29.

6.8K 850 6
                                    


Cerita ini aku buat MPREG ya dan untuk yang berkaitan dengan MPREG itu hanya imajinasi ku saja tidak ada hubungan diluar itu, untuk yang merasa tidak nyaman dengan CW Mpreg yang aku cantumin silahkan dilewati yaa. Selamat membaca.

.

.

.

Pukul 11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 11.00 pagi menjadi awal waktu Renjun akan melakukan pemeriksaan kesehatan, tangan mengepal erat diatas paha gugup melanda. Dingin menyapa pipi gembul milik Renjun.

"Minuman vitamin"

Diterima dengan senang hati, tersenyum kepada pemberi minuman sehat itu.

"Gugup?" tanya Jeno.

Renjun mengangguk gugup sekali dirinya sekarang. Takut akan hasil yang tidak baik yang menjadi pikiran negatifnya sekarang.

Jeno tersenyum, tangannya membawa tangan mungil Renjun untuk digenggam mengelus tangan halus milik Renjun.

"Semua akan baik-baik saja"

Renjun memasang senyumannya, mencoba untuk mempercayai perkataan Jeno.

"Tuan Huang Renjun" panggilan sudah terdengar terasa genggaman Renjun mengerat.

"Ayo sudah dipanggil"

Jeno berdiri terlebih dahulu, tersenyum memberikan ketenangan pada Renjun. Mau tidak mau Renjun menerimanya.

Keduanya memasuki ruangan dokter yang sudah menjadi dokter kandungan kepercayaan keluarga Jeno.

"Tuan Huang Renjun?"

"Iya saya" Renjun merasa gugup sekali padahal ini pemeriksaan biasa.

"Dari hasil pemeriksaan dari tadi pagi tidak ada masalah sama sekali, jadi untuk pemeriksaan saat ini kita akan cek untuk kesuburan ya"

Renjun menganggukkan kepala. "Pemeriksaan bisa di dampingi atau hanya sendiri juga tidak masalah" seru dokter yang bersiap dengan alatnya.

"Aku temanin ya?"

Jeno mengelus pelan pipi Renjun dengan senyuman hangat. Renjun mengangguk setuju.

Renjun dituntun untuk berbaring di tempat tidur. "Kita hari ini USG seperti wanita tidak masalah bukan?"

"Iya dok tidak masalah"

Renjun dibantu berbaring diatas tempat pemeriksaan yang sudah disiapkan.

"Baik kita akan melaksanakan USG ya"

"Silahkan bajunya dinaikkan" pinta dokter yang masih memeriksa alat untuk USG Renjun.

Renjun yang malu hanya diam, dia sungguh malu tidak ada kain yang mampu menutupi bagian bawahnya. Jeno yang melihat Renjun hanya diam pada akhirnya bangkit dari duduknya mendekati calon istrinya.

ENVUELLA [NOREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang