Written by: bucinnya_cogan
---
"Aku gak bisa, Karma!"
"Apa yang kamu bisa? Kamu cuma bisa ngomel, protes ini itu dengan alasan khawatir, padahal itu cuma karena rasa insecure mu sendiri! Kamu capek? Aku juga!"
Karma menghela napas. Ia menyapukan rambutnya ke belakang frustrasi.
"Kamu tahu Risa, hidupku gak selamanya cuma berputar di kamu. Aku harus sosialisasi, harus kerja, harus keluar dan semua itu butuh orang lain! Kamu gak bisa ngelarang aku ini itu dengan alasan kamu cemburu!"
"Apa tidur di hotel dengan wanita lain juga termasuk cara kamu sosialisasi?"
Karma diam, ia menatapku dengan raut terkejut.
Aku mendengus geli, terlalu bingung untuk berekspresi. Kepalaku sakit karena terlalu emosi. Mataku panas, namun aku enggan untuk menangis. Tidak di depan orang ini.
Karma jelas terkejut, perselingkuhan yang telah di jalaninya selama 2 bulan ini terkuak di sini oleh istrinya sendiri. Raut pemuda itu berubah cepat. Ia nampak pucat pasi. Ekspresinya mirip denganku saat mendengar kabar ini.
"Apa-Kamu ngomong apa, sih?"
Aku menghela napas berat. Aku lelah. Terlalu lelah hanya untuk sekedar bernapas, terlalu lelah untuk berpura-pura tersenyum seperti biasa. Semuanya terasa menyesakkan dan menyakitkan.
Berbicara dengan Karma hanya membuat sisa perasaanku menguap tak bersisa. Kenyataan bahwa ia berani bermain wanita di belakangku dan menjadikanku pelampiasan rasa bersalahnya membuatku tak bisa lagi berkata apa-apa. Hatiku sakit ketika mengingat hari-hari di mana aku harus bergulat dengan rasa bingung, mencari cara agar Karma tidak marah padaku untuk alasan yang baru aku tahu sebabnya minggu lalu, yaitu rasa bersalahnya sendiri.
"Kamu mungkin benar Karma, aku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku tidak bisa bertahan ketika aku tahu bahwa kamu bukan orang yang bisa menghargai aku. Aku tidak bisa berpura-pura tidak tahu ketika kamu pulang dengan bau baru menguap dari tubuhmu. Aku tidak bisa baik-baik saja ketika kamu secara konsisten menghindariku, memarahiku, mendiamkanku hanya karena kamu takut karena telah berselingkuh. Aku lelah. Aku tidak baik-baik saja!"
Aku menatap Karma letih . Melihatnya lama-lama entah mengapa membuat perutku bergolak ingin muntah. Bibirku bergetar tanda bahwa botol emosiku sudah mulai penuh.
"Ayo berhenti di sini, kamu dan aku!"
"Risa, tunggu.. aku—"
Aku menepis tangan Karma yang berusaha menyentuhku. Tanpa sadar aku meringis jijik, membayangkan bagaimana tangan yang selalu menggenggamku itu adalah tangan yang sama yang digunakan untuk menyentuh wanita lain.
Karma nampak terkejut melihat perlakuanku. Netra ruby-nya terlihat kosong untuk beberapa waktu.
"Jika memang kamu tidak sanggup mencintaiku, Karma. Tidak apa-apa. Aku sanggup untuk mencintai diriku sendiri."
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Birthday Gift: ReiHima
Fanfiction"Sending you smiles for every moment of your special day, have a wonderful time and a very happy birthday! Greeting you all the best wishes ever!" ━━━━━ Sebuah hadiah sederhana dari para member banana kepada anggota kesayangan dalam rangka merayakan...