Written by: odiletnoir
---
Mikoaki Himari.
Sudah ke berapa kali nama itu diucapkan olehnya di dalam benak. Setiap kali nama itu terngiang di kepala, dia tidak mampu menahan otot menarik lembut bibir membentuk kurva. Benak memunculkan seorang gadis bermahkota cokelat karamel, helaian itu panjang dan bergelombang, tak lupa tekstur lembut serta aroma manis yang membuat candu; iris cokelat madu yang memancarkan cahaya, membentuk refleksi kasih sayang, kentara mampu memikat orang. Ya, setidaknya, seorang Sakuma Rei terpikat, harapannya sih, hanya dia seorang. Dia tidak suka berbagi.
Himari artinya matahari.
Dipikir-pikir, Himari adalah sosok yang kalem, baik, lembut dan rasional. Dia memiliki sisi lembut yang hangat mampu memberikan sebuah 'rumah' penuh dengan cinta kasih. Jika dipikir-pikir, dia adalah sosok yang bisa dianggap sebagai sumber cahaya. Cahaya matahari biasanya begitu tajam dan terik, rasanya dapat menyilaukan mata. Ah, bahkan bisa membutakan.
Mungkin, seorang Sakuma Rei terbutakan oleh cinta.
Sakuma Rei, sosok itu identik dengan kegelapan. Mahkota hitam gelap, mata merah seperti bulan purnama. Sungguh, jika adanya cocoklogi, maka dia tak lain adalah malam.
Dulu, dia beranggapan bahwa Himari adalah matahari. Gadis itu sulit dicapai, menyinari orang membuat hatinya terbakar. Jika bercocoklogi lagi, mungkin karena Rei adalah seorang vampir makanya dia merasa terbakar dan sakit jika menyadari fakta bahwa dia tidak ingin berbagi Himari kepada siapapun. Rasa cemburu, rasa ingin memiliki, rasa mencintai, semua beraduk menjadi satu hingga membentuk sebuah kata, 'posesif'. Ingin rasanya dia mendekap sosok rapuh itu ke dalam pelukannya dan tidak lagi menyinari orang selain dirinya.
Namun sekarang, kata matahari mungkin tidak lagi kata yang tepat mendeskripsikan Himari. Sekarang, dia memiliki Himari. Rei mencintai Himari, sebaliknya Himari mencintai Rei. Sebuah komitmen yang dipegang teguh, meyakinkan satu sama lain bahwa mereka adalah tersedia untuk satu sama lain. Sosok yang awalnya dianggap sulit dicapai, kini di pelukannya. Menyinar lembut tanpa menyakitinya.
Mungkin, bulan, itu tepat.
Lihatlah Himari itu. Dia selalu berada di sampingnya untuk menemaninya. Berada di belakangnya untuk mendorongnya. Berada di sisinya untuk dia sandari. Semua hal kecil berasal dari ketulusan hati yang murni membuatnya semakin menyadari bahwa gadis itu berada hanya untuk dirinya. Himari yang memiliki kepribadian kalem, rasional dan tenang, itu semua terkesan lembut-menenangkan seperti bulan.
Bulan menemani malam, menjadi pusat penerangan kecil di malam hari. Itu tidak semenyakitkan matahari. Sakuma Rei mulai beranggapan Himari adalah bulan yang menemani gelapnya.
Dari cahaya terik yang menyakitkan, hingga cahaya lembut yang menenangkan.
"Rei?"
Oh, dengarlah itu, suara seorang gadis menyapa gendang telinga. Suara yang masih sedikit serak, bukti baru saja bangun dari tidur. Iris cokelat madu yang lembut dan mengantuk bertemu dengan iris merah. Ekspresi kantuk berpadu kebingungan, "Kenapa kamu belum tidur?"
"Iya, aku akan tidur sekarang," bisik Rei, lembut. Tangan perlahan melingkar di pinggang Himari, menariknya lembut guna mendekapnya semakin erat. Kedekatan fisik yang hangat. Cinta yang menggebu-gebu di antaranya membuat keduanya mencapai ketenangan dan kebahagiaan duniawi.
Well, my little universe.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Birthday Gift: ReiHima
Fanfiction"Sending you smiles for every moment of your special day, have a wonderful time and a very happy birthday! Greeting you all the best wishes ever!" ━━━━━ Sebuah hadiah sederhana dari para member banana kepada anggota kesayangan dalam rangka merayakan...