30.

8.6K 903 14
                                    

.

.

.

Renjun dan senyuman di sore hari menjadi pemandangan indah Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun dan senyuman di sore hari menjadi pemandangan indah Jeno. Lelah bekerja seharian saat pulang disuguhi oleh senyuman manis Renjun yang asyik bercanda dengan ibu dan kakak iparnya di dapur.

Tepukan dibahu Jeno rasakan, pelakunya tentu saja sang kakak.

"Tumben Jen jam 5 sudah pulang, biasanya jam segini masih asyik sama berkas" tanya Mark dengan secangkir kopi ditangan.

"Kentara sekali?"

Mark mengangguk malas, jatuh cinta sekali ternyata adiknya ini.

"Mereka lagi masak kue bolu permintaan appa" hanya informasi Mark berikan supaya adiknya ini tidak penasaran.

"Bagaimana hasilnya? Baik"

Jeno menghela nafas lelah mata masih memperhatikan sosok manis yang masih setia dengan senyumannya.

"Bagus berbeda dengan hasil pemeriksaan Karina" ujar Jeno.

Mark tertawa, apa dia berdosa menertawakan Karina?.

"Kau selalu bilang 'apa yang bisa kita harapkan dari perempuan seperti itu?' aku baru paham ternyata hahah" Mark tertawa sendiri sebelum menghentikan tawa canggungnya karena Jeno sama sekali tidak tertawa.

"Tadi ayahnya Haechan kemari, beliau bilang minor dalam keadaan tidak baik. Kau harus lebih ketat menjaga Renjun" informasi kedua yang Mark berikan.

Jeno masih setia dengan keterdiamannya, otak berputar apa yang harus ia lakukan pada Renjun dan Karina.

"Bicaralah dengan Karina, dia kunci keluarga minor untuk sekarang. Keluarga Yoo tidak akan semudah itu membiarkan menantu kesayangan mereka menikah kembali"

Mark menyeruput kopi pahitnya yang di buatkan oleh istri cantiknya.

"Hyung, apa menjadi orang tua susah?"

Mark terkejut, aneh sekali topik pembicaraan yang ditanyakan oleh adiknya ini.

"Bagaimana aku tahu Haechan saja masih hamil 5 bulan" kesal juga Mark ditanyakan seperti itu.

"Renjun ku itu ingin sekali memiliki seorang anak setelah menikah"

Mark terdiam, Jeno sedang membuka diri dimotivasi bukan di maki.

"Apa yang harus aku lakukan Hyung?" pasrah Jeno.

"Ya kabulkan keingingan Renjun mu itu, apa susahnya sih Jen"

Benar juga, Jeno ini pikirannya terlalu bercabang dan khawatir yang berlebihan. Belum dicoba jangan takut.

"Ini hal kecil Jen, menjadi orang tua itu mengalir" Mark tolong kasih pengertian pada Jeno.

Jeno diam mendengar secara serius ucapan sang kakak. Kadang kakaknya ini adalah seorang yang mampu mengarahkan Jeno menuju alur yang baik.

"Coba tanyakan pada Renjun satu alasan mengapa dia menginginkan anak di usia yang masih sibuk akan hausnya pengakuan jalur pekerjaan"

Mark menepuk kembali pundak adiknya itu.

"Haechan memiliki alasan sederhana, ia ingin kau merasakan menjadi orang tua. Usia pernikahan mu sudah 5 tahun dan selama itu tidak mungkin bukan tidak memiliki keinginan untuk mempunyai anak pasti ada"

Jeno tersenyum, kenapa sangat hangat sekali Haechan itu. Tidak salah kakaknya memilih manusia paling cerewet itu untuk menjadi pendampingnya.

"Tapi sepertinya alasan itu sudah tidak berlaku karena tadi siang saat kau sudah mengantar Renjun pulang dari pemeriksaan mereka berdua meloncat-loncat senang karena hasil pemeriksaan yang baik"

Mark tersenyum bila mengingat kejadian tadi siang, dimana Haechan dan Renjun saling berpelukan dan meloncat-loncat bahagia.

Mendengar penuturan sang kakak Jeno tidak mampu menahan senyumannya. Hangat sekali rasanya relung hatinya setelah hidupnya menerima kedatangan Renjun.

"Masalah akan terus datang Jen, cobalah untuk mempertanyakan hal itu ke Renjun dan selesaikan Karina. Kalau ada butuh bantuan bisa minta tolong padaku atau Haechan"

Setelahnya Mark berlalu menuju dapur merusuh ketiga manusia yang sedari tadi tidak selesai dengan acara memasaknya.

"ISHHH MARK HYUNG JANGAN GANGGU, PERGI SANA"

Teriakan Haechan mampu menyadarkan Jeno dari makna ucapan terakhir kakaknya. Akan tetap sama pada akhirnya kalau tidak diubah dari sekarang.

Mata sipitnya menangkap sosok manis mungil yang mendekati dirinya dengan secangkir teh.

"Untuk Jeno, selamat sore Jeno" seru Renjun tepat di depan Jeno.

Menyerahkan secangkir teh yang dia seduh tadi, baik untuk menenangkan diri yang lelah akan penatnya hari.

Jeno tersenyum maju selangkah mengecup lama kening sosok manis di depannya ini. Jeno sayang sekali dengan sosok ini.

"Terima kasih sayang"

Renjun tersenyum dengan senyuman manis yang menjadi candu Jeno dan akan Jeno pastikan senyuman itu tidak akan pernah hilang untuk menghiasi wajah rupawan calon istrinya.

Jeno sesap teh menyegarkan buatan Renjun dengan mata yang masih terfokus pada Renjun di depannya. Meletakkan cangkir teh di nakas sebelahnya.

"Please give me a hug" pinta Jeno.

Renjun langsung menabrakkan dirinya masuk dalam pelukan hangat Jeno.

Jeno memeluk erat tubuh mungil calon istrinya, mengecup pucuk kepala Renjun. Menyalurkan kasih sayang dan cintanya.

Renjun menyamankan dirinya dipelukan Jeno. Pelukan pertama yang sekokoh dan sesudi ini menahan dirinya dari jahatnya dunia dan semesta.

"Jeno.."

Jeno mengelus punggung Renjun.

"Kenapa sayang?"

Renjun tersenyum.

"Jeno.."

Jeno ikut tersenyum.

"Kenapa cantik?"

Renjun semakin mendusal di dada bidang Jeno, nyaman sekali.

"Jeno.."

Dikecup sesekali dahi canti Renjun.

"Sayang banget sama kamu"

Renjun semakin tersenyum mendengar penuturan Jeno.

"Renjun juga sayang banget sama Jeno. Terima kasih atas kasih sayangnya"

Kedua insan yang sedang menikmati hangat sore hari disaksikan oleh ketiga sosok di dapur yang dengan senyuman hiasi wajah mereka. Pada akhirnya Jeno mereka sedikit demi sedikit telah berubah, bahagia sekali rasanya.

"Senang sekali lihat adik Mark berubah seperti ini" ujar Mark ditengah bahagia mereka.

"MARK HYUNG MENGGANGGU SUASANA SAJA"

Dan kembali teriakan Haechan merupakan hiasan tersendiri dirumah besar keluarga Jung ini. Tidak ada yang lebih hangat seperti sore hari ini, semoga saja ini awal yang bahagia menjadi hangat.


.

.

.

heii heii ini super pendek hehehe. selamat membaca semuanya enjoyyy.

ENVUELLA [NOREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang