17.

8.5K 929 30
                                    

.

.

.

Sudah lebih dari setengah hari Renjun mengurung dirinya seorang diri mencoba untuk seperti biasa, masalah hati dan kecewanya dipendam sendiri bahkan kalau bisa semesta jangan sampai tahu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah lebih dari setengah hari Renjun mengurung dirinya seorang diri mencoba untuk seperti biasa, masalah hati dan kecewanya dipendam sendiri bahkan kalau bisa semesta jangan sampai tahu.

Renjun mematikkan ponselnya sedari tadi saat telpon pengalihan tuan Na sudah tidak aktif menenangkan sejenak diri dan pikiran. Renjun pada akhirnya memutuskan keluar dari ruangan kain tersebut matahari sudah tenggelam total sepertinya sudah malam.

Kaki terhenti saat melihat kantornya sudah sepi tidak ada karyawan yang berlalu lalang, mereka sudah pulang. Renjun sendiri dan akan terus sendiri.

Rasanya air mata hendak berlomba untuk mengalir lelah sekali hari ini menangisi nasib yang begitu lucu ternyata menguras tenaga rupanya.

"Apa yang diharap dari seorang Huang Renjun?" gumamnya lirih mematikan sebagian lampu sehingga tidak terlalu terang.

Renjun menanggalkan jaket yang dikenakan sehingga sosok mungil ini hanya mengenakan kaos tipis dengan celana kain. Renjun melirik cincin yang tersemat indah di jari manisnya melepaskan cincin yang berasal dari Jeno.

Meletakkan diatas meja, ia harus berhenti sekarang sebelum semuanya terlambat.

"Jeno-ya terima kasih untuk baiknya maaf sosok yang kau percaya ini tidak akan bisa memenuhi ekspektasi mu, tolong benci aku" sekali lagi lirih Renjun menatap cincin yang tergeletak begitu saja diatas meja.

Satu nama yang terlintas dibenak Renjun, Karina. Ia harus menemui sosok istri Jeno semoga bencinya Jeno berawal dari tidak patuhnya dirinya.

Renjun mencari berkas yang terdapat diatas meja kerjanya, mencari kerja sama kantornya dengan Karina. Dapat nomor ponsel wanita ini.

Tangan bergetar memegang telpon kantor menghubungi Jung Karina.

"Selamat malam nyonya Karina saya manager Calistha Co ingin membicarakan perancangan gaun Anda, apa Anda ada waktu?" dengan lugas Renjun berucap.

"Baiklah malam ini di restaurant dekat Calistha Co, dengan siapa?"

Renjun menarik nafas sesaat sebelum menghembuskan pelan, "Renjun dengan Huang Renjun" panggilan seketika terputus Renjun langsung terduduk.

Renjun mencoba untuk mengatur nafasnya yang mulai sesak, kenapa ia jadi seperti ini?.

"Mari buat tuan Jeno membencimu Huang Renjun"

Renjun membereskan beberapa berkas dan beberapa desain yang sempat dibuatnya akan ia tunjukkan pada Karina.

.

.

Terduduk tanpa pembicaraan sungguh membuat seseorang tersiksa dan sekarang Renjun merasakan duduk berdua dengan Karina diruangan VIP yang dipesankan oleh wanita ini.

ENVUELLA [NOREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang