31.

7.3K 860 23
                                    

.

.

.

Renjun dengan stoples kue kering menatap serius series drama yang sedang terputar di televisi besar yang terdapat di kamar yang sedang ia tempati, fokus sekali bahkan kedua alisnya mengkerut menikmati jalan cerita yang begitu menegangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun dengan stoples kue kering menatap serius series drama yang sedang terputar di televisi besar yang terdapat di kamar yang sedang ia tempati, fokus sekali bahkan kedua alisnya mengkerut menikmati jalan cerita yang begitu menegangkan.

Ketukan pada pintu memecah konsentrasi Renjun, berdecak sebal karena pintu kamar sudah ia kunci. Ini sudah jam 1 malam dan siapa yang berkunjung pada tengah malam?

"Jeno.."

Iya, pelakunya adalah Jeno.

"Boleh aku masuk?" tanya Jeno.

Tentu saja boleh, Renjun membukakan pintu untuk Jeno agar pria tampan itu bisa masuk.

"Kenapa belum tidur?" tanya Jeno kembali.

Renjun menutup pintu kamar dan menyusul Jeno yang sudah duduk terlebih dahulu di sofa depan ranjangnya.

"Tidak bisa tidur, tanya Haechan katanya habiskan saja malam dengan marathon nonton drama"

Renjun kembali memangku stoples kue kering dan fokus mulai tertuju pada drama yang terus terputar.

"Jangan dibiasakan tidak baik"

Renjun hanya mengangguk sebagai respon akan ucapan Jeno.

Jeno mengelus pipi gembul Renjun yang semakin gembul saat ia mengunyah, lucu sekali sosok mungil yang sedang fokus ini.

"Jeno tidak mau?" Renjun menyodorkan stoples kue keringnya pada Jeno.

"Tidak, terima kasih"

Baguslah, berarti semua kue kering ini miliknya saja tidak. Akan ia habiskan semuanya.

"Apa istriku ini ingin sekali memiliki anak?" tanya Jeno.

Pertanyaan Jeno mampu menarik perhatian Renjun dari drama yang asyik ia nikmati. Menoleh menatap Jeno yang sedang mengelus pipinya dari samping.

Anggukan semangat Jeno dapatkan atas pertanyaan yang ia lontarkan. Membawa tubuh mungil itu ke dalam pelukan hangatnya.

Jeno melirik jam menunjukkan angka 1 lewat 15 menit.

"Kalau begitu ayo hadirkan bayi yang kau inginkan"

Renjun melotot sempurna, ia memang ingin ada anak diantara dirinya dan Jeno tetapi bukan sekarang. Tunggu sampai setidaknya mereka diikat janji suci dihadapan Tuhan.

"Jeno bercanda? Aku tidak mau"

Pelukan dilepas Renjun, duduk menjauh dari Jeno. Menyeramkan sekali batin Renjun.

Jeno tersenyum kenapa lucu sekali sosok di sampingnya ini.

"Bukan kah ingin anak? Kalau begitu ayo kita bikin" goda Jeno semakin membuat bibir Renjun cemberut lucu.

ENVUELLA [NOREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang