written by: yuzutsu_yoshikawa
---
"... risa."
Panggilan lembut disuarakan, tetapi sang empunya nama nampak tak terusik sedikitpun. Yuuki Arisa tetap terpaku pada halaman novel yang tengah dibacanya, sementara kedua telinga dipasang earphone guna menutup segala kemungkinan suara yang akan mengganggu konsentrasinya mendalami karya dari penulis favoritnya.
Memang benar keputusan buatan Arisa untuk menutup telinga sebab dia berhasil membuat Akabane Karma terlihat konyol; melambai-lambaikan tangan sejak tadi sembari serukan nama, tetapi peroleh jawaban nihil dari pacarnya.
"Arisa."
Karma sekali lagi mencoba memanggil. Kini jarak mereka sudah terpangkas jauh sehingga Karma masih melanjutkan usaha sia-sianya demi mendapatkan atensi sang gadis. Karma menghembus napas pasrah, apa boleh buat, toh, dia yang paling tahu betul kebiasaan gadisnya kala telah tenggelam dalam lautan imajinasi akibat membaca novel. Lantas ketika tempat duduk si sebelah kosong, Karma segera ambil tindakan; dia duduk di sana dan secara pelan melepas earphone dari telinga kiri Arisa.
Pihak hawa terkejut dan reflek menoleh ke sisi hanya untuk temukan wajah Karma berjarak sekitar sepuluh sentimeter dari miliknya.
Iya, Karma sengaja melakukannya dengan tujuan apa lagi kalau bukan menjahili malaikat kesayangannya itu.
"Ka-Karma-kun!"
Tentu saja suara sentakan dilontarkan, memicu senyum menyebalkan dari lelaki bermahkota merah. "Baru sadar sekarang?"
"Eh?" Arisa berkedip bingung, "Sadar apa?"
"Kau mengabaikanku dari tadi, Princess," ujar Karma menjelaskan. Dia mengintip sedikit isi dari buku yang sedang dibaca Arisa, "Aku begitu tidak menarik jika dibandingkan dengan novel ini ya."
"Bu-bukan begitu!" Arisa segera menyanggah. "Hanya saja ini buku baru yang sinopsisnya sungguh cantik, jadi …" Otaknya berputar mencari kata-kata yang tepat sebagai jawaban agar tidak menyakiti hati Karma karena telah dinomorduakan sesaat, tetapi tak kunjung temukan jawaban selain permintaan maaf.
"... Maafkan aku."
Karma mengusap pucuk kepala Arisa penuh kasih sayang kemudian berucap, "Kenapa serius begitu? Aku kan hanya bercanda, Arisa." cengir lelaki tersebut di akhir.
Dengan rasa tidak bersalah, Karma kembali berulah. Dia menyandarkan kepalanya tanpa permisi di bahu Arisa, membebankan sedikit berat tubuhnya kepada perempuan yang jauh lebih mungil darinya.
"Ya sudah, lanjutkan saja membacanya, aku tidak akan mengganggu," tukas Karma sok keren, "asal biarkan saja aku tetap berada di sisimu." Dia menambahkan sedikit sebelum memejamkan kedua mata.
Arisa tak diberi kesempatan memberi balasan dan ditinggalkan dalam hening. Namun sebuah senyum tipis terukir pada bibir mungil, bersyukur memiliki pacar pengertian walaupun caranya agak sedikit menyebalkan dalam menyampaikan afeksi.
"Terimakasih, Karma-kun."
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Birthday Gift: ReiHima
Fanfic"Sending you smiles for every moment of your special day, have a wonderful time and a very happy birthday! Greeting you all the best wishes ever!" ━━━━━ Sebuah hadiah sederhana dari para member banana kepada anggota kesayangan dalam rangka merayakan...