma sendiri merasa heran, ia sangat senang sekali dengan nasi goreng ala Franda. Rasanya memang tidak seenak nasi goreng ala restoran mewah. Namun entah kenapa nasi goreng rumahan yang dibuat Franda mampu membuat lidahnya ketagihan.

"Nda, Rara udah bangun nih," Franda mendongak mendengar suara Bisma. Dilihatnya Rara sedang menghisap jempolnya.

"Bisma, kamu kok nggak pake baju?" tanya Franda. Bisma mengarahkan matanya ke bawah. dan ternyata memang benar. Bisma hanya mengenakan handuk di pinggangnya dan bertelanjang dada.

Sesaat kemudian Bisma menyengir. "Lupa," sahutnya polos yang dibalas gelengan kepala dari Franda.

Tampaknya Franda telah selesai dengan aktivitas memasaknya. Melepaskan apron hitam. Mengambil alih Rara dari gendongan Bisma. Rara menangis. Sepertinya ia tak mau terlepas dari gendongan Bisma. Tangisannya kencang. Wajahnya memerah.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang