Suasana kota itu benar-benar sangat sunyi dan sepi. Masyarakat yang berlalu lalang kini semuanya mengungsi di rumah. Bagaimana tidak pandemi masih ada di kota ini.
"Cepat pakai masker mu, ini berbeda dengan di desa" kata seorang wanita sambil menggandeng anaknya sambil berjalan cepat.
"Ibu kenapa kota sangat berbeda dengan di rumah?" Tanya anak itu sambil melihat ke sekeliling.
"Iya karena di sini pusat pandemi, jadi kau jangan banyak tanya ya" katanya. Remaja manis itu hanya mengangguk sambil pasrah mengikuti ibuknya.
***
"Kami datang nyonya" kata wanita paruh baya itu saat memasuki rumah besar bak sebuah mansion itu. Di sana juga terlihat sepi tak berpenghini.
"Di mana semua orang?" Gumam pria manis itu melihat ke sekeliling.
"Sssttt.... kau jangan pernah asal berbicara di sini" katanya. Pria itu lalu menutup mulutnya dan mengangguk paham.
"Siapa itu?" Tanya seorang wanita yang berada di lantai dua. Hanya suaranya tentakan kaki itu mengisi ruangan.
"Nyonya ini saya" kata wanita itu sambil menunduk memberikan hormat.
"Aku menunggu mu, ini siapa?" Tanya wanita paruh baya dengan pakian bagus dan modis itu.
"Ini anak saya, saya mengajaknya karena dia sudah tidak bisa melanjutkan sekolahnya lagi. Anda tahu kan jika saya tidak memiliki banyak uang apalagi pandemi kembali melanda" katanya. Wanita yang menjadi majikan itu nampak mengangguk kasihan.
"Ayo masuk, aku akan perlihatkan kamar kalian" katanya.
***
"Ibu nanti aku masih bisa kuliah kan?" Tanya pria manis itu pada ibunya. Sang ibu tersenyum sambil mengangguk.
"Nanti saat kau punya uang, kau bisa kuliah Minho. Tapi untuk sekarang kau bekerja dulu dengan Ibu ya, kita kumpulkan uang untuk biaya kuliah mu" kata wanita itu berusaha menangkan anaknya.
Remaja itu mengangguk dan tersenyum, dia lalu mulai membuka isi tas mereka dan menatanya di lemari yang sudah disediakan.
"Minho nama mu kan?" Tanya wanita itu saat melihat Minho tengah mencuci piring di dapur. Pria manis itu mengangguk dan memberikan hormat pada sang majikan.
"Tolong bersihkan meja makan ya, anak ku sudah mau berangkat bekerja" katanya. Si manis mengangguk dan keluar dari sana dengan canggungnya. Minho berjalan dengan hati-hati, dia sangat takut jika sampai menyenggol artibut rumah itu.
Saat sampai di meja makan, dia melihat seorang pria sudah duduk di sana sambil memainkan ponselnnya.
"Permisi" kata Minho berusaha sesopan mungkin.
"Permisi" kata Minho lagi karena pria itu tak juga merespon. Wajah pria itu sangat serius dan agak galak hal itu membuat Minho menjadi sangat takut.
"Permisi, saya ingin membersihkan meja makan. Anak nyonya katanya mau makan" kata Minho dengan gugup. Tiba-tiba tatapan tajam itu dia dapatkan.
"Menganggu saja" katanya sambil bangun dari sana. Minho langsung kena mental dan menunduk sambil berbalik kembali ke dapur.
"Minho, apa sudah?" Tanya sang majikan dari dapur. Minho menjadi bingung, tapi untung pria itu kini bangun dan pergi dari sana.
"Huffhh" Minho menghela napas dan mulai bekerja.
"Ibu kita tidak makan?" Tanya Minho pada ibunya. Mereka kini tengah ada di ruang cuci berdua.
"Nanti setelah mereka makan, baru kita makan" kata wanita itu. Minho menghela napas dan mengusap perutnya yang sudah berbunyi sejak tadi.
"Ibu, nyonya punya anak berapa?" Tanya Minho pada sang ibu.
"Dua, yang pertama sudah bekerja dan yang kedua masih kuliah" jelasnya.
"Ohh begitu ya, yang tadi itu siapa?" Tanya Minho lagi.
"Itu namanya Tuan Bang Chan, dia anak pertama Nyonya, Tuan Hyunjin seperti saat ini tidak ada di rumah" kata sang ibu. Minho mengangguk pelan, ternyata pria galak tadi bagi namanya Bang Chan.
"Aww" gumam Minho saat menabrak seseorang. Dia langsung terkejut seseorang memegangi dirinya.
"Kau baik-baik saja?" Tanya pria itu sambil memegang kedua lengannya. Minho mengangguk sambil menatap pria itu.
"Kau anak bibi ya?" Tanya pria itu sambil tersenyum ramah padanya. Minho mengangguk memberikan hormat.
"Aku Hyunjin, sepertinya kita semumuran" kata Hyunjin pada si manis.
"Saya Lee Minho" jawab Minho dengan penuh sopan santun. Mendengar jawaban Minho membuat Hyunjin terkekeh pelan.
"Kau lahir tahun berapa?" Tanyanya.
"1998" jawabnya.
"Ohh ternyata aku lebih muda dari mu, kalau begitu aku akan memanggil mu dengan sebutan kakak" katanya. Minho tersenyum pelan. Rupanya pria ini sangat ramah.
"Aku akan ke sekolah dulu, sampai jumpa nanti" ujar Hyunjin sambil mengusap rambut Minho.
Minho saat itu sedang berjalan ke dalam rumah dengan membawa beberapa barang belanjaan yang baru saja dia beli di supermarket dekat rumah majikannya itu.
"Minho hati-hati" kata sang majikan pada pria manis itu. Minho menunduk memberikan hormat kepadanya, wanita itu sangat baik dan ramah.
"Nanti tolong kau cuci baju anak ku ya, ambil saja di kamarnya di keranjang cucian kotor" kata wanita itu. Minho agak bingung mendengarnya.
"Apakah Tuan Hyunjin nyonya?" Tanya si manis memastikan.
"Iya, kamarnya ada di lantai 2" katanya. Minho pun mengangguk sambil menunduk memberikan hormat.
Untuk pertama kalinya pria manis itu naik ke lantai dua rumah itu. Benar-benar rumah yang sangat bagus menurut Minho, sama yang dia lihat di TV.
"Ada dua kamar, yang mana kamar Tuan Hyunjin?" Gumamnya bingung. Dia bodohnya lupa bertanya di mana tepatnya kamar majikannya itu.
"Aku coba masuk saja dan periksa" gumam pria manis itu. Dia lalu mulai masuk ke salah satu ruangan di sana.
"Wah kamarnya bagus sekali" kata Minho sambil berjalan semakin masuk. Kamar itu benar-benar sangat rapi dan bersih.
"Itu keranjangnya" kata Minho sambil menunjuk ke sebuah keranjang yang ada di pojok kamar.
"Eh tunggu sebentar, ini jas bukan?" Gumam Minho melihatnya. Tiba-tiba pintu dibuka dari luar membuatnya terkejut setengah mati.
"Apa yang kau lakukan di kamar ku?" Tanya seorang pria dengan wajah dinginnya. Dia menatap Minho dengan tatapan bagaikan elang.
"Tuan saya sepertinya salah kamar" jawab Minho langsung menunduk memberikan hormat.
Pria itu mendekat dan langsung mengambil baju yang dibawa oleh si manis.
"Aku tidak suka orang asing masuk apalagi menggeledeh barang ku seperti ini" katanya. Minho langsung bergetar mendengar itu, dia nyaris ingin menangis.
"Keluar sekarang" usirnya, Minho lalu menunduk.
"Maafkan saya Tuan Chan" gumamnya, tapi pria itu benar-benar tidak menggubrisnya sama sekali.
***
"Wah ini kau yang cuci?" Tanya Hyunjin saat Minho mengantarkan pakiannya ke kamar sang majikan. Si manis mengangguk sambil tersenyum.
"Kau sangat pandai melakukannya, ayo masuk aku akan berikan hadiah" kata Hyunjin sambil menarik tangan pria manis itu.
Minho diberikan permen yupi berbentuk bumi oleh pria itu.
"Kak Minho tidak sekolah lagi?" Tanya Hyunjin pada Minho.
"Tidak Tuan" kata Minho sambil melihat pria itu belajar.
"Ayo kuliah di tempat ku, nanti aku bujuk ibu untuk memasukan kakak ke sana" kata Hyunjin. Minho langsung menggeleng mendengarnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSESIF PERSON [BANGINHO] ✔️
FanfictionSebelum baca wajib follow akan author nya!!! Sebuah pilihan yang salah membawanya ikut ke rumah majikan ibunya di kota, Lee Minho seorang anak pembantu malah ditiduri oleh anak majikannya sendiri hingga membuat masa depannya hancur. Warning ⚠ -bxb...