For Now and Forever

5 0 0
                                    

written by: yuzutsu_yoshikawa

---

Kalau diingat-ingat, setiap tahun pasti akan sama.

Sepucuk surat rutin dikirimkan ke alamat rumah sang empunya secara berulang. Entah kapan tepatnya surat itu mencapai tujuan, tetapi selalu mampu ditemukan ketika hal pertama yang perempuan itu lakukan di pagi hari adalah mengecek kotak surat di halaman rumah.

Seolah begitu menghayati masa lampau kala satu-satunya cara untuk bertukar kabar hanya melalui surat, amplop serta jenis kertas yang digunakan pun nampak usang. Amplop cokelat lengkap disertai tali rami diikat manis, isinya antara kertas surat yang tersobek dengan sengaja dengan sisi samping sedikit terbakar atau kusut penuh lipatan dengan aroma kopi menguar kuat sebagai ciri khas.

Sakuma Himari sudah hafal dengan itu semua. Hafal dengan tabiat sang suami, Sakuma Rei, yang tidak pernah bosan mengirim hal serupa setiap tahunnya.

Himari bukannya meminta Rei untuk menghentikan kebiasaan tersebut sebab sejujurnya pihak hawa begitu menyukai perlakuan pasangannya. Himari bahkan punya rak khusus yang didedikasikan sebagai tempat penyimpanan surat-surat Rei dari tahun ke tahun. Dia tidak bisa bohong kalau setiap tahun, di pagi yang sama, dirinya akan bangun lantas pergi membuka kotak surat dengan secercah senyum hangat menghiasi wajah.

Sebab pagi hari tanggal lima belas Oktober begitu spesial setiap tahunnya.

Namun, pagi itu Himari tidak pernah menyangka bahwa dia akan menerima sesuatu yang lain. Hal yang sedikit lebih ekstra dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.

Setangkai bunga matahari mungil yang telah mekar sempurna turut disertakan bersama surat dari sang kekasih; terikat cantik menggunakan sehelai pita berwarna senada dengan kelopak kuning segar.

Himari sedikit terpikat selama beberapa saat, kemudian tangannya perlahan meraih surat terkait dan membukanya perlahan.

"Selamat ulang tahun, Sunshine. Aku sertakan bunga yang selalu mengingatkanku akan dirimu. Aku belum bisa kembali untuk merayakan hari spesial ini bersamamu, kuharap kamu memaafkanku."

Isi surat yang singkat, tetapi cukup untuk mempertahankan lekuk manis pada bibir Himari. Mau bagaimana lagi, toh, suaminya memang idol terkenal yang jadwalnya selalu berpindah-pindah negara. Himari tidak boleh ambil pusing, walaupun terkadang rindu jelas tidak bisa ditahan. Namun, setidaknya surat yang tidak pernah absen setiap tahun ini selalu ada untuk menemani diri sehingga Himari tidak pernah merasa dia ditinggal sendirian.

Hari ulang tahun tidak hanya datang sekali dalam seumur hidup. Dan harapannya adalah semoga nanti pada kesempatan selanjutnya, dia masih bisa bertemu dalam lain kesempatan untuk merayakan tanggal cantik tersebut bersama sang suami; esok, terus, dan selamanya.

---

Birthday Gift: ReiHimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang