37.

7.6K 709 23
                                    

.

.

.

Pagi hari yang seharusnya indah nyatanya tidak indah, diawali oleh tangisan Renjun, mual parah Haechan serta telepon sibuk yang terus menerus masuk pada ponsel Mark dan Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari yang seharusnya indah nyatanya tidak indah, diawali oleh tangisan Renjun, mual parah Haechan serta telepon sibuk yang terus menerus masuk pada ponsel Mark dan Jeno.

"Jadi bagaimana?" Taeyong langsung bertanya sesaat melihat putra sulungnya duduk.

"Para dewan menginginkan rapat penting hari ini, tapi Mark rasa tidak bisa karena Jeno sudah mengambil surat cuti" tutur Mark dengan tangan yang sibuk mengelus perut bulat Haechan yang sedang bersandar lemas.

"Apa tidak bisa dilaksanakan tanpa Jeno?" Taeyong tampak ikut risau karena telepon tiba-tiba yang diterima anaknya.

"Tidak bisa eomma tapi sepertinya Jeno sedang melakukan lobi untuk diundur setelah ia selesai dengan cutinya" Mark sedikit melirik Renjun yang menggenggam erat garpu ditangannya.

"Hyung, apa rapat ini sangat penting?" tanya Renjun, ia harus memutuskan.

"Lumayan tapi kau tidak usah terlalu memikirkannya oke" Mark paham pasti Renjun merasa terbebani karena cuti yang selalu ia sebutkan bertujuan untuk melaksanakan bulan madu mereka.

"Hyung tolong atur rapat hari ini, aku akan mengawasi dari jauh saja" ujar Jeno dengan telepon yang masih menempel ditelinganya, ada satu panggilan yang masih tersambung.

"Jeno kita batalkan saja bagaimana? Lain kali saja ya? sepertinya ini lebih penting" ujar Renjun mendongak menatap Jeno yang berdiri di sebelah dirinya duduk.

Jeno mengelus pelan pipi gembil Renjun. "Aku masih bisa mengaturnya" benar. Jeno memang bisa mengaturnya dari dekat tetapi kali ini berbeda jarak jauh kemungkinan besar tidak.

"Batalkan saja ya Jeno" pinta Renjun pelan meraih tangan Jeno yang masih mengelus pipinya.

"Mark, Jeno temui appa diruang kerja" belum sempat Jeno menjawab suara ayah mereka sudah mengalihkan semuanya, mau tidak mau Jeno dan Mark bangkit beralih keruangan sang ayah.

"Kita bahas nanti" ujar Jeno sebelum ia meninggalkan Renjun bersama Haechan dan sang ibu. Renjun hanya bisa menatap kepergian Jeno.

Taeyong yang paham segera mendekati menantunya itu. "Jeno pasti ada solusi untuk ini jadi Renjun tenang saja ya nak" Taeyong mengenggam tangan Renjun dan mengelus pelan menyalurkan ketenangannya pada sang menantu.

.

.

"Rapat kali ini tidak ada yang bisa mangkir semua harus hadir" Jaehyun langsung membuka suara sesaat kedua putranya sudah hadir diruangannya.

Mark tidak masalah hanya saja Jeno yang memiliki posisi tidak baik disini. "Apa tidak bisa Mark saja yang memimpin appa? Jeno sudah ada rencana dengan Renjun"

Jaehyun memijat sekilas pangkal hidungnya, rupanya tidak semudah itu. "Keluarga minor dan keluarga Yoo akan hadir ini bukan hanya rapat pimpinan dewan biasa. Dan kau Jeno yang berperan penting disini bawa Renjun kenalkan dia sebagai bagian dari Jung"

ENVUELLA [NOREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang