Good Parts

4 1 3
                                    

written by: venoffyra

---

Terkadang satu atau dua hal tidak pernah bisa membuat kita puas sama sekali, hanya dengan melihat orang lain yang dirasa lebih baik dari diri sendiri, membuat tidak aman dan menginginkan hal yang sama.

Arisa adalah gadis hangat nan manis yang hampir semua orang tidak bisa menolak pesonanya itu. Namun, perlu diketahui bahwa gadis dengan iris hitam cemerlang itu memiliki beberapa hal yang menjadikan dirinya sering kali berpikir buruk. Arisa memang bersyukur dengan kehidupannya sekarang, ia dikelilingi oleh banyak teman yang begitu memperlakukannya dengan baik. Tetapi tetap saja, yang namanya overthinking tidak bisa dengan mudah dihilangkan begitu saja. Arisa terkadang menganggap dirinya tidak pernah semanis yang dikatakan orang lain, ia merasa dirinya masih memiliki kekurangan dan Arisa tidak ingin orang mengetahui hal itu.

Termasuk pada Karma—sang kekasih.

Yang Arisa tidak ketahui, Karma sebenarnya menyadari kegelisahan dari pacarnya itu. Hanya saja Karma menguci rapat, tak mau Arisa semakin terpikirkan karena merasa bersalah telah membuat Karma khawatir. Padahal Karma tidak pernah menganggap seperti itu.

Ada suatu hari, kelas saat itu tengah melakukan foto bersama menggunakan kamera polaroid milik Koro-sensei. Kamera polaroid menghasilkan gambar yang cukup kabur, dan Arisa mengatakan bahwa ia lebih menyukai foto ini dibandingkan dengan kamera 4K terbaru yang tentu saja lebih jernih dibandingkan polaroid.

Karma ikut melihat pada hasil gambar, menyuarakan bahwa dia lebih suka dengan Arisa yang ada di depan mata. Lebih jelas dan cantik.

Wajah Arisa memang memerah, namun tidak seperti biasanya, di mana Arisa akan salting karena digoda seperti itu. Sang gadis hanya melempar senyum tipis, membalas kalau Karma terlalu berlebihan.

Karma bingung, tidak biasanya Arisa seperti ini.

"Arisa."

Panggilan Karma membuat Arisa tersadar dari lamunannya, ia menoleh, memasang senyum yang Karma yakini bukanlah senyum biasa Arisa untuknya.

"Iya, Karma-kun?" balas Arisa.

"Aku tahu, kau tengah memikirkan sesuatu kan?" tanya Karma serius.

Arisa sedikit terkejut mendengar pertanyaan Karma, namun ia tetap mempertahankan ekspresinya. "Aku tidak sedang memikirkan sesuatu kok! Aku baik-baik saja," ujarnya.

Karma tahu bahwa itu adalah sebuah kebohongan, ia menarik Arisa ke dalam pelukannya, mengelus pelan kepala sang kekasih. Arisa kaget, tidak mengira hal ini akan datang, wajahnya memerah malu. "Ka-Karma-kun? Jangan di sini! Orang banyak meli—"

"Aku tahu." Karma dengan cepat memotong ucapan Arisa.

Arisa terdiam—menundukkan wajahnya, menunggu Karma melanjutkan apa yang ingin dikatakan.

"Aku tahu. Aku tahu bahwa kau tidak baik-baik saja. Arisa," jelas Karma. "Kau memikirkan apa kata orang-orang, sehingga membuatmu melakukan banyak kesalahan lalu kau mengecap bahwa dirimu ini memang tidak seperti apa yang dikatakan orang lain."

Arisa meremas kemeja milik Karma, mencoba menahan tangisnya agar tidak keluar dan Karma semakin erat memeluk Arisa.

"Meski pun kau bilang kalau dirimu tidak sempurna, tetapi di mataku kau yang paling sempurna. Meski kau melakukan banyak kesalahan, di sana masih ada bagian terbaik dari dirimu, my angel."

Mungkin bagi orang lain, apa yang dikatakan Karma itu terlalu berlebihan, tetapi tidak untuk Arisa. Perkataan yang dilontarkan kekasihnya itu mampu membuat Arisa menangis dan membalas pelukan Karma. Arisa bersyukur dapat memiliki Karma yang mengerti dirinya.

Arisa, bagian terbaiknya, bagian terburuknya, dan Akabane Karma.

Gadis itu mencintai semuanya.

---

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Birthday Gift: ReiHimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang