Assalamu'alaikum
Alo bestie!
Aku kembali lagi dan yang pastinya dengan judul cerita yang baru lagi dong!
Gimana ayy, kangen gak nih sama ceritanya Gus Zayyan dan Ning Cahya? Kangen dong yang pastinya, hehe. Nih yang kemarin nanyain sequel anak-anak nya mereka.
Terimakasih buat kalian yang udah baca cerita ini. Jangan lupa vote dan komen setiap paragrafnya biar aku semangat nulisnya.
—Happy reading—
Betapa ajaibnya perjalanan jodoh bila kita mau menafakuri kebesaran Allah. Kita yang mungkin berada jauh di pelosok negeri, sedang jodoh kita berada di belahan bumi yang lain. Begitu jauh jarak membentang, namun demi Allah ia akan tetap sampai kepada kita, jika di Lauh Mahfudz sudah tercatat sebagai takdirnya.
Kita mungkin tidak tahu siapa dia. Tidak kenal, tidak pernah bersua, tidak pernah bertatap muka. Namun tiba-tiba takdir memperjalankan kita untuk saling menemukan, saling jumpa, saling jatuh cinta. Maha hebat Allah atas skenario-Nya yang begitu indah.
Kita mungkin tidak tahu seperti apa laki-laki itu. Tapi Allah tahu, kita mungkin tidak pernah tahu bagaimana keimanan laki-laki itu, tapi Allah tahu. Kita mungkin tidak pernah tahu bagaimana ibadah laki-laki itu, tapi sungguh, Allah tahu.
Begitupun sebaliknya.
Ia tidak tahu siapa diri kita, tidak tahu bagaimana keshalihan kita, tidak tahu seperti apa ibadah kita. Apakah layak jadi ibu untuk anak-anaknya atau tidak. Ia sama sekali tidak tahu, namun Allah tahu. Dan Allah tidak pernah salah menjodohkan setiap hamba.
Bahkan yang baik, akan dipertemukan dengan yang baik pula. Dan yang shalih, akan dipertemukan dengan yang shalih pula. Aku percaya akan hal itu.
Semoga ia yang datang hari ini adalah benar-benar laki-laki pilihan Allah. Agar tak ada rasa takut sedikitpun dalam hati untuk melalui seberat apapun perjalanannya nanti. Sebab aku tahu bahwa pilihan Allah tidak pernah salah. Aku yakin, bahwa pilihan Allah tidak pernah mengecewakan.
Percaya akan pilihan Allah itu selalu yang terbaik.
* * *
Tidak perlu bersuara, cukup hati yang bicara, tidak perlu banyak cerita, cukup langitkan bersama do'a.
—Khalifah Siti Hawa Al-abshor—* * *
Layaknya huruf tafkhim, nama mu pun tercetak tebal dipikiranku.
—Rafandra Iskandar Taqi'—* * *
Khalifah Siti Hawa Al-abshor adalah sosok perempuan yang penuh kasih sayang dan suka menolong. Putri dari Gus Zayyan dan Ning Cahya, sifatnya yang baik, cerdas, lemah lembut, sopan, berprestasi, dan berperawakan cantik dengan lesung pipi disebelah kiri, bulu mata yang lentik, dan juga hidung mancung itu yang menjadikan ia banyak dikagumi oleh santri di ponpes Al-fatah, termasuk santri ndalem kepercayaan Abahnya (Romo Yai Abdullah Al-abshor, Ayah dari Gus Zayyan) yaitu, Kang Rafa.
Rafandra Iskandar Taqi' adalah seorang santri disalah satu pondok pesantren di Jawa Timur, Pondok Pesantren Al-fatah. Yang diasuh langsung oleh KH. Abdullah Al-abshor. Rafa adalah sosok santri yang tampan, cerdas, berperawakan dengan alis yang tebal, hidung mancung. Ia banyak dikagumi oleh santriwati karena suaranya yang merdu dan lemah lembut, namun karena sifatnya yang cuek terhadap wanita, menjadikan ia disegani. Rafa adalah salah satu santri ndalem kepercayaan Romo Yai Abdullah Al-abshor. Santri ndalem adalah santri-santri yang mengabdikan dirinya untuk kepentingan pesantren dan juga kepentingan keluarga ndalem (Kyai).
Cerita ini adalah cerita tentang kisah cinta dalam diam antara Ning Hawa dan Rafa. Apakah kisah cinta keduanya akan seindah kisah cinta Sayyidah Fatimah dan Sayyidina Ali? Gimana kelanjutan kisah mereka? Pantengin terus ya!!!Share cerita ini ke teman-teman kalian ya!!
Jazakumullah Khairan 🙏💙
See you ayy!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Tunggu Qolbitu mu, Gus!
Non-FictionWajib follow sebelum membaca cerita ini! Save cerita ini ke perpustakaan kamu!💙 Rafandra Iskandar Taqi' adalah putra KH. Malik Iskandar dan Umi Zulaikha, beliau adalah Kyai terkenal dari Yogyakarta. Kang Rafa adalah salah satu santri ndalem keperca...