BAB IV

1.2K 127 3
                                    

"Kita akan pulang dari sini Minho" kata sang ibu sambil mengemasi barang-barang milik mereka. Minho hanya diam saja saat itu sambil ikut membantu.

"Nyonya kami akan pergi" kata ibu Minho.

"Tapi, jangan lakukan itu. Minho aku akan memberikan mu uang yang banyak, kau gugurkan saja ya?" Tanya wanita itu.

"Kami tidak akan sekejam itu Nyonya, terima kasih sudah membantu saya selama ini" katanya.

"Tunggu, jangan pergi" kata wanita itu. Dia benar-benar merasa bersalah dengan mereka.

"Aku sudah berjanji pada ku waktu itu, Chan akan menikah dengan Minho" katanya tiba-tiba. Minho langsung terkejut mendengar itu.

"Dia akan menggantikan Hyunjin" katanya lagi.

"Ibu gila atau bagaimana?" Gumam Chan yang emosi saat itu. Sang ibu hanya bisa diam dan duduk di pinggir ranjang.

"Tidak ada yang bisa ibu lakukan, Hyunjin mengancam akan bunuh diri jika ini paksa bertanggung jawab" katanya.

"Tapi kenapa aku? Masih banyak jalan ibu" kata Chan yang mulai muak.

"Kau sudah dewasa kan Chan? Jadi apa kau bisa menolong ibu?" Tanyanya berusaha memohon pada Chan.

"Kenapa ibu bisa seperti ini kepada pembantu ibu?" Tanya Chan lagi.

"Jika tidak ada ibunya Minho, mungkin ibu sudah mati Chan. Dia yang menolong ku saat melahirkan mu dulu. Karena ayah mu dulu bekerja di luar kita aku hanya bersama dia di sini" jelas sang ibu.

"Kenapa aku ibu? Ibu benar-benar gila" kata Chan lagi.

"Ibu hanya ingin membalas budi pada mereka, tolong Chan" kata sang ibu sambil menangis. Chan melihat wanita itu kembali memanggil, tangisannya sama seperti waktu sang ayah meninggal. Tangisan kesedihan dan penyesalan.




***



"Kalian akur-akur ya" kata nyonya Bang pada anak dan menantu barunya itu. Chan nampak diam sambil memasukan koper itu ke mobil. Sedangkan Minho hanya bisa melihat saja.

Wanita itu tersenyum dan berjalan ke arah si manis, dia mendekatkan wajahnya dan membisikan sesuatu.

"Tolong jaga Chan dengan baik ya, dia itu orang sibuk yang kadang bisa lupa makan" katanya. Minho pun mengangguk pelan dan menatap pria yang menjadi suaminya saat ini.

"Ayo masuk" kata pria itu dengan nada dingin. Minho melambai pada mereka dan masuk ke mobil.

Keduanya saat itu diam tanpa mengatakan sesuatu, jalanan nampak mulus tidak ada macet sama sekali. Tapi entah kenapa tiba-tiba mobil itu di rem dengan mendadak.

"Sial" umpat pria itu saat hampir menabrak seseorang. Minho hanya diam tak berani berbicara.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya si manis berusaha membuka obrolan. Tapi Chan hanya diam tak menggubris dan kembali melajukan mobilnya.

"Kau puas kan?" Suara itu membuat Minho terkejut. Dia langsung berbalik dan menatap ke arah Chan.

"Apa maksud Tuan Chan?" Tanya Minho.

"Puas mengganggu hidup ku" katanya. Minho langsung menunduk mendengar itu, dia benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa.

"Maafkan saya, seharusnya...."

"Sudah hentikan, tidak ada gunanya" kata Chan kesal sambil menyetir dengan cepat.

Minho mengambil kopernya dan menyeret masuk sambil mengekor di belakang Chan. Setelah menikah, ibu Chan memutuskan untuk melepaskan Chan dan pindah ke rumahnya.

"Di mana aku bisa menaruhnya?" Tanya pria manis itu. Dia sebisa mungkin ingin akrab dengan Chan.

"Taruh saja di tempat yang kau inginkan" katanya lalu dia naik ke lantai dua. Minho hanya bisa sabar dan iklas menerima sikap dingin itu. Dia lalu mengekor di belakang Chan dan masuk ke sebuah kamar.

"Aku ikut tinggal di kamar ini ya" kata Minho sambil melihat ke sekeliling. Pria itu nampak diam dan keluar dari sana. Minho menghela napas kemudian dia duduk di ranjang.

"Dia tidak salah bersikap seperti itu" gumam Minho sambil menyeka air matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dia tidak salah bersikap seperti itu" gumam Minho sambil menyeka air matanya. Tapi sebisa mungkin dia kembali biasa saja.

"Tuan Chan mau makan apa?" Tanya Minho saat melihat Chan tengah sibuk di ruang tamu. Dia terlihat mengerjakan sesuatu dengan laptopnya.

"Terserah" jawabnya singkat. Minho tersenyum lalu dia ke dapur untuk memasak sesuatu untuk Chan.

Minho benar-benar berusaha membuat pria itu senang dengan membuat masakan kesukaannya. Tak sampai lima belas menit akhirnya jadi. Tanpa berpikir panjang dia langsung berjalan ke ruang tamu dengan masakannya.

"Tuan Chan?" Tanya Minho mencari sang suami. Chan hilang tanpa jejak dari sana.

"Tuan Chan?" Panggil Minho lagi, tapi tak ada sahutan sama sekali. Dua lalu menoleh ke luar rumah. Ternyata mobil Chan tidak ada yang menandakan dia pergi.

Mendapatkan suasana seperti itu membuat Minho menjadi sangat sedih. Dia menaruh masakannya di atas meja sambil mengusap wajah.

"Kenapa ini terjadi pada ku?" Gumam pria manis itu.




****


"Aiss" gumam Chan saat melihat Minho tidur di kamarnya. Dia langsung keluar dari sana.

"Melihat wajahnya saja aku benar-benar kesal" katanya dia lalu membuka kamar lain dan memutuskan untuk tidur di sana.

"Kenapa ini harus terjadi pada ku? Menikahi anak pembantu yang hamil dan dihamili adik ku sendiri" gumam Chan sambil memijat keningnya.

"Dokter Chan apa yang terjadi?" Tanya seorang dokter pada senior nya itu. Chan nampak tersenyum dan menggeleng, akhir-akhir ini beban hidupnya sangat banyak.

"Tunggu kau sudah menikah?" Tanya pria itu saat melihat jari manis Chan.

"Iya sudah" jawabnya singkat.

"Dokter operasi satu jam lagi, sebaiknya anda bersiap-siap" kata perawat itu tiba-tiba. Chan mengangguk dan melambai pada temannya itu.

Setelah menyelesaikan banyak operasi, Chan merasa sangat lelah. Tidur pasti membuatnya merasa lebih baik. Saat sampai di rumah, suasana pagi masih sepi. Tak ada tanda-tanda kehidupan.

"Di mana dia?" Gumam pria itu sambil naik ke lantai dua. Saat membuka pintu Chan melihat pria itu masih meringkuk tidur di ranjang.

"Kemarin aku lupa membersihkan kamar sebelah, tapi sangat mengantuk" gumam Chan. Dia lalu masuk dan tidur di sana.

"Hmmmm" Chan sangat terkejut saat merasakan sesuatu melingkar di pinggangnya.

"Hai!" Gumam pria itu sambil melepaskannya.

"Ayolah kau sangat menggemaskan" gumam Minho sambil mengigau. Chan langsung bangun dari sana, karena itu juga membuat Minho bangun.

"Kau? Selalu mengganggu ku, aku hanya ingin tidur apa kau tahu?" Kata Chan kesal. Minho lalu meneguk salivanya dan mengangguk.

"Maafkan aku Tuan Chan" katanya sambil bangun dari sana.

"Maaf maaf hanya itu yang bisa kau katakan" gumam Chan kesal.



TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

MY POSESIF PERSON [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang