Counter

5 0 0
                                    

written by: kalevandr

---

"Rei."

Panggilan itu menjadi tanda, sang pria menoleh taruh perhatian ke arah sumber suara. Rei dapat merasakan sofa turun sesaat di kala Himari duduk di sebelahnya, naluri langsung bekerja alihkan fokus ke kekasihnya, telah menduga akan ada hal untuk dibicarakan.

"Chiaki-nii, mengajakku keluar cari tempat makan hari sabtu ini, apa boleh?"

"Hmmm, boleh ngga ya?" Rei mengubah posisi duduk pada sofa, punggung bersandar ke belakang, dan bahu turun seraya hela napas pelan-tampak lebih tenang. Sejak mereka tinggal di bawah atap yang sama, sulit bagi Rei terbiasa akan hilangnya presensi Himari. Mendambakan waktu bersama dari fajar terbit hingga menyingsing hanya sebuah angan belaka, sebuah khayalan kala remaja yang sulit terwujudkan saat dewasa. Dan Rei tahu betul itu, tidaklah menjadi masalah, jadi asal muasal ia senang saat kekasihnya itu selalu bertanya kepadanya.

Senyum tipis terukir pada bibir, tampilkan taring menyempil tipis. Namun ketenangan itu berbanding terbalik dengan apa lanjutannya, "Kecup dulu, gimana?"

Dalam sesaat, Himari termenung. Cengo. Keheningan melanda, tidak habis pikir, alih-alih berikan jawaban langsung seperti biasa, yang keluar malah permintaan agak di luar kepala. Mulutnya terbuka dan tutup seperti ikan sedang minum, sebelum benar-benar ditekan cemberut. Semburat merah mekar, menjalar dari pipi ke telinga.

Lucu, Rei pikir, hingga terkekeh kecil melihat respon memuaskan akibat lelucon kecil itu. Sejak awal, Rei memang sudah berniat beri izin, tapi yang Himari lakukan justru di luar ekspetasi. Sebab belum sempat Rei buka suara, sang gadis telah maju duluan beri kecupan di sudut bibir, sukses buat situasi berbalik dalam hitungan detik, dan jadi gilirannya untuk terkesiap bukan main. Mulut terbuka tanpa suara, tak sanggup keluarkan untaian frasa, melotot ke arah gadisnya yang malu-malu nantikan jawaban.

"Udah boleh kan sekarang?" Timpal Himari tagih janji tadi.

Boleh cium balik dulu ngga ya? Mungkin itu yang kini bersemayam dalam pikiran Rei.

---

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Birthday Gift: ReiHimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang