BAB XV

1.1K 113 16
                                    

"Kau kenapa?" Tanya Chan saat melihat Minho berdiri di depan washtaple sambil memegang tembok.

"Aku muntah" katanya sembari menghidupkan air dan membasuh mulutnya.

"Mual?" Tanya Chan. Minho mengangguk sambil memandang dirinya di cermin, wajahnya pucat sekali.

"Sudah dapat tes?" Tanya Chan. Minho terdiam dan menatap pria itu.

"Aku? Belum" katanya. Chan terlihat menghela napas sambil tersenyum.

"Tunggu ya" kata Chan. Minho mengangguk sambil melihat pria itu pergi. Tak lama setelah itu dia kembali dengan wajah urin kecil.

"Tampung urin mu di sini ya, nanti aku cek" katanya. Si manis mengangguk dan bersemangat masuk ke dalam.



"Dokter Bang" panggil perawat itu pads Chan. Pria itu kini masih sibuk mengisi rekam medis pasiennya.

"Iya?" Tanya pria itu dengan nada datar.

"Ini urin yang anda bawa punya siapa?" Tanyanya. Chan menghela napas, sepertinya hasilnya akan negative.

"Istri ku" jawabnya lalu kembali menulis.

"Hasilnya positif" katanya. Chan mengangguk pelan, seperti yang aku duga.

"Buang saja" katanya.

"Tuan Chan tidak mau punya anak?" Tanya perawat itu memastikan.

"Hasilnya negative kenapa di simpan" katanya datar lagi. Perawat itu menggeleng dan memberikan hasilnya langsung pada Chan.

"Benar positif?" Tanya Chan. Dia terdiam melihat hasilnya langsung.

"Aku tidak sangka, ternyata benar. Terima kasih Tuhan" katanya. Dia lalu menyimpannya di dalam klip plastic dan menaruhnya di tas.


"Chan aku mau keluar ya" kata pria itu sambil berjalan ke pintu utama.

"Ke mana? Kau masih sakit diam di rumah" kata pria itu yang saat ini tengah mengetik di laptop.

"Aku sangat ingin jeruk, sebentar saja ya. Di samping ada toko buah" kata Minho. Chan langsung bangun menghampiri istri manisnya itu.

"Aku saja yang beli, kau tidur manis di atas ya" katanya sambil mengusap bahu Minho. Mendapatkan perlakukan manis secara tiba-tiba itu membuat Minho terkejut.

"Kenapa kau? Aneh" kata Minho menatap suaminya.

"Tidak ada, aku hanya tidak ingin orang-orang memandangi wajah cantik mu ini" katanya sambil menjewer pipi Minho. Si manis terkekeh lalu dia mengangguk.

Chan sengaja tidak mengatakan bahwa Minho hamil saat ini, dia hanya mengatakan bahwa Minho anemia karena itu dia pusing dan mual. Minho pun juga tidak terlalu peduli dan percaya saja karena dia tahu Chan itu seorang dokter apalagi dia itu dokter spesial kandungan.

"Hmmm" Minho muntah lagi, dia sekarang duduk di kloset sambil menghela napas.

"Minho ini pesanan mu" kata Chan dari bawah sana. Dia lalu bangun dan turun.

"Ke mana? Aku kan suruh tidur" kata pria Bang itu.

"Aku mau buat jus jeruk, pasti enak" katanya.

"Aku yang akan buat, kau tidur ya. Sekalian aku bawa makanan untuk mu" katanya.

"Aku ingin makan sosis goreng juga" katanya. Chan terkekeh mendengarnya.

"Punya ku tidak mau?" Tanya Chan yang sudah traveling.

"Apa? Kau memangnya punya? Kapan menggoreng?" Tanya Minho. Chan menggeleng pelan sambil mengusap rambut Minho.

"Otak mu ternyata masih suci ya, sana tidur" kata Chan sambil membawa Minho masuk ke dalam.


MY POSESIF PERSON [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang