7. Dunia baru, orang baru

63 40 7
                                    

Amara tidak pernah seberusaha ini dalam hal menyelamatkan nyawa seseorang, terlebih jika ia tidak mengenal orang itu dengan baik. Maka tindakannya yang meloncat masuk ke dalam danau demi menyelamatkan orang asing adalah sesuatu yang tak pernah ia rencanakan sebelumnya, bahkan tak pernah terbersit di pikirannya.

Beberapa saat lalu ia hanya ingin berjalan di sekitaran villa, mencari udara segar dan menjernihkan pikirannya yang sempat berkecamuk. Namun sekarang, ia sudah sibuk menarik tubuh seorang gadis yang mungkin seumurannya itu ke tepian danau. Beruntung gadis itu memiliki postur tubuh yang tidak terlalu besar, cenderung kurus malah, dan tidak terlalu tinggi, sehingga Amara tidak terlalu kesulitan saat membawanya ke daratan.

Gadis itu tak sadarkan diri, kulitnya putih pucat dengan bibir yang membiru. Sejenak Amara takut kalau gadis itu meninggal. Bukan karena dia peduli, melainkan ia hanya khawatir dijadikan saksi atas terbunuhnya seseorang atau lebih parahnya lagi jadi tersangka.

"Hei, bangun!" Amara menepuk kasar pipi gadis itu guna menyadarkannya, namun dia tidak bergeming.

Khawatir kalau-kalau ketakutannya itu menjadi nyata, Amara merunduk untuk menaruh telinganya di dada kiri gadis asing itu. Kemudian ia langsung bisa bernapas lega saat mengetahui jantung si gadis masih berdetak, meski napasnya cenderung tidak teratur.

"Woy, bangun dong!"

Sialnya Amara tidak pernah belajar tentang pertolongan pertama bagi korban yang tenggelam. Ia pernah melihat seseorang memberikan napas buatan, CPR dan semacamnya. Namun dia tidak pernah mencari tau lebih lanjut tentang bagaimana teknik melakukannya. Biasanya Lail yang paham, pemuda itu juga pernah menolong anak kecil yang tenggelam saat mereka liburan di Bali dua bulan lalu.

Tapi yang jadi masalah sekarang adalah, tidak ada Lail di dekatnya. Sialnya lagi, Amara lupa membawa ponselnya. Akan sangat membuang banyak waktu jika ia harus berlari ke villa atau perkampungan warga untuk meminta bantuan, belum lagi dia tidak mungkin meninggalkan gadis asing itu sendirian. Lebih tidak mungkin lagi jika membawanya langsung ke villa, Amara tidak akan sanggup menggendongnya dengan jarak tempuh kurang lebih setengah jam itu. Sejenak, Amara meruntuki dirinya sendiri yang nekat berjalan jauh sendirian seperti ini.

"Sial!"

Amara mengumpat saat tak menemukan sesuatu di pakaian si gadis. Tadinya ia berharap ada ponsel yang bisa diselamatkan dan memberinya harapan untuk menelpon Lail, kebetulan ia ingat nomor ponsel pemuda itu karena hanya berbeda dua angka di belakang saja. Namun nihil, tak ia temukan apapun di dalam sana bahkan secarik kertas apalagi kartu identitas. Entah gadis itu memang tak membawanya, atau bisa jadi hilang saat dia tercebur ke danau.

"Ck, nyusahin banget anjing!" seru Amara seraya mengacak rambut panjangnya yang lepek terkena air.

Amara mondar-mandir di sekitaran tubuh si korban tenggelam, tatapannya memandang cemas ke arahnya lalu ke arah lain guna mencari jalan keluar. Namun nihil, tak ia temukan jawaban yang pas selain meninggalkan gadis itu seorang diri dan bersikap seolah tidak ada yang terjadi.

"Kenapa juga gue harus perduli? Gue bahkan nggak kenal dia."

Benar, untuk apa juga dia harus peduli. Sejak kapan tukang pukul sepertinya peduli dengan nyawa orang lain sementara bermain dengan nyawa seseorang sudah jadi kegemarannya. Lucu, sejenak Amara merasa asing dengan dirinya sendiri.

"Ingat ya, kita nggak saling kenal. Kalau semisal lo mati di tempat ini dan bertemu dengan malaikat ataupun Tuhan, jangan pernah sebut nama gue, oke?" ucapnya demikian, seolah gadis tadi bisa mendengar suaranya saja.

Kini keputusan Amara sudah bulat, ia akan pergi meninggalkan tempat ini juga si gadis yang masih tak sadarkan diri itu, kemudian bersikap seolah tidak ada yang terjadi. Menurutnya itu keputusan paling rasional yang dapat diterima akalnya ketimbang harus mencari bantuan di antara tingginya pohon pinus di sekelilingnya, dengan kata lain ia hanya tidak ingin repot.

Two WorldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang